e i g h t

3K 389 21
                                    

Namjoon baru saja selesai membaca buku dari pengagum rahasiannya. Entah siapa yang memberikannya tetapi ia sangat berterimakasih karena buku ini adalah salah satu karangan dari penulis yang ia suka. Buku ini menceritakan dimana seseorang yang sangat mencintai sahabat kecilnya tetapi ia tidak berani untuk menyatakannya, ia tidak ingin merusak persahabatnnya, yang menjadikannya harus merelakan pujaan hatinya untuk orang lain. Disana diajarkan bahwa mencintai tidak harus memiliki. Klise cerita tersebut, tetapi ia sangat menyukai pembawaan karakter serta penulisan si pengarang ini.

Namjoon segera merapikan tasnya dan kembali ke kantornya, karna ini sudah pukul 3 sore. Ia harus bertemu dengan Hoseok untuk tanda tangan kontrak kerjasama perusahaannya.

Butuh 30 menit untuk sampai di kantornya dari apartement Jimin. Ya, sekarang Namjoon resmi menjadi kekasih Jimin.

"Namjoon, dimana?"

"Ini Aku sedang di lift, tunggu sebentar"

"Aku sudah diruanganmu ya, cepat Namjoon aku harus pergi menjemput Y--"

Sambungan telphone tersebut dimatikan secara sepihak oleh Namjoon. Pasti Hoseok sedang menggerutu sekarang.

Namjoon membuka pintu ruangannya dan benar saja sudah ada Hoseok disana yang sedang duduk sambil bermain dengan handphonenya.

"Ini yang harus ditanda tangani, dibaca dulu dengan teliti"

"Astaga aku baru sampai, tolong berikan aku napas dulu"

"Oh kau mau aku beri napas buatan?"

Namjoon memukul kepala Hoseok menggunakan file yang diberikannya. Ia sudah gila.

Namjoon membawa file tersebut kemejanya dan duduk disana, membaca dengan teliti bentuk kerjasama yang diberikan. Sampai matanya melihat selembar kertas di samping laptopnya.

"Namjoon, kau punya pengagum rahasia? Wah hebatnya temanku ini"

Hoseok ikut membaca kertas tersebut.

"Ya! Namjoon, kau membuat patah hati seseorang. Jahatnya dirimu"

"Aku tau selama ini dia menyukaiku, tapi aku tidak tau dia itu siapa. Bahkan dia sendiri tidak memberitahukan namanya. Ia hanya mengirimkan kertas kertas ini setiap harinya. Bahkan ini dalam bentuk ketikan"

"Tapi kau penasaran tidak?"

"Sangat"

"Siapa ya kira-kira, pasti tidak jauh dari karyawan kantor ini. Tidak mungkin ia bukan karyawan disini, karna dia hampir setiap hari mengirimkanmu ini dan tau ruanganmu"

"Tapi kira kira siapa?"

"Sekertarismu?"

"Ya! Sekertarisku sudah menikah!"

"Hehe hanya menebak, mungkin saja Hyejin"

"Ah tidak mungkin"

"Terus siapa ya, aku jadi penasaran. Coba sesekali kau membalas kertas ini, buat tulisan seperti ini juga dan taruh diatas mejamu, pasti keesokan harinya ia akan memberikanmu kertas lagi kan? Mungkin ia dapat membacanya"

Namjoon berpikir itu sebuah ide yang bagus, ia dapat meresponnya. Setidaknya mengucapkan terimakasih atas hadiah dan makanan yang pernah diberikan waktu itu. Ia menyetujui saran Hoseok. Setelah ini ia akan membuatnya.

"KIM NAMJOON CEPAT TANDA TANGANI ITU! YOONGI SUDAH MENGAMUK"

"Ah kucing itu berisik sekali"

"Tapi dia manis tau, untung dia hanya milikku seorang"

"Brisik! Sana pergi hush, bawa ini filenya"

Namjoon menyerahkan file yang sudah ia tanda tangani ini kepada Hoseok. Hoseok pun segera keluar dari ruangannya.

Sekarang Namjoon berdiam diri dan memikirkan apa yang harus ia tulis pertama tama. Menyapanya? Mengucapkan terimakasih? Meminta maaf? Atau bertanya selama ini siapa yang mengirimkan kertas tersebut.

Namjoon mengambil selembar kertas dan segera menuliskan semua yang ia pikirkan.

---
Hai, maaf aku baru update. Aku lagi suka bikin drabble di twitter sampe lupa belum ngelanjutin words:(. Ada yang mau berteman sm aku ditwitter kah? -sa

WORDS [NAMJIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang