Kejora, Jangan Bucin!

125 32 82
                                    

Cerita ini didedikasikan untuk Bang andhyrama :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini didedikasikan untuk Bang andhyrama :)

(。💛‿💛。)

Aku mendengkus kesal, lalu menatap Ica--teman sebangku di kelas--yang sedari tadi cekikikan. Gara-gara tawa tertahannya itu aku jadi tidak fokus mengerjakan soal matematika.

"Kamu lagi nonton apaan, sih? Oppa ya?" Aku sedikit condong ke arahnya.

"Ini, yutubnya kakak kelas, lucu banget! Aku nggak kuat, Ra," jawab Ica sembari memperlihatkan apa yang ditontonnya kepadaku.

Satu kata langsung tersusun di otakku saat menonton video itu. Lucu. Lalu, aku merekam jelas rupa cowok yang dengan bodohnya ikut nyebur ke kolam kodok. Ah! Aksinya itu berhasil membuatku tertawa dengan anggun. Ya, tertawa dengan tangan kanan tak lupa menutupi mulutku.

"Ca, cowok ini siapa?" Aku menunjuk cowok yang menarik perhatianku itu.

"Kak Naga. Kamu nggak tahu?" jawab Ica malah bertanya kembali, "oh, lupa, kamu mah otaknya diisi rumus-rumus aja ya."

"Ya ya ya," ucapku malas lalu kembali bergelut dengan buku-buku latihan soal. Akan tetapi, bukannya fokus, aku malah memikirkan Kak Naga. Aduh, ada apa denganku? Kenapa aku jadi penasaran dengan sosok cowok yang lucu dan tampan itu?

(。💛‿💛。)

"Assalamu'alaikum," sapaku setibanya di rumah. Sepi. Tak ada yang menjawab salamku. Yaiyalah, adikku masih di sekolah. Hm, Mama? Mungkin, dia di dapur makanya tidak mendengarkan salamku.

Aku langsung menuju dapur karena ada kabar yang ingin kusampaikan kepada Mama. Setibanya di dapur, seperti dugaanku, Mama sedang memasak. Entah apa yang dimasaknya. Mungkin, resep terbaru yang dipelajarinya dari Youtube.

"Mama," panggilku, "aku mau kasih tahu kalau aku ikut tes untuk mewakilkan sekolah dalam lomba olimpiade matematika."

Mama menoleh, lalu tampak alisnya terangkat ke atas. "Oh, maksudnya kamu yang nanti mewakilkan sekolah gitu?"

"Belum pasti, Ma. Masih dites dulu," jawabku.

"Oh, begitu." Mama hanya mengangguk dan kembali memasak. Tak ada ucapan motivasi atau apresiasi untukku. Datar seperti biasanya. Kalau tahu begini, lebih baik tidak perlu kuberitahu.

Tanpa membalas ucapan Mama, aku melenggang pergi ke kamar. Sesampainya di kamar, aku menaruh tas di meja dan menghempaskan tubuh ke kasur. Sungguh, hari ini sangat melelahkan. Oh, iya!

Buru-buru aku mengeluarkan ponsel dan langsung membuka aplikasi Instagram. Ini waktu yang tepat untuk men-stalking dia. Kak Naga. Rasa penasaranku tidak bisa kupendam lagi. Dua jempolku mulai bergerak di layar, mengetikkan Naga Putra Mahendra tanpa spasi.

Kejora, Jangan Bucin! #BucinnyaNagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang