Desires🔞 (Part 2)

443 45 59
                                    


.
.
.

Ruangan ini cukup sunyi

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


Ruangan ini cukup sunyi. Hanya terdengar sayup-sayup dari keriuhan pesta di lantai dasar. Mengangkat tirai bermanik-manik yang terpampang di depan mata, udara harum dan wangi kemudian menyapa wajahnya dengan seketika. Dengan segera ia sampai di sebuah aula besar di kamar itu. Bagian dalam aula itu ditutupi oleh sebuah karpet berwarna putih salju yang terbuat dari bulu binatang buas yang tidak dikenal. Kamar tidur ini penuh dengan nuansa perak dan emas dan juga warna cerah seperti merah yang mendominasi dikombinasikan dengan beludru dan sifon. Tempat tidur dan sofa dihiasi banyak bantal dalam berbagai bentuk. Lampu gantung menghiasi langit-langit kamar menambah kesan eksotis ruangan ini. Sapuan angin yang berhembus melewati jendela besar yang dibiarkan terbuka memperlihatkan pemandangan bulan sabit yang megah. Tirai-tirai sutra halus yang terpasang menari-nari lembut terkena tiupan angin.

Iris hitam Minkyu tertuju pada Yohan yang saat ini duduk bersandar dengan jubah kebesarannya. Mata mereka saling bertemu. Minkyu tersenyum kemudian bangkit menghampiri Minkyu yang masih terpaku. Yohan mengambil tangan kanan Minkyu kemudian berlutut.

"Selamat datang, Yang Mulia," ucapnya tenang namun dengan aksen yang begitu menghormati orang di hadapannya. Minkyu terkejut. Tanpa sadar menarik tangannya dari genggaman Yohan.

"Kau..."

"Salam Yang Mulia Putra Mahkota Jiang Han." Menambah keterkejutannya Yohan menyebut status aslinya begitu saja. Minkyu terpaku cukup lama sebelum mengambil langkah mundur. Dua manik hangatnya mendelik kaget.

"Kenapa kau bisa tahu?" tanyanya lirih. Masih tak percaya bahwa akan ada yang mengenali statusnya. Yohan tersenyum lembut. Mengambil jarak mendekat dan mengelus pipi halus Minkyu dengan kehati-hatian juga penuh damba.

"Jangan takut Yang Mulia. Aku tidak akan melakukan hal buruk padamu."

"Bagaimana kau tahu kalau aku dari Jiang Han?" tanya Minkyu mendesak. Maju satu langkah mendekat hingga jarak di antara mereka semakin menipis. Yohan kembali tersenyum. Menuntun Minkyu untuk duduk di sofa panjang di dekat jendela. Mengelus tangan putih tanpa cacat itu menenangkan.

"Yang Mulia tidak mengingatku? 5 tahun yang lalu, di Kerajaan JiangHan, pemuda berbaju merah yang memberikan bunga putih padamu di paviliun JiangHan?" Minkyu tersentak. Menatap mata hitam Yohan dalam-dalam. Mencari potongan memori yang tersimpan di benak.

5 tahun lalu?

Minkyu terus berusaha mengingat-ingat hingga satu memori mengejutkannya. Dia ingat. 5 tahun lalu, ada seorang pemuda yang ia tolong karena terluka akibat perjalanan jauh dan merawatnya di JiangHan. Mereka cukup banyak bertukar obrolan saat itu dan kemudian menjadi dekat. Hingga pemuda itu memberinya sekuntum bunga putih bersih dan dengan malu-malu mengatakan kalau ia akan melamarnya suatu saat nanti. Pemuda itu meminta Minkyu untuk menunggunya. Menunggunya untuk menjadi cukup kuat hingga bisa menjaga Minkyu.

Pemuda itu bahkan mengikatkan benang merah di jari manisnya tanda pengikat. Saat itu Minkyu hanya tertawa kecil. Tak menyangka bahwa ucapan pemuda itu bukanlah impian kosong semata.

ᴅᴇꜱɪʀᴇꜱ [ʜᴀɴᴋʏᴜ]Место, где живут истории. Откройте их для себя