bukan senioritas, tapi dewasa

20 3 0
                                    

"Haduh, tadi saya sudah bilang jangan pergi kemana-mana dulu!" Seorang pria berkumis yang wajahnya agak berkeriput sudah berkacak pinggang sembari menatap Acha yang baru saja kembali dari toilet.

"Maaf, Pak. Saya udah kebelet," jawab Acha dengan sopan dan menundukkan kepalanya.

Pak Suryono, salah satu dosen yang akan menemani mahasiswa-mahasiswi ini pun akhirnya mengalah. Beliau menoleh kearah muridnya yang sudah membuat barisan dengan rapi. "Ada yang mau nampung ayam satu ini?" Walaupun tegas, Pak Suryono memang masih mempunyai selera humor yang receh. Makanya, Acha agak berani saat ia pergi ke toilet tanpa izin padahal beliau sudah memperingatkan agar jangan pergi kemana-mana.

Salah satu tangan terlihat menjulur keatas dari barisan belakang. Acha melihat, bersyukur lega saat ada orang yang mau menampungnya. Tapi wajahnya seketika berubah tanpa ekspresi.

"Kelompok saya kurang satu orang lagi, Pak." Suara yang sangat, sangat, sangat Acha kenali kini terdengar jelas. Membuat Acha mengumpat dalam hati dan merutuki dirinya sendiri kenapa dia harus pergi ke toilet tanpa izin!

"Nah, induk kamu sudah ada. Masuk ke barisan." Tanpa basa-basi, Pak Suryono sudah menyuruh Acha untuk masuk ke kelompoknya. Tak ingin masalah diperpanjang, perempuan itu lebih memilih berjalan kearah barisan belakang, barisan kelompoknya.

Acha berdiri dibelakang laki-laki yang tubuhnya menjulang tinggi dengan kulitnya yang putih bersih, ia melirik, kemudian menjulurkan tangannya. Acha bingung, maksudnya, laki-laki ini mau bersalaman dengannya?

Acha balas menjulurkan tangannya dan mereka bersalaman. "Gue Jeffry. Jeffry Hardianto."

Masih mau menjaga etika, Acha membalas menyebutkan namanya tanpa ekspresi apapun, kemudian langsung melepas pegangan tangannya.

"Gue mau dikelompok lo karena gue butuh orang pintar, jadi nggak usah geer kalo gue mau temenan sama lo." Acha berbisik, mencoba fokus kedepan untuk mendengarkan pengumuman dari Pak Suryono.

Jeffry menengok ke belakang, kemudian berjalan kebelakang Acha dan mendorongnya pelan. Acha melihat kearah Jeffry yang kini sudah baris dibelakangnya dan melihat Pak Suryono didepan dengan pandangan yang lurus. Sadar ketika ia diperhatikan, Jeffry menatap wajah Acha yang berada didepannya. "Gue lebih tinggi dari lo, biar lo nggak kesusahan liat muka glowing-nya Pak Yono," kata Jeffry tanpa raut wajah apapun, kemudian kembali mendengarkan Pak Suryono.

Ah, andai Acha tahu. Bahwa sebenarnya Jeffry tak seburuk yang ia kira.

***

"Hit you with that Ddu-du Ddu-du Ddu-du!" Amir, atau yang sering disebut Ucok sudah menggerak-gerakkan palu-nya seperti menggerakkan lightstick, padahal palu itu akan digunakan untuk mengambil sample batuan.

Acha sudah tertawa kencang karena lawakan Ucok, bersama Andin yang kini ikut menari-nari lagu Blackpink, diikuti Lidya yang sudah menjadikan pulpen nya sebagai mic dan ikut bernyanyi. Hanya dikelompok Acha-lah mereka semua tak ada yang serius, sekalipun Jeffry, sang pemimpin.

Kini laki-laki itu malah sibuk meneriaki yel-yel Blackpink bersama Alvin. Sementara Acha masih tetap tertawa melihat kelakuan kelompok mereka. Bahkan sudah beberapa kali ditegur oleh dosen pembimbing, tapi mereka tetap saja selalu heboh karena kelucuan mereka.

"Guys, nanti kalo udah selesai, kita disuruh ambil kompas masing-masing. Batunya udah ketemu?" Tersadar, tak semua kelompoknya selalu bercanda. Terkecuali Awan, hanya dia yang normal dikelompok enam.

Awan datang sembari memberikan mereka masing-masing botol minum. Acha langsung mengambil dan mengucapkan terima kasih, kemudian meneguk beberapa tegukan sampai setengah botol itu kosong.

"Wan, kalo kompas bisa buat cari doi yang hilang nggak?" Jeffry berteriak dari arah belakang, membuat semua orang tersadar akan lawakan bucin itu. Sementara Acha malah bergidik ngeri.

"Serius dulu dong!" Acha sudah memimpin, kesal karena jika Jeffry yang memimpin kelompoknya, tugas mereka tak akan pernah selesai untuk hari ini.

"Kita disini buat belajar, bukan malah bercanda! Kalo lo mau bercanda, kebun binatang aja sono!" Teriak Acha yang membuat anggota kelompoknya terdiam, termasuk Awan.

"Mereka capek, Cha. Apa salahnya kalo bercanda sedikit? Lagian daritadi lo juga ketawa, kan?" Jeffry membuka suara, kini aura kelompok mereka menjadi tegang, bahkan Ucok yang biasanya heboh kini jadi menciut.

Acha melempar palu yang ia pegang kebawah. "Terserah deh, gue juga capek!" Perempuan itu pergi ketempat pos, memilih menyendiri. Namun baru beberapa langkah, tangannya ditarik oleh seseorang, Acha langsung berhenti dan menoleh. Melihat siapa yang kini tengah mengajarnya.

"Lo kenapa sih?" Jeffry melepaskan tangannya dari lengan Acha, tak ingin perempuan itu tiba-tiba marah.

"Gue capek, Jeff. Mau istirahat sebentar," jawab Acha lemas yang kemudian kembali membalikkan badannya, namun Jeffry dengan cepat berjalan kedepan Acha, membuat perempuan itu mematung didepan Jeffry.

"Jujur aja deh, Jeff. Gue muak satu kelompok sama lo padahal baru sehari gini. Gue nggak suka liat wajah lo yang sok ganteng, liat sikap munafik lo, bikin gue muak banget. Dan lo nggak pantes jadi senior disini." Kini Acha tak bisa menahannya lagi. Tiga tahun ia diam, akhirnya mendapat kesempatan untuk mengatakan kalimat yang sangat ingin ia katakan.

Dari jauh, tersadar bahwa hubungan mereka canggung, Awan mencoba menghampiri dan mencoba mencairkan suasana. "Cha? Muka lo merah banget, pusing?" Awan bertanya dengan pelan sambil memegang lengan Acha dan perempuan itu langsung mengangguk dengan lemas.

"Jeff, lo bisa bantu mereka buat nerusin tugas? Gue mau ke pos dulu nyari obat buat Acha." Belum terjawab oleh Jeffry, Awan sudah menggandeng tangan Acha dan menuntunnya berjalan melewati Jeffry. Jeffry membalikkan badannya, melihat punggung Acha dan Awan.

"Cha." Langkah kaki mereka berdua terhenti, mereka sama-sama ikut menoleh.

"Gue nggak pernah bilang gue senior. Gue cuma mau bersikap dewasa. Maaf."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
the secret life of Jeffry (Jaehyun NCT) ✔Where stories live. Discover now