Pertemuan

4 2 0
                                    


Dia adalah, Alvin Darrel Lovyno

Nazwa dkk serempak menoleh lalu membulatkan mata mereka.

Bagaimana reaksi mereka tidak begitu. Pasalnya mereka tau betul bahwa Alvin adalah cowo yang dingin dan jutek, terkecuali pada teman-teman dekatnya.

Yang ada dibayangan Nazwa saat ini hanya satu yaitu. Saat Nazwa mengembalikan jas'nya maka Alvin akan membuangnya dan menginjaknya. Ah itu mungkin terlalu berlebihan.

Nazwa kembali menatap cowo tadi, yang diikuti oleh kawan-kawannya "Lo gila, kenapa ga ngomong sama gue kalo ini punya dia!" ocehnya sambil melirik sinis

"Ma-maaf, abis tadi pagi lo langsung lari sih"

"Yeh malah nyalahin Nazwa lagi lo" sahut Fani. Membuat semua mata melihatnya "Nazwa emang salah Fani ku sayang" ucap Freya sambil tersenyum kesal.

"Udah deh Wa, balikin aja nanti lo jelasin sejelas-jelasnya ke dia" saran Adelia.

Nazwa masih terdiam seperti memikirkan sesuatu.

"Lo!" seru Adelia mengagetkan cowo tadi "Bantuin Nazwa buat jelasin"

Cowo tadi menelan ludahnya saat melihat wajah Adelia "Iya Lii-lia" ucapnya yang membuat Adelia mengangkat kerah bajunya "Apa lo bilang Lilia!"

Fani sontak membantu Freya untuk melepaskan tangan Adelia dari kerah baju cowo tadi.

"Del santai oke." ucap Freya sambil menepuk-nepuk pundak Adelia.

"Adelia bukan lilia, ngerti lo!" kali ini Adelia menegaskan sambil menyilang tangannya.

"Iya maaf li-ya" ucap cowo tadi susah payah.

"Tapi kalo dipanggil Lilia lucu juga kayanya, jadi mamalia kan bagus" ucap Fani sambil mengusap-usap dagunya seakan apa yang baru dia ucapkan adalah hal yang benar.

"Ah udah kenapa jadi ngomongin Mamalia" Nazwa mengakhiri sebelum Adelia membalas Fani.

Kemudian Nazwa melirik sebentar Alvin yang sedang duduk sambil mengelap keringat sehabis bermain basket, mengerjapkan matanya dua kali lalu menghela nafas sebelum melangkah maju mendekati Alvin yang tentunya dibuntuti oleh cowo tadi, sedangkan yang lainnya tetap menunggu disini.

Nazwa mendorong cowo tadi saat dia hampir sampai didepan Alvin. Yang nampaknya terlalu kencang atau cowo tadi memang terlalu lemas? hingga dia menginjak sepatu Alvin.

Nazwa membulatkan matanya lalu menarik cowo tadi agar berdiri disamping'nya, dan menelan ludahnya sebelum dia bicara.

"Lo Alvin kan?" bodohnya Nazwa malah menanyakan namanya padahal sudah pasti dia adalah Alvin.

"Mmm, maksut gue ini jas lab lo" Nazwa menjulurkan jas lab yang ada di tangannya.

"Jadi ceritanya tadi pagi, gue pinjem ini sama dia" ucap Nazwa sambil menunjuk cowo yang ada disampingnya. "Terus pas praktek, lo tau Sandra si singa. Dia tiba-tiba numpahin pewarna ke jas lab lo ini dan akibatnya jas lo jadi warna biru dan gue minta maaf banget sama lo karena gabisa jaga jas lab lo dengan baik, gue janji gue akan gan-"

Nazwa menyipitkan matanya "What?- Duh pasti dia marah ya?"

"Maaf ya Nazwa, nanti gue bilangin Alvin deh ya," ucap cowo tadi.

"Ga gaperlu, biar gue aja nanti. Makasih ya." ucap Nazwa lalu kembali ke teman-temannya.

Berjalan sambil menggaruk tengkuknya bingung.

"Wa gimana, ko jasnya masih sama lo?" tanya Fani.

"Dia bilang ga perlu" sahut Nazwa

"Pasti dia marah sama lo"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE SUN FOR ALVINWhere stories live. Discover now