,δύο

32 8 31
                                    

          Kehadiran sosok asing yang tiba tiba muncul dalam keluarga kecilku membuatku yang awalnya nyaman menjadi tersiksa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

          Kehadiran sosok asing yang tiba tiba muncul dalam keluarga kecilku membuatku yang awalnya nyaman menjadi tersiksa. Bundaku, kembali menjalankan upacara sakral yang orang kerap kali sebut dengan pernikahan. Sungguh, sebenarnya diriku senang mendapat figur ayah baru. Akhirnya aku bisa lagi bermain, belajar, dan bergurau bersama sesosok ayah. 

          Memang, ekpektasi tak sejalan dengan realita. Aku bahagia, sangat bahagia ketika mendengar tangis pertama adik kecilku. Kehadirannya hanya sejenak menghantarkan tawa dalam keluarga kecil kami. Hingga semua tawa menjadi teriakan penuh amarah. Sosok ayah baru kami sangat sentimental, keras kepala, kasar, dan sikapnya yang baik hanya untuk menutupi sifat aslinya yang menjijikkan. Tidak, ini bukan hanya dari sudut pandangku aku dapat berkata seperti ini. Bahkan nenek tersayang ku berkata seperti itu.

          "KANG SOMI!! SUDAH BERAPA KALI KUINGATKAN ! KAU SUDAH CUKUP TUA UNTUK BERMANJA DENGAN IBUMU!!"

          "apa yang salah memangnya ayah? hanya menginginkan pelukan hangat dari ibuku sendiri? masalahkah itu"

plak

          satu tamparan panas mengenai pipiku. Dengan perasaan kalut, aku menatapnya dengan penuh sorot kekecewaan.

          "KAU SUDAH CUKUP PUAS DULU MENDAPAT SEGALA PERLAKUAN ITU! ADIKMU HINGGA MENGALAH DENGANMU!"

          "h-hiks.. aku hanya ingin memeluknya ayah!!! dengar, namaku jeon! bukan kang!"

bugh

          "beraninya kau!"

          "sudah ! hentikan!!!" Bundaku yang sedari tadi diam menyimak kini bereaksi dengan berteriak histeris sembari meleraikan aku dan ayah.

          "h-hiks hiks...bunda...." Aku menangis dengan keras ,kemudian berjalan tergesa-gesa menyusuri tangga menuju kamarku

***

          yah.. seperti inilah hari-hariku...tiap harinya.. .Bermandi kekecewaan, kemarahan, dan kesakitan. Tidak, aku tidak menyalahkan Kang Hyewon untuk ini. Oh iya! Kenalkan, adik lucuku bernama Kang Hyewon. Adikku sangat cantik dan sangat mirip denganku hehe... . Aku berharap adikku tumbuh dan berkembang dengan baik. Aku sangat menyayanginya.

***

          di saat sedang bundaku tidak ada di rumah. Perlakuan ayah kepadaku 180 ° berbeda saat berhadapan dengan bundaku. Aku bukan tipe anak yang membangkang sebenarnya. Garisbawahi itu. Ayah memperlakukanku seperti pembantu. Tidak, aku tidak salah kira. Memang, dia memang memperlakukanku seperti itu. 

         bahkan ketika aku tidak sengaja menyenggol gelas air minumnya. Aku dipukul, dikunci di kamar mandi atas, dan tidak diberi makan malam. Padahal aku tidak sengaja menyenggolnya dan membuat isinya tumpah mengenai bajunya. Aku khawatir, Hyewon akan bernasib sama sepertiku.

***

        Tapi dugaanku salah 100%. Hyewon diperlakukan dengan sangat baik. Aku sangat bersyukur akan hal itu. Tak apa lah, aku diperlakukan seperti ini. Asal bukan adikku. Jika ada seorang bahkan sekelompok orang berani atau bahkan sedikitpun menyakiti adikku, aku akan maju paling depan menghajarnya. Jangan salah ya, aku adalah atlit taekwondo di negaraku. Aku akan menjaga adikku seperti aku menjaga negaraku.

***

          hari-hariku semakin buruk saja. Lebih buruknya lagi, hidupku berubah. Tak ada peyemangat, pemberi kasih sayang, dan pendukungku lagi. Bundaku, satu-satunya orang yang dapat menyayangiku telah berpulang, kembali kepada Yang Kuasa. Tangisku tiada henti membuncah. Aku ingin bahagia. Sekali saja.

          "hey! Pemalas! cepat kau ambilkan aku sarapan! Jangan menangis terus seperti gembel! Sekarang sudah tak ada lagi ibumu!"

          "i-iya"

         dan ya... Kalian tau? ternyata selama ini ia hanya menginginkan harta bundaku. Cih, seperti drama indosiar saja hidupku ini. Tapi kenyataannya memang seperti ini. Ketika aku lulus kuliah dengan mendapatkan ipk 3,95. Ayah hanya bisa mencemoohku. Mengatakan itu hanya keberuntungan saja. Padahal, mati matian aku belajar untuk itu. 

***

         aku bekerja di sebuah cafe di dekat sungai han. Aku tidak lagi bisa menggatungkan hidup. Aku harus membiayai kuliah Hyewon dan mencukupi kebutuhan sehari-hari kami. 

         "hey! Daehwi-ya! Cukup ya untuk hari ini. Waktu jagaku sudah habis. Aku harus pulang untuk membuat makan malam" Aku berkata pada sahabat--jaman orok---- terbaikku. Kami sudah bersahabat cukup lama. 

          Lee Daehwi, lelaki berparas manis, periang, dan imut itu selalu siap sedia mendengarkan keluh kesahku. Ia pernah bercerita padaku kalau ia menyukai seorang lelaki. Tetapi, ia tak pernah menyebut namanya. Daehwi hanya berkata, "Si Kim itu tampan sekali huhuhu... dia manajer tertampan yang pernah kutemui." Begitulah, Daehwi mengatakannya padaku.

tbc

***

kiw kiw balik lagi hiyahiya

maap lama bgt ya h3h3

alurnya aneh

plotnya aneh,maaf ya 

aku lagi(sok)sibuk hehe

luv y'all

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm Not Cinderella ; Jeon SomiWhere stories live. Discover now