Unpredictable

335 43 1
                                    

Tenten dan para perawat lainnyla masih sibuk dengan dekorasi ruangan, sementara Ino dan beberapa dokter menghias dan menata makanan di piring.

"Tenten-chan, apakah Neji-san sudah memberitahu kapan mereka keluar dari auditorium?" Ini masih setia menghias sponge cake di atas meja.

"Neji-kun bilang, sekitar jam sembilan acara di auditorium selesai dokter Ino. Mungkin sekitar 5 menit lagi mereka kesini." Jawab Tenten

Skip time

Neji dan Hinata baru saja keluar dari ruang auditorium rumah sakit. Wajah Hinata sungguh sumringah. Pipinya pun menjadi merah.

Selama perjalanan dari ruang auditorium sampai ke ruangannya, banyak dokter, perawat, dan pegawai rumah sakit yang memberikan ucapan selamat kepadanya. Hinata sampai lelah membungkukkan badan untuk berterima kasih.

Hingga sampailah Neji dan Hinata di depan ruangan Hinata. Ketika pintu dibuka .....

"KEJUTAAANNNN !!"

Semua orang di ruangan itu bersorak bahagia untuk Hinata. Beberapa dokter dan perawat teman dekat Hinata bergantian menyalami dan memeluk Hinata. Hinata kaget dan sangat terharu.

"Selamat ya dokter Hinata! Akhirnya kau terpilih masuk jajaran top team. Aku mewakili para perawat sungguh bangga padamu!" Tenten menyalami Hinata.

Ino yang berdiri di samping Tenten langsung menyenggol lengan Tenten, "Tidak usah sok formal begitu. Sebentar lagi kau kan jadi kakak sepupu ipar Hinata. Bukankah begitu dokter Neji?"

Ino cekikikan menggoda Tenten yang wajahnya memerah. Sementara Neji walaupun wajahnya tetap datar, namun langsung salah tingkah. Neji langsung minum terburu-buru sampai tersendak.

"Akhirnya kau bisa mengalahkan si centil merah itu. Aku yakin sekarang Karin pasti sedang memeras air matanya hingga seember. Hahahaha"

Ino tertawa dengan sangat puas.

"Puas sekali kau tertawa dokter Ino.. aku heran, di saat suara tawamu menggema di ruangan ini, bagaimana bisa tetap ada gendang telinga yang tak terganggu?" Balas Neji.

Semua mata langsung tertuju kepada pria yang tengah terlelap di pojok ruangan. Dia adalah....
.
.
Si jenius Nara Shikamaru
.
.

"Hei kau tuan OSA*, kalau mau tidur di luar saja sana!", Teriak Ino.

Shikamaru bangun dan mengusap wajahnya. Lalu mendatangi Hinata dan menjabat tangannya, kemudian berlalu ke pojok ruangan kembali tidur.

Namun, ketika hendak memejamkan matanya, handphone Shikamaru bergetar. Ia melihat handphonenya, lalu langsung berlari keluar ruangan tanpa mengucapkan apapun.

Semua orang di ruangan itu merasa bingung. Sampai kemudian telpon di ruang Hinata berdering

"Dokter Hinata, ada pasien dari emergency yang harus segera dioperasi!"

Hinata langsung berlari ke unit emergency diikuti Neji. Namun sesampainya di sana ...

"Tidaakkkkkk!!" Hinata berteriak sambil menutup matanya.

Neji yang baru sampai juga terkejut melihat pasien tersebut,

"Sasuke!!!"

Sasuke tergeletak dengan tubuh bersimbah darah.

Skip time

"Neji-nii kumohon biarkan aku ikut dalam operasi Sasuke!" Hinata memohon dengan menggenggam tangan Neji.

"Dokter Hinata, kau harus bersikap profesional. Dalam kondisimu saat ini, kau tidak akan bisa menyelamatkan pasien." Dokter Karin langsung menyela perdebatan Hinata dan Neji.

Neji sebenarnya tidak tega, tapi ia mengamini apa yang dikatakan Karin.

"Hime-chan, apa yang dikatakan dokter Karin benar. Saat ini kondisimy sedang kalut. Kau mungkin tidak akan sanggup menangani Sasuke saat ini. Percayakan Sasuke kepada kami. Duduklah di atas dan berdoalah untuk Sasuke."

Neji mengusap rambut dan memeluk Hinata sebentar sebelum masuk. Hinata pun menangis sesenggukan melihat Neji dan Karin masuk ke ruang operasi.

To be continue

*Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau sleep apnea obstruktif merupakan kelainan yang membuat orang mengantuk sepanjang hari. 

About Him [The Next Chapter]Where stories live. Discover now