Malam 2

297 28 24
                                    

"Tau ga sih, apa beda nya matahari ama bulan?" Tanya Wendy Son pada sang sahabat karib yang terkenal akan 94Line nya di kampus nya.

"Ya beda lah, mba Wen cantik. Matahari tuh bisa bersinar sendiri tanpa bantuan apapun.-

"Sedangkan bulan, dia butuh matahari untuk bisa bersinar." Jelas Kang Seulgi.

Mereka berdua pun berjalan dengan
santai di area taman Senopati di malam yang cukup dingin di pusat kota Jakarta ditemani ice cream coklat favorit mereka.

"Nah. Itu gua, Seul." Ucap Wendy.

"Maksud nya?" Wendy pun terkekeh.

"Lu itu matahari gua, Seul. Lu sumber cahaya gua. Gua butuh lu selalu untuk bisa tetap bercahaya, Seul." Ucap Wendy tulus. Di pipi Seulgi pun muncul semburat merah.

"Ihh, Weeenn. Lu ngegombal?? Malu gua di gombalin. Anjir, lu."

"Bulan adalah penerang di dalam kegelapan malam. Padahal, kalo ga ada matahari, bulan itu bukan apa apa.-

"Begitu pun gua kalo ga ada lu, Seul."

"Mba Weenn. Siapa yang ajarin lu ngegombal gini, sihh??? Jadi enak nih gua." Ucap Seulgi heboh.

"Ihh. Seneng ya gua gombalin?" Tanya Wendy. Seulgi pun tak menjawab dan hanya terkekeh.

"Gua rela kok, Seul gombalin lu seumur hidup gua asal lu mau terus jadi matahari nya gua." Ucap Wendy lagi.

"Anjir, lah. Malu gua di gombalin mulu." Balas Seulgi. Wendy pun hanya terkekeh dan kembali menjilati ice cream nya yang sudah mencair.

"Kok diem?" Tanya Seulgi seraya menoleh ke Wendy.

"Seneng lu ya, gua gombalin." Balas Wendy. Seulgi pun menatap Wendy yang masih asik menjilati ice cream nya.

"Ngapa? Ice cream lu masih banyak, noh. Jangan ambil punya gua." Ucap Wendy yang menyembunyikan ice cream nya dari Seulgi. Seulgi pun tersenyum seraya menggeleng singkat.

"Bulan nya indah." Ucap Seulgi.

"Emang. Indah banget." Balas Wendy seraya menatap ke langit.

"Bintang nya cuma sedikit malem ini. Mungkin lu lagi cantik cantik nya. Makanya minder tuh bintang bintang." Ucap Wendy yang masih saja menatap langit.

"Ck,-

"Lirik lagu nya Payung Teduh kan itu,-

"Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan." Balas Seulgi.

"Ga romantis, ah. Lirik lagu orang main lu comot ae, Maemunaah." Tambah Seulgi.

"Anjir. Maemunah nama alm guru SD gua, jingan." Sahut Wendy yang langsung menoleh ke Seulgi.

"Serius??" Tanya Seulgi tak percaya.

"Iya. Sumpah." Jawab Wendy.

"Gua tuh sebener nya ga tertarik sama sekali sama hal hal berbau astronomi. Basi aja menurut gua, Seul.-

"Tapi lagi gua SD, alm guru gua-

"Maemunah?" Potong Seulgi.

"Bukan. Pak Hidayat-

"Guru SD lu udah pada meninggal? Sedih amat." Potong Seulgi. Wendy pun menatap Seulgi gemas.

"Lu SD berapa tahun??" Tanya Wendy cepat.

"6 tahun." Jawab Seulgi tak kalah cepat sambil terus menjilati ice cream nya.

"Guru lu ada berapa?" Tanya Wendy lagi.

"Banyak." Jawab Seulgi secepat kilat.

"Nah. Samaa, Bambang." Balas Wendy gemas.

"Bambang ini nama alm guru lu juga?" Tanya Seulgi polos.

"Persetan. Pusing gua." Balas Wendy kesal. Seulgi pun terdiam. Ia terlihat hanyut akan pikiran nya.

"Guru guru nya Wendy kasian, ya." Batin nya.

"Lanjut cerita ga, nih??" Tanya Wendy tiba tiba.

"Lanjut, lanjut." Jawab Seulgi antusias.

"Jadii,-

"Gua tuh dulu ga tertarik ama astronomi. Dan pas gua kelas 6, alm guru gua cerita soal komet Halley.-

"Kek nama vokalis nya Paramore, njir." Potong Seulgi.

"Itu Hayley. Ini Halley, cantik." Jelas Wendy.

"Jadi, komet Halley itu muncul tiap 76 tahun sekali. Pas alm guru gua ngejelasin, itu tahun 2009 an.-

"Kata alm guru gua, komet Halley tuh cantik banget. Kalo dia lewat, selalu disertai gugusan bintang. Bapak pengen banget liat komet Halley. Tapi ga mungkin. Komet itu muncul lagi tahun 2061. Jadi mustahil bapak bisa liat. Kalian harus tetep sehat ya, supaya bisa ngeliat komet Halley. Gua kalo nginget, sedih ih." Ucap Wendy.

"Ketika lu lagi tertarik ama sesuatu, dan ngejelasin hal itu secara spesifik, cantik lu nambah, Wen." Puji Seulgi. Wendy pun menjadi malu dibuatnya.

Dan kembali Wendy menjilati ice cream nya. Dan Seulgi pun menatap nya.

"Paan sihh, liatin muluu. Lu lagian makan ice cream nya buru buru, abis lah tuh ice cream." Ucap Wendy.

Seulgi pun terkekeh.

"Mauuuu..
Pinta Seulgi manja.

"Beli ndiri, tuh. Abang nya belom cabut." Balas Wendy. Seulgi pun menggeleng singkat.

"Trus??" Tanya Wendy bingung.

"Mau nya ice cream yang ada di bibir eluu." Jawab Seulgi.

"Idiihh, anak mama Sunmi udah gede ya sekarang." Tawa Wendy.

"Weeenn, mauuuu." Pinta Seulgi lagi.
Wendy pun terdiam dan menatap Seulgi.

"Would you be my sunshine?" Tanya Wendy dalam.

"Yes. I do, Wen " Jawab Seulgi. Wendy pun mendekatkan wajah nya dan mencium bibir ranum Seulgi. Seulgi dapat merasakan rasa ice cream coklat dan mint dari dalam mulut Wendy.

Bibir Wendy begitu lembut dan dingin. Dan sangat candu. Seulgi begitu menikmati nya.

Bibir mereka saling meresapi satu sama lain. Mereka hanyut dalam kehangatan bibir yang saling tertaut, hingga-

"Yakk!! Ini tempat umum, wooyy." Yup. Si imut Yeri datang dan mengacaukan malam yang indah bagi Wendy dan Seulgi.

Second night,

Done.

…………

Hai.
Sorry kalo ini lagi yang ke update bukan yang lain.
Lagi gabut, ilang ide ama yang lain.
Makanya nyoba bikin selingan gini.
I hope you enjoy it, guys..

Btw jangan heran kalo adegan kissin nye kaga dapet. Gua anak kecil, ga ngerti yang kek gituan. Wkwk

Under The Beautiful Night SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang