05. After Story

1.1K 105 11
                                    

RENJUN X RYUJIN

.

McM

.

Happy Reading

.

Author's POV

.

.

"Ini kehamilan ketigaku!" Ryujin masih meninggikan nada bicaranya. Memerhatikan gerak-gerik Renjun yang menyusun pakaiannya di dalam lemari.

"Lalu? Tidak berarti kekhawatiranku berkurang. Dia tetap putriku." Renjun mendebat, menutup pintu lemari dan berbalik.

Bahu yang semula meninggi kini melemas. "Aku baik-baik saja menunggu di rumah."

Renjun mendekat, mengambil duduk di samping Ryujin. "Ini kehamilan ketigamu. Pengalaman ketigamu menunggu satu minggu sebelum bersalin di ruang VIP."

Ryujin merengut manja "Aku terlihat seperti wanita lemah!"

"Bukan lemah, hanya perlu dilindungi." Renjun menjentik jarinya di dahi Ryujin.

Ryujin mengusap dahinya. "Tidak bekerja?"

"Setelah anak-anak datang, aku akan kembali ke ruanganku." Renjun menatap lamat istrinya. "Ada yang kau inginkan?"

Ryujin tersenyum lebar, ingin membuka suara.

"Aku tak mengizinkanmu pulang." Renjun lebih dulu menyela.

Ryujin menarik napas kasar begitu pula saat menghembuskannya, kepalanya menunduk. "Aku butuh pelukan."

Renjun terkekeh, bersingut mendekati istrinya lalu memeluk. Menepuk pelan punggung sempit itu. "Seingatku saat Daehan dan Manse kau tak semanja ini."

Ryujin memainkan ujung jas dokter Renjun. "Itu karena yang sekarang seorang putri."

"Yakin itu bukan akal-akalanmu saja?"

Ryujin tanpa segan mencubit paha Renjun.

Renjun hanya meringis tertahan. "Bagaimana jika dia seorang putra?"

Ryujin mengangkat pandangan. Bibir merahnya tercebik. "Putra maupun putri, dia tetap anakmu."

Renjun tersenyum tipis, menjatuhkan satu kecupan di atas bibir Ryujin. "Tentu saja mereka anak-anakku."

"Oppa." Ryujin menautkan jemarinya pada Renjun.

"Ada apa?" balasan Renjun selalu lembut saat Ryujin memulai percakapan.

"Kali ini, kau tetap tak ingin menemaniku?" Ryujin mengerjap pelan.

Renjun tidak langsung menjawab, membawa punggung tangan istrinya untuk dikecup. "Sama seperti Daehan dan Manse. Aku tidak akan membedakan anakku."

Ryujin bergeser semakin rapat pada Renjun. "Masih dengan alasan yang sama?"

Pejaman mata sesaat Renjun, bentuk sebuah jawaban tak lisan. "Masih dengan alasan yang sama." Ulang Renjun dalam bentuk pernyataan. "Aku tidak akan pernah sanggup melihatmu seperti itu. Eommanim lebih baik mendampingimu."

Ryujin kembali merengut. "Hanya kau suami yang tak pernah menemani istrinya saat bersalin."

Renjun mengacak rambut kecoklatan Ryujin gemas. "Inginku perkanalkan pada suami lainnya yang sama sepertiku?"

The Wife [RenRyu Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang