[ᶜᵒᵐᵖˡᵉᵗᵉᵈ] [ᴮᵀˢ ᶠᵃⁿᶠᶦᵏˢᶦ]
Ada beberapa potongan waktu yang seolah-olah ditakdirkan untuk beberapa hal, seperti seperempat waktu untuk bahagia, seperempat lainnya untuk menangis, kebohongan, kejujuran.
Taehyung pikir semua akan baik-baik saja ketika...
Hai! Masih ada yang nyimpen work ini di library tidak? Hihii
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Kenapa Ayah payah dalam banyak hal?" tanya Gyura saat melihat sepatu sang Ayah yang tidak terikat dengan rapih.
"Tali ini? Ayah hanya terburu-buru untuk menjemputmu, Sayang."
"Ayah, Gyura mau Ayah memperhatikan hal-hal kecil disekitar Ayah, jangan ceroboh, jangan membuat Ibu marah karena piring kotor di meja, dan jangan selalu buru-buru menjemput Gyura. Gyura bisa menunggu Ayah dengan teman-teman yang lain," ucap bocah delapan tahun itu sembari memasang sabuk pengaman.
"Sejak kapan anak Ayah jadi begitu dewasa? Apa Ayah melewatkan banyak hal dari pertumbuhan Gyura?"
Gyura malah memamerkan deretan giginya dan menunjuk gigi atasnya yang hilang satu, "Gigiku lepas satu, Ayah bahkan tidak tanya kapan dia lepas."
"Sayang, dengarkan Ayah," ucapnya sambil merengkuh wajah kecil putrinya yang tenggelam di telapak tangan besar miliknya, "Hanya karena Ayah tidak tanya padamu, bukan berarti Ayah tidak tahu."
Taehyung menarik napas sejenak, melihat wajah kusam Gyura yang terlihat sebal padanya, "Hari kamis pukul empat sore, sewaktu kau memakan es batu yang keras dan tiba-tiba gigimu yang sudah goyang lepas. Benar?"
"Oh? Dari mana Ayah tau?"
"Ibu sudah menceritakannya. Dia bercerita sambil mengomel kalau Gyura susah diberi tahu untuk berhenti menggigit es lagi. Jadi, mau berjanji untuk jangan buat Ibu marah lagi?"
Gyura pun bergegas mengangguk dan mengacungkan jari kelingkingnya yang kecil dan disambut oleh kelingking Taehyung.
[]
Edisi pengen nulis Taehyung jadi seorang Ayah kkkk
