BAGIAN 1

1.5K 71 24
                                    

Rembulan bersinar terang di atas langit malam tanpa bintang. Tidak membentuk bulatan sempurna namun jika dilihat dari sinarnya, tidak lama lagi bulan purnama akan tiba.

Suasana mencekam malam itu, pohon-pohon bergoyang tertiup angin. Suara serangga malam terdengar bersahut-sahutan, menambah kesan kelam.

Sesosok wolf tengah berjalan seorang diri menembus lebatnya pepohonan di hutan belantara. Hidung tajamnya terus mengendusi sekitar. Tak ada aroma aneh yang dia cium selain aroma bangsanya. Namun, di sinilah letak keganjilannya, sang wolf yakin malam ini dia berpatroli seorang diri, di hutan yang menjadi perbatasan antara wilayah pack mereka dan perkampungan manusia. Lantas, kenapa aroma sesamanya begitu menyengat tercium di area yang dia datangi ini? Mungkinkah ada wolf lain di sana? Sang wolf pun memutuskan untuk mendatangi sumber aroma ini tercium indera penciuman tajamnya.

Dengan waspada dia menelisik sekeliling, dia berjalan perlahan dan penuh kehati-hatian. Sebagai warrior, dia memang terlatih untuk berhati-hati dan waspada dalam berbagai kondisi, terlebih jika sedang melakukan patroli seperti ini.

Langkahnya terhenti di sumber aroma itu paling menyengat, kedua matanya bergulir ke sekeliling. Ini aneh ... dia tak melihat satu pun rekannya di sini. Diyakininya dia hanya seorang diri.

Sang wolf pun berbalik badan, hendak kembali melakukan patroli. Namun, kejadian tak terduga menimpanya.

Tanpa sempat menghindar ataupun melakukan perlawanan, dia merasakan beberapa benda dilemparkan ke arahnya. Rasa panas bagai terbakar api dia rasakan, rupanya benda yang dilemparkan padanya adalah rantai perak, suatu benda yang menjadi kelemahan bangsa werewolf, perak.

Sang wolf meraung kesakitan, terlebih saat rantai-rantai perak itu semakin kuat mengikat dirinya. Tiga sosok manusia bermunculan dari semak-semak, aroma tubuh mereka sama persis dengan aroma bangsa werewolf. Tentu saja karena mereka bukan orang sembarangan, mereka adalah werewolf hunter yang sudah berpengalaman menghadapi bangsa werewolf. bahkan demi memanipulasi keberadaan mereka, mereka melumurkan darah werewolf ke sekujur tubuh.

Sang wolf berontak mencoba melepaskan diri dari ikatan. Akan tetapi, seiring gerakannya, rasa sakit itu terasa semakin menyiksa.

" Tembak kakinya." Salah seorang werewolf hunter memberikan perintah pada rekannya.

Wolf yang hendak mereka tangkap ini tak hentinya melakukan perlawanan. Terus memberontak dan mereka akan berakhir tak kuasa menahan lagi jika tak melakukan tindakan.

Werewolf hunter yang lain tengah memegang senapan laras panjang, memicingkan mata guna memfokuskan sasaran tembaknya. Bunyi letusannya tak terdengar karena senapan dilengkapi dengan peredam suara. Sebuah peluru perak meluncur cepat, tepat mengenai betis sang wolf.

Akhirnya wolf itu tak sanggup lagi melakukan perlawanan, dia tumbang dengan lubang di kakinya yang terus meneteskan darah. Napasnya terengah, perlahan namun pasti wolf itu pun memejamkan mata. Dia kehilangan kesadarannya.

***

ALPHA'S FATEWhere stories live. Discover now