kindly fuckboy

1.8K 139 43
                                    

.


Dalam sedikitnya sembilan kasus dari sepuluh, faktor disukai atau tidak disukai itu relevan, dalam hal ini Taeyong tidak tahu apakah dia merasa puas atau tidak setelah terjun kepada fikiran kacau yang terus menerus timbul tenggelam didadanya. Bukan dirinya sekali.

Mungkin karena apa yang dia alami dua hari lalu;

Dalam kasus ini anggap saja saat seniornya di kantor, nyonya Lee, memanggilnya ke rumahnya untuk merampungkan pekerjaaan bersama, sambil menghapuskan sifat paranoid bahwa pekerjaaan akhir-akhir ini menumpuk sehingga urusan kantor harus dibawa ke tempat isitirahat, di ruang tamu sambil menikmati seduhan kopi yang pahit di lidah untuk membuat mereka terjaga.

Seniornya, wanita berusia empat puluh lima tahun itu memuji kemajuannya, sambil memberikan saran spesifik tentang bagaimana dia dapat mengerjakan pekerjaannya dengan lebih baik.

Jika dia menyetel kembali saluran fb dan mendengar bunyi seperti ini.

"Pekerjaanmu bagus Lee Taeyong aku berharap keberuntungan berpihak padamu karena aku sesungguhnya tidak mau memberikan tender ini kepada orang lain yang tidak begitu kompeten..." dan sebagainya. Dan sebagainya

Lalu wanita itu pergi ke dapur dengan membawa gelas kosong sambil bergumam bahwa kopinya terasa hambar, meninggalkannya sendirian di ruang tamu, dia tidak bergeming dan ujung mata melirik pada daun pintu lebar yang menimbulkan suara saat beberapa sandi ditekan.

Awalnya hanya akan acuh, tapi setelah beberapa saat, dia mendongak dan bertemu pandang dengan seorang pemuda kuliahan dengan segenap penampilan boyish yang sangat menarik.

Pemuda itu memiliki perawakan mungil untuk ukuran cowok di Korea, ditambah dengan badan yang kurus terbalut kaos dan kemeja flannel, sepatu kets, rambut undercut, piercing, tampak seperti berandal yang sangat manis.

Dengan wajah mengkerut, pemuda itu melihatnya tidak ramah, menelitinya dari atas sampai bawah dengan lancang sampai dia mendongak dan mengangkat satu alisnya yang sempurna.

Mungkin penampilan khas eksekutif mudanya terlalu mencolok dan Taeyong tampak terlalu percaya diri hingga rasanya dadanya bergolak kesal saat si pemuda menyeringai kearahnya penuh ejekan.

"Tch, pacar baru ibuku" ucapnya.

Taeyong mengerutkan keningnya, dia tidak pernah berusaha menjadi orang baik, dia hanya selalu memastikan perbuatannya benar, tapi dia tahu bagaimana membedakan positif dan negatif.

Dan reaksi pertamanya pada pemuda itu? Negatif.

"Oh, Ten sayang, kau sudah pulang?"

Mata kucing itu menyeret pandangan darinya kepada wanita yang tersenyum hangat.

"Hmm"

"Kau sudah makan? Ibu akan-"

"Aku sudah makan, sekarang aku akan ke kamar"

Dengan menyandang ransel di satu bahu, pemuda itu melenggang menuju tangga, mengabaikan dua orang yang menilainya berbeda dan masuk kekamarnya.

Pandangan Taeyong beralih dari lantai atas tempat pemuda itu menghilang kepada atasannya saat mendengarnya menghela nafas, wajah putih bersihnya tampak kuyu seperti kayu yang lapuk diselimuti beban yang menjamur dan basah.

"Maaf atas sikap anakku, Ten memang seperti itu" ucapnya sambil duduk kembali dihadapannya.

Taeyong berdehem "Tidak masalah, saya mengerti dia masih begitu muda"

Little Darling (Taeten)Where stories live. Discover now