16.

23.5K 3.5K 783
                                    

MarkChan

Sesuai permintaan Jaemin dan Renjun, Yunho membawa mereka ke rumah sakit terdekat dari kantor polisi. Haechan meringis sendiri saat melihat luka lebam di perutnya dan beberapa luka gores di tubuhnya. Pantas saja dari tadi ia merasakan perutnya sakit, ternyata lebamnya cukup parah sampai Jaemin dan Renjun juga sepertinya ikut merasa sakit saat melihat luka itu. Setelah semuanya selesai, Yunho mengajak mereka untuk makan sambil menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Seperti apa yang aku katakan pada polisi, aku tidak mengingat apapun" ujar Haechan. Mereka sudah selesai memesan makanan yang mereka inginkan dan Yunho mulai bertanya. Sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin Yunho lontarkan, apalagi setelah mendengar penjelasan dokter  mengenai beberapa hal.

"Jadi aku hanya bisa mengandalkan kalian berdua untuk penjelasan" Yunho menatap Jaemin dan Renjun.

"Kami sedang berada di cafe ketika kami melihat Haechan berlari jadi kami memutuskan untuk mengikutinya" Renjun menjelaskan.

"Dan dia masuk ke dalam rumah itu ?" Keduanya mengangguk.

"Haechan bertingkah sangat aneh. Dia masuk ke dalam rumah kaca, mulai menangis dan berteriak di sana sampai seseorang yang sepertinya merasa terganggu datang" Jaemin kembali menceritakan.

"Apakah aku memang melakukan itu ?" Haechan bertanya tidak percaya.

"Ya kau menangis dan berteriak......" Jaemin lalu terdiam, tiba-tiba dirinya tidak yakin apakah harus menceritakan tentang apa yang Haechan teriakan disana. Semuanya membingungkan.

"Kau meneriakan dua nama disana" Renjun memulai. Jaemin menatap Renjun tidak percaya, apa Renjun akan mangatakan itu begitu saja ? Tapi memang apa ruginya untuk Renjun ? Sementara Jaemin sudah memikirkan kemungkinan dari kejadian ini. Semuanya samar-samar tapi jelas dan pikirannya terus menuju ke arah sana. Saat itu makanan mereka datang dan Haechan yang merasa sangat lelah dan lapar mulai menyantap makanannya tanpa menunggu bahkan instruksi dari Yunho, tidak sopan tapi Haechan tidak peduli. Dan saat itu Yunho bisa melihat sendiri apa yang dokter itu katakan padanya sebelumnya saat memperhatikan tangan kanan Haechan yang memegang sendok. Sepertinya dirinya ingin menangis.

"Siapa nama itu ?" Yunho memilih untuk bertanya daripada terjebak dalam banyak skenario di pikirannya sendiri.

"Hyuckie dan Mark" Renjun menjawab. Haechan lalu berhenti memakan makanannya dan menatap Renjun aneh ?

"Mark ? Kenapa aku meneriakan nama Mark ? Dan siapa Hyuckie ?" Haechan bertanya bingung.

"Ya mana kami tau. Kau yang teriak" Jaemin menjawab walaupun dirinya sudah memiliki jawaban sendiri di kepalanya.

"Baiklah terima kasih kalian berdua. Makanlah" ujar Yunho. Renjun dan Jaemin menunduk kepalanya dan berterima kasih sebelum akhirnya menyantap makanan mereka.

Bagaimana ini ? Rasanya Yunho ingin menangis setelah mendengar semua ini.

"Aku permisi ke toilet" Haechan berdiri dan Renjun langsung mengikuti.

"Aku juga" Haechan menatap Renjun aneh tapi Renjun malah dengan cepat menarik tangan Haechan menuju kamar mandi restoran.

"Aku yakin kau tidak merasakan aneh atau apapun tapi ini" Renjun mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan mata Haechan membesar ketika melihat apa yang Renjun keluarkan, jari manis kayunya. Kenapa Renjun bisa memilikinya ?

"Hebat sekali tidak ada yang sadar diantara kalian, bahkan Jaemin tidak menyadarinya. Ini terjatuh di rumah kaca tadi" Haechan langsung menerima jari kayu itu dari Renjun dan mencari plester di saku celananya agar bisa menempelkannya lagi.

[END] [MARKHYUCK] LOSTWhere stories live. Discover now