Chapter 11

8.5K 697 68
                                    

Warning !
No Children/ Contain vulgar words
[so back off !]

"Seperti yang kuduga. Kau luar biasa Baekhyun"

"Kurasa rencanaku untuk ke kantor gagal karenamu"

"Kenapa ? Kau bisa ke kantor sekarang" ucapku.

Well, bukankah aku telah membantunya ?.

"Aku akan ke kantor, sebelum kau membangunkan iblis tentu saja" kali ini Chanyeol menyeringai. Lalu dia berjalan keluar kamar ?.

"Kau pergi ?" Tanyaku ikut beranjak bermaksud mengikutinya. Chanyeol berhenti.

"Tunggu disini" perintahnya.

"Kau akan pergi ke kantor sekarang ?"

"Tidak. Hanya tunggu disini Baekhyun"
Kali ini nada suaranya telah berubah. Penuh dengan aura mendominasi. Aku mengangguk dan kembali duduk diranjang. Menerka-nerka apa yang akan dilakukan Chanyeol.

Tidak lama kemudian dia kembali memasuki kamar sambil membawa gelas yang aku tidak tahu apa tepatnya itu.
"Temanmu tidak memiliki anggur, bahkan wine. Ini hanya bir" ucapnya.

Aku memutar mataku. Oh tentu saja Kyungsoo tidak akan memilikinya.
"Kami murid SMA jika kau lupa" ucapku.
Chanyeol meletakkan gelas itu dimeja dan menghampiriku.

"Aku tidak suka saat kau memutar matamu jika kau lupa, manner" ucap Chanyeol sambil menggesek kedua hidung kami.
Aku membelalakkan mataku baru menyadari apa yang telah kulakukan.

"Chanyeol", suaraku tercekat.

Chanyeol menggeleng dan tersenyum miring. Aku menahan napas saat jemarinya bergulir pada ujung bajuku, kemudian menariknya keatas.

"Aku pikir ini bukan ide yang bagus melakukannya disini" Ucapku lirih sambil mencoba menghentikan pergerakan tangannya.

"Kenapa kau berpikir seperti itu ?".

Tangannya tidak berhenti menarik bajuku ke atas. Jari-jariku berada di punggung tangan Chanyeol. Menahan pergerakan tangannya dan itu tidak berhasil tentu saja.

"Karena kita berada di apartemen Kyungsoo sekarang" ucapku. Bajuku benar-benar tersingkap sempurna sekarang. Aku sedikit bergetar saat udara dingin menyapa kulit telanjangku.

"Nah, itu bukan masalah" lalu kemudian Chanyeol meraih dasinya.

Urat di tangan Chanyeol semakin terlihat saat dia menarik-narik dasinya. Mengencangkannya. Lalu kemudian menutup pandanganku dengan dasinya. Setelah itu Chanyeol menciumku, lidahnya bermain didalam mulutku.

"Nghh .. hahh.."

Napasku sudah berantakan. Chanyeol selalu bisa menempatkanku pada keadaan seperti ini. Dia yang tak terbantahkan, dan aku dibawah kendalinya.
"Katakan apa yang kau inginkan sekarang ?" Tanyanya menarik daguku keatas.

"Haruskah kau melakukan ini jika kau sudah mengetahuinya ?" Tanyaku.

"Yah.. mendengarnya langsung lebih baik"

Oh God, pria ini. Aku terkesiap saat Chanyeol menarik pinggangku tiba-tiba. Membuat bagian selatanku bisa merasakan bagaimana ereksiku yang telah begitu keras. Chanyeol tidak berhenti hanya disitu. Tangannya kini berjalan menuju bokongku. Menangkup dengan kedua tangannya, juga meremas. Menyiksaku.

"Aku.. nghh.. Chanyeol ! Ah.. Aku menginginkanmu Chanyeolhh" .

Aku memekik saat Chanyeol membalik tubuhku dan mendorongku ke ranjang. Wajahku jatuh di ranjang. Chanyeol mencium dan mengulum daun telingaku dari belakang. Aku menggila. Hanya Chanyeol yang ada dipikiranku sekarang.

PERFECT 10 (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang