❇10

10K 1.2K 140
                                    


































" Taehyung! Berikan tanganmu! "
Seru irene dengan ikut maju selangkah.

" Tidak!- "

" Berikan atau aku akan- "

CTARRRRRRR!!!!!!.......

" HENTIKAN!!!!! katakan sekali lagi, kau mati di tanganku, jalang!! "







*





Semua pasang mata segera menatap ke arah sumber suara tersebut.

Tak sedikit di antara mereka yang membulatkan matanya karena terkejut, dan ada juga yang melihat itu dalam diam namun dengan pandangan bertanya tanya.

Di depan sana, para tamu undangan perlahan lahan mulai menyingkir sedikit demi sedikit, memberikan akses jalan untuk mereka.

'Mereka'

Sekerumunan orang dengan berpakaian jubah hitam.
Mereka begitu banyak, bahkan mengalahkan banyaknya para tamu tamu yang berkerumun di aula itu.

Ini bagaikan 1 : 3

Dan semuanya berpakaian sama. Jubah hitam.
Hanya satu yang berbeda, yakni yang berdiri di paling depan.
Jubah hitamnya begitu besar, bergariskan merah tak lupa dengan mahkota besar di kepala nya itu.
Wajah mereka tak terlihat, karena sebagian wajahnya di tertutup oleh tudung jubah.

Jika di bayangkan, kalian akan membayangkan sebuah malaikat maut.

Kerumunan malaikat maut yang siap untuk mencabut nyawa kalian secara masal.

" Siapa kau?! Dan, siapa kalian?!! "

Seru namjoon, begitupun dengan kai yang juga ikut maju.
Para penyihir kerajaan sontak ikut berbaris rapi di setiap sisi sang raja.

Sedangkan sang ratu serta para selir maupun putri kerajaan sontak mundur, termasuk taehyung.

Pria manis itu berdiri kaku di samping irene, namun matanya tak juga lepas dari objek di depannya.
Terfokus pada pria bermahkota itu.
Entah mengapa, hatinya seakan merasakan bahagia seketika.

" Kau tak perlu tau siapa diriku, Kim Namjoon!-  "

" Kurang ajar! Beraninya kau memanggilnya hanya dengan nama, kau tak tau siapa dia ha?! "
Seru kai yang terbawa emosi.

Pria itu menyeringai tipis.

" Kau tak berhak marah padaku, Kim Jong In. Karena kau lah yang tak tau siapa aku disini- "

Kai tersulut emosi, maka dari itu ia maju menunjuk tepat arah pria bermahkota itu dengan pedangnya.

" Beraninya kau?!! Katakan! Siapa kau sebenarnya, sebelum ku tebas kepala mu! "

Bibir pria itu kembali tersungging miring. Mata kelam tertutup jubah itu menatap lawannya dengan remeh.

" Lakukan, jika kau bisa- "

Tepat di kalimat itu berhenti, jong in semakin tersulut emosinya, maju dengan langkah geram, pedang itu ia arahkan lurus ke depan seakan akan menghunuskannya tepat pada si objek.

Tapi sayang, lima meter jarak mereka. Jong in ber henti, matanya membulat begitupun dengan yang lainnya ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana pedang perak yang mengkilat tajam itu kini sudah tak berbentuk.

Pedang perak itu hanjur melebur, meleleh dengan sendirinya hingga meninggalkan gagang kosong.

Sontak semua orang terperangah, menatap hal itu tak percaya. Bahkan ada di antara mereka yang terpekik lalu perlahan mundur.

𝕯𝖆𝖗𝖐𝖓𝖊𝖘𝖘 𝕰𝖒𝖕𝖊𝖗𝖔𝖗Where stories live. Discover now