2

2.3K 351 721
                                    

Luna yang saat ini masih berdiri didepan pintu kamar Jungwoo, tiba-tiba berpikir tentang Yeri yang ternyata selama ini tinggal berdua dengan Jungwoo, si Mas Blasteran Surga. Luna heran mengapa Jungwoo tidak beralih profesi sebagai fuck boy saja daripada menjadi pembantu rumah tangga.

"Luna?"

Terlalu asik dengan pikirannya sendiri, ternyata Jungwoo sudah membuka pintu dan kebingungan melihat Luna sedang melamun dihadapannya.

"Udah berapa lama tinggal disini?"

Merasa aneh dengan pertanyaan Luna, Jungwoo sedikit terkekeh sambil menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan. "Dari lahir aku udah disini."

Enggak mungkin dia jadi pembantu sejak lahir.

Ngomong aja belum bisa, apalagi bantuin nyuci piring. Ya kali ah bangsat!

Luna menggelengkan kepalanya. Gadis itu seketika sadar bahwa tidak penting menanyakan sudah berapa lama ia menetap disini. Tujuan utamanya adalah kue tart.

"Kue tartnya mana?"

"Maaf ya, aku lupa belinya. Janji deh, besok pasti aku beli. Katanya kamu pengen banget ya?"

"Udah lama, enggak dibeli pula. Emangnya lo daritadi kemana?"

"Aku ujian hari ini, maaf banget ya."

Luna mengerutkan dahinya, bingung dengan ujian apa yang dilakukan Jungwoo.

"Ujian hidup?"

Jungwoo tidak bisa menahan dirinya, lantas Sebuah cubitan di pipi Luna berhasil lolos. "Imut banget sih astaga." Jangan lupa, Jungwoo mengatakan dengan suara lembutnya, benar-benar mengesankan bahwa pemuda itu sangat gemas dengan Luna.

Luna mengusap pipinya, merasa tidak terima. "Sopan dikit lu ya! Jangan cubit-cubit pipi gue!"

"Eh--maaf. Maaf, Luna." Jungwoo merasa bersalah. "Mama aku kalau lagi gemas, dia selalu nyubit pipiku. Aku kira kamu enggak masalahin itu."

Sebenarnya Luna pun sering melakukan hal itu pada temannya. Namun mengingat Jungwoo adalah seorang pembantu, Luna jadi merasa jijik. "Enggak usah terlalu akrab dengan gue."

"Aku kira kita harus membangun hubungan yang dekat, malah." Jungwoo melangkah maju, kemudian tersenyum sambil memegang lembut kedua bahu Luna. "Aku senang kamu disini."

"Jangan enggak sopan!" Luna membentak, menjauhkan kedua tangan Jungwoo dengan kasar. Gadis itu lalu kembali ke kamarnya, meninggalkan Jungwoo yang membeku.

Sambil menutup kembali pintunya, Jungwoo merasa Luna terlihat 180 derajat berbeda dari yang sudah Yeri ceritakan padanya.

"Apa caraku salah menyambut Luna?" Ia bergumam, terduduk di pinggir tempat tidur. Ia memajukan bibir bawahnya secara tidak sadar, wajahnya merengut, merasa sedih karena kesan pertamanya dengan Luna sangat buruk. Jungwoo kemudian meraih sebuah kotak persegi yang sudah dibungkusi kertas kado olehnya sendiri, menempelkan sebuah pita yang tadi sempat tertunda karena Luna memanggilnya. "Besok harus di ulang. Mungkin aku kurang ramah."

▪️▪️▪️


Meski hari ini Luna izin tidak masuk sekolah, tetapi ia tetap terbangun di pagi buta. Luna sudah berencana untuk menata kamarnya sendiri karena ia tadi malam sudah terlalu lelah. Lagi pula, karena Jungwoo, moodnya jadi tidak bagus sehingga gadis itu memutuskan untuk tidur saja.

Uwu▪️JungwooWhere stories live. Discover now