●04: Kakak badut

3K 463 29
                                    

Hari ini [Name] harus ikut Samatoki ke Ikebukuro. Samatoki ada klien di sana. Kenapa [Name] tidak dititipkan lagi? Jawabannya, Samatoki kapok sama yang namanya baby sitter. Minggu kemaren, baby sitter sewaan Samatoki hampir merampok di rumahnya. Untung Samatoki peka dengan isi rumahnya. Masalahnya, Samatoki tidak masalah jika rumahnya dirampok. Toh, anak buahnya bisa dengan mudahnya menangkap si perampok nanti. Namun, yang jadi taruhannya adalah [Name]. Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan putri kecilnya?

Samatoki tendang ke neraka saja tidak cukup untuk membayar apa yang orang itu lakukan terhadap [Name]. Jadi, selama ia masih bisa menjaga [Name], ia akan membawa anak manisnya itu kemanapun ia pergi. Sebenarnya Samatoki ogah sekali membawa [Name] ke Ikebukuro. Takut anak manisnya nanti ketemu si baby sitter gadungan waktu itu. Bahaya nanti kalau dibawa kabur.

Tapi mau bagaimana lagi, pekerjaannya tidak bisa pindah tempat. Sepanjang melakukan transaksi, [Name] terus berada di gendongan Samatoki. Beberapa orang yang melakukan transaksi dengannya sempat mencoba membujuk [Name] dengan permen mereka, agar gadis kecil itu mau bermain dengan mereka. Namun kemudian mereka mengurungkan niatan mereka begitu melihat raut wajah Samatoki yang seolah ingin memakan mereka hidup-hidup.

Selama pertemuan juga [Name] baik-baik saja, tidak rewel ataupun menangis ketakutan. Samatoki sama sekali tidak merasa repot membawa [Name]. Selesai melakukan transaksi, Samatoki membawa [Name] menuju taman. Ia menurunkan [Name] dari gendongannya ketika menemukan kursi taman. Samatoki memilih duduk di kursi itu, membiarkan [Name] melihat-lihat di sekitarnya.

"Jangan jauh-jauh [Name]!" peringat Samatoki.

[Name] mengangguk kecil. Samatoki tiba-tiba mendapat telepon dari bosnya. Pria itu memilih menjauh sedikit dari [Name] saat menerima telepon. Tanpa Samatoki sadari [Name] telah pergi cukup jauh darinya, tertelan kerumunan orang-orang. Selesai menelepon, Samatoki menoleh ke belakang. Wajahnya memucat saat tidak menemukan keberadaan [Name] dimana pun.

"[NAME]!!"



※Daddy Sugar※

Taman Ikebukuro dipenuhi macam-macam pasangan dan keluarga yang tengah berlibur. Padahal matahari tengah berada tepat di atas kepala mereka. Cahayanya begitu menyengatnya, membuat siapa saja merasa kegerahan. Begitu pula dengan pemuda yang tengah menjadi badut dengan kostum beruangnya.

Melepaskan topeng di kepalanya, Jiro mengusap peluh di dahinya. Tangan kanannya memeluk sebuah topeng kepala boneka di pinggangnya. Panasnya hari membuat Jiro tak henti-hentinya mengeluarkan umpatan. Rasanya pengap sekali berada di dalam kostum beruang ini. Seandainya ia tak memerlukan uang lebih untuk mengganti konsol game Saburo, ia takkan mau berpanas-panas di tengah taman seperti ini. Jiro kembali memasang topengnya saat mendengar teriakan bosnya di dalam stand.

Dengan hati yang dongkol, Jiro berusaha menarik minat pembeli. Jiro menghentikan kegiatannya saat merasakan celana kostumnya ditarik-tarik. Kembali membuka topengnya, Jiro mendapati anak kecil bersurai cokelat yang dikuncir twin tail tengah menatapnya dengan binar bahagia. Kedua tangan anak itu teracung ke atas berusaha menggapai Jiro. Sepertinya ia minta gendong.

"Paman Badut!" panggilnya dengan semangat.

Jiro membatu. Apa setua itu wajahnya jadi di panggil paman? Padahal selama ini ia menganggap anak tetangga memanggilnya begitu karena ingin menjahilinya. Sekarang anak kecil ini memanggilnya 'Paman'. Aduh, hati Jiro jadi sakit mendengarnya.

Tapi tunggu dulu, anak kecil ini sendirian. Kemana orang tuanya? Jiro menatap sekitarnya, tak ada satu pun orang tua yang menunggui anak ini. Jiro berjongkok, menyamakan tingginya dengan anak itu.

Daddy Sugar (Samatoki)Where stories live. Discover now