Chances

822 80 62
                                    

Semua berjalan dengan sangat cepat. Meik bahkan hanya bisa membatu saat wanita itu, istri Oon, dan beberapa orang masuk dan menggeledah rumah mereka, menarik tubuhnya keluar dari rumah dan menyaksikan mereka membawa Oon keluar dengan paksa, membawa orang yang dia cintai dengan sangat kasar. Saat itu bahkan Oon belum mengenakan baju.

Meik mencoba melepaskan diri, namun mereka sangat kuat. Oon berteriak dan mencoba berlari ke arahnya saat mereka menginjak tangan Meik dengan keras, tangan yang membuat Oon jatuh cinta dengan goresan tinta nya.

"Kau janji tidak akan melukai mereka!" Teriak Yeung Lok Yi. "Kau janji akan memulangkan Oon dengan baik!" Gadis itu berteriak dan menangis, meronta di tengah tarikan orang yang membawa nya menjauh.

Istri Oon menatap Meik dan Oon dengan jijik.

"Habisi dia." Perintahnya sambil menunjuk Meik yang sudah tidak berdaya setelah mereka memukulinya dengan brutal.

"Kumohon biarkan dia, aku akan pulang, aku janji tidak akan menemuinya lagi." Lirih Oon sambil menangis.

Wanita itu menatap Oon saat mereka melepaskan tubuhnya. Mendekati wajah pria manis itu dan berbisik, "Aku akan menghancurkanya didepan wajahmu, kalian menjijikan.."

Semua terasa cepat saat Meik mendengar letusan senapan, yang dia lihat hanya tubuh Oon yang berlari ke arahnya, mencoba melindungi dirinya, orang yang telah menyakitinya.

Dengan sekuat tenaga yang tersisa Meik menarik pinggang Oon dan berusaha memutar tubuh pria itu untuk menghindari peluru.

...

Namun Meik kurang cepat.

Peluru itu menggores tangannya yang berada di pinggang Oon dan bersarang persis di pinggang bawah pria manis itu.

Kesadaran Meik terasa menghilang, yang dia rasakan hanya darah di tangannya, entah darahnya atau pria yang kini memeluknya dengan erat. Hal terakhir yang Meik ingat adalah bisikan manis pria itu, seperti di hari-hari bahagia mereka sebelumnya. "Phi  Meik.. aku mencintaimu."

.......................................................................

In another life
I will make you stay
We'd keep our promises
Be us againts the world
-Katty Perry-

"Sing.." suara seseorang memanggilnya disertai ketukan di pintu.

Singto mengerjapkan matanya, Krist tampak tertidur lelap di atas dadanya. Mengernyitkan matanya dan tersadar, seseorang memanggilnya di rumah Krist, pasti ada yang tidak beres.

Singto memindahkan kepala Krist ke atas sofa. Saat pintu terbuka, Namtan dengan senyum canggungnya menyambut Singto yang memandangnya dengan heran.

"Sing, apa Krist sudah merasa baikan?" Desak Namtan dengan senyum kaku dan menatap lurus mata Singto, seperti mengisyaratkan sesuatu.

Dan saat kesadaranya berangsur pulih, Singto menatap seseorang yang berdiri tidak jauh dibelakang Namtan. Jane.

"Wanita ini mengetuk pintu dari tadi dan katanya tidak ada yang membuka, aku baru mau menjemputmu yang merawat Krist tadi malam, iya kan Sing." lanjut Namtan masih dengan pandangan lurusnya.

"Ah, apa p'Kit sakit?"Tanya Jane cepat.

"Dia..." Singto menelan ludahnya, mencari kata yang tepat untuk mengimbangi ucapan Namtan.

"Oh aku Jane, tunangan p'Kit, dia seharusnya menjemputku di bandara tadi pagi, tapi dia tidak muncul dan telponya tidak diangkat." Jane mengulurkan tangannya kepada Namtan dan Singto.

Time after timeWhere stories live. Discover now