Part 7

220 60 13
                                    

Sisa hari itu jiyeon habiskan dengan mengobrol bersama hyorin dan bercanda dengan jimin. Jiyeon belajar banyak dari hyorin cara mengurus bayi, seperti bagaimana cara menenangkan ketika bayi itu menangis, membuat susu, dan lain-lain.

Seperti saat ini Jiyeon sedang membantu Hyorin memakaikan baju untuk Jimin setelah tadi bayi itu dimandikan. Jimin termasuk anak yang tidak terlalu rewel, buktinya sejak tadi ia hanya menangis ketika meminta susu. Selebihnya dia tidak rewel sama sekali.

Setelah selesai dengan ritual dengan mandi sore Jimin, Jiyeon berujar kepada Hyorin bahwa ia ingin kembali ke kamarnya untuk mandi dan mengurus beberapa hal.

Setelah mandi dan berganti baju Jiyeon turun kembali ke ruang makan pada pukul 19:00, namun belum ada tanda-tanda keberadaan myungsoo disana.

Jiyeon duduk disalah satu kursi setelah sebelumnya dia mengambil alih Jimin dari baby bouncer yang diletakkan oleh hyorin disebelah meja makan.

Jimin benar-benar bayi yang menggemaskan. Dia terlihat senang saat Jiyeon memainkan pipinya yang tembam, berkali-kali dia terkikik nyaring saat Jiyeon mengigit kecil pipinya.

Jiyeon terlalu fokus dengan Jimin sampai dia tidak menyadari bahwa diruang tengah Hyorin sedang berbincang dengan Myungsoo yang baru saja kembali dari kantornya.

"Dimana Jimin, Hyorin-ah?"

"Jimin ada diruang makan dengan nona Jiyeon Tuan"

Myungsoo terlihat mengernyitkan alisnya saat mendengar jawaban Hyorin, setelah memberikan tas dan jas nya kepada Hyorin pria itu berujar akan langsung ke ruang makan.

Myungsoo tertegun sejenak saat melihat Jimin yang sibuk tertawa saat Jiyeon menggelitiki dirinya, sungguh pemandangan ini membuat pria itu menaikkan kedua sudut bibirnya untuk tersenyum.

Jiyeon yang masih saja bercanda dengan Jimin tidak menyadari bahwa saat ini suaminya sudah duduk dikursi sebrang, hingga saat pria itu berdehem barulah gadis itu sedikit terlonjak dan menyadari kehadiran Myungsoo.

Mereka saling tatap dalam diam, hingga akhirnya Jiyeon berujar dengan canggung.
"Apa kabar kakak ipar?"

"Kabarku cukup baik, terimakasih sudah bertanya. Tapi apakah panggilanmu untuk ku sudah benar Jiyeon? Aku sudah bukan kakak iparmu lagi kalau kau lupa."

Jiyeon terdiam dan bingung harus menjawab apa, sampai pria didepannya yang melihat itupun berujar kembali.

"Sepertinya kau lupa, baiklah mari kuingatkan kembali. Aku bukan lagi kakak iparmu jadi jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi, kita sudah menandatangani surat pernikahan secara legal yang berarti sekarang aku adalah suami sah-mu. Jadi mulailah mencari panggilan baru untuk ku selain kakak ipar."

Myungsoo POV

Aku melihat bola mata Jiyeon membulat terkejut saat aku berkata seperti itu, tapi entah kenapa aku merasa enggan dipanggil kakak ipar olehnya.

Dia hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya.

"Kau bisa memanggilku oppa jika kau mau, atau kau boleh memanggil apapun kecuali kakak ipar" ucapku dengan nada tak terbantahkan.

Kulihat dia menghembuskan nafasnya dan kemudian berkata "baiklah, aku akan memanggil dengan namamu saja. Apakah kau tidak keberatan Myungsoo-ssi??"

"Itu terdengar lebih baik" jawabku singkat, setidaknya nama dengan embel-embel ssi jauh lebih baik daripada kakak ipar. Lagipula tak lama lagi dia akan mengganti panggilan itu menjadi yeobo atau mungkin suamiku. Hahaha

TBC

Seperti janjiku pada kalian, aku update saat kusudah dapat libur. Yeayy!!!!
Pendek ya? Aku tau ini pendek banget tapi aku usahakan update lagi secepatnya.

Jangan lupa kasih aku semangat dengan cara vote ya.
Tencu~

Myungyeon Love Story (Scenario That You Often See)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang