Who Are You?

1.8K 197 19
                                    

Author: CattleyaLian

*Stay by my side, then I will not let others hurt you*

*******

DERINGAN gawai seseorang yang tergeletak di atas meja begitu saja itu menginterupsi sosok yang tengah duduk termenung pada mini bar miliknya. Sosok itu hanya menatap panggilan itu dengan datar, ia memutar-mutar gelas wiskinya sebelum dalam hitungan beberapa waktu baru mengangkatnya, ketika panggilan itu terulang selama dua kali. Suara rendah nan teduhnya yang pertama kali terdengar tanpa mengucapkan satu kata pun.

"Heummm."

"Ini aku."

Sosok itu menyesap wiskinya perlahan, sebelum mengulum senyumnya misteriusnya, "Ada apa?"

"Cek emailmu, ada pekerjaan. Kau harus bisa menyelesaikannya dalam waktu satu-dua minggu."

"Kenapa terlalu terburu-buru?" Jemari pria berkulit tan itu mengetuk-ngetuk meja dengan tenang, "kau sudah pastikan semuanya?"

"Ya dan aku sudah mengirimkannya secara lengkap. Klien kita ingin mantan kekasihnya meninggal sebelum acara pertunangan, tugasmu bunuh dia tapi kali ini dengan cara yang rapi."

Pria itu menaikkan salah satu alisnya, "Kapan aku tidak melakukannya dengan baik?" Ia melangkahkan kakinya pada laptopnya yang menyalah, membuka apa yang di kirimkan sosok pada seberang teleponnya, "bagaimana dengan bayarannya?"

"Kau pasti akan menyukainya."

"Baiklah, aku akan memastikannya dulu nanti."

Setelah mengatakannya, sosok pria itu melangkahkan kakinya ke arah kamar mandinya, membasuh wajahnya pada menggunakan air yang mengalir dari keran di atas wastafelnya, pandangannya terarah pada cermin besar pada hadapannya. Singto--sosok tadi membiarkan air yang menetes pada beberapa sisi wajahnya tanpa ada niatan untuk mengusapnya, sembari mengulum senyuman misteriusnya.

*******

Hingga kini berada di sinilah Singto, menunggu sesosok pria yang ingin dirinya incar, meskipun hampir beberapa lama waktu yang terlewati sosok itu tak kunjung keluar, sampai 3 jam Singto mengamati mansion mewah pada pusat kota Bangkok tersebut barulah ada sosok pria ber-jas biru yang keluar dari sana, ia melangkahkan kakinya mendekati Pininfarina merahnya, pria itu masuk ke dalam kendaraan merahnya sebelum melajukannya dengan kecepatan sedang, melihat hal itu ia langsung mengikutinya, mencoba mencari cela tentang pria itu. Singto kira sosok yang akan menjadi targetnya itu pria kaya dengan penjagaan ketat. Namun, ternyata ia salah. Tidak ada yang spesial darinya. Ia sama seperti pria kebanyakan, hanya barang-barang yang ia pakai saja yang membedakan levelnya.

Pininfarina yang pria itu tumpangi menepi pada gedung perkantoran, Ia hanya menunggu sosok itu yang memasuki gedung perkantoran, sembari membaca banyak hal tentangnya, hingga Singto bisa menganalisis kemampuan sang Incaran nanti.

Namanya Krist Perawat, itu yang Singto tahu dari data yang ia dapatkan. Pria itu berumur tak berbeda jauh darinya, tetapi tidak ada hal menarik darinya, sungguh segalanya terkesan sempurna dan Singto muak pada seseorang yang seperti itu.

Membunuh adalah pekerjaan yang harus ia lakukan, ini adalah hal yang paling bisa Singto kerjakan. Entah mengapa bisa ia terjerumus pada sesuatu seperti itu, segalanya terjadi begitu saja. Apa yang bisa orang buangan sepertinya kerjakan? Tidak perlu memikirkan risiko yang terlalu tinggi karena setiap pekerjaan pasti punya tingkat bahayanya sendiri, tak semuanya harus ada di batas aman. Ini realitas hidup yang tidak bisa di hilangkan. Lurus ataupun berbelok segalanya memiliki konsekuensi.

Who Are You?Where stories live. Discover now