Pembunuhan

64 14 10
                                    

Seorang gadis kecil tertunduk lesu didepan gedung bank besar. Menunggu kehadiran ayahnya yang akan keluar untuk pulang bersamanya. Saat ini pukul 20:46. Dalam pemikiran kalian pasti ayah gadis kecil ini seorang pegawai bank atau apalah itu. Tapi, mendengar sekarang pukul berapa, mungkin pemikiran itu hilang. Mengingat seorang pegawai bank sedang ngapain di bank malam-malam gini?

Gadis itu bernama Rachel Stefani. Biasa dipanggil Fani. Umur nya baru lima tahun. Anak dari seorang satpam di Bank yang cukup besar namanya di Pati. Mungkin kalian pikir nama itu terlalu bagus untuk seorang anak satpam. Tapi nama itu diberikan ayahnya dengan harapan anaknya bisa tumbuh cantik, pandai dalam hal academik. Ayah nya bernama Sastro Wijoyo. Biasa dipanggil Pak Sastro sama pegawai bank yang lain.

"Ayo pulang nak" ajak seorang lelaki sekitaran berusia tiga puluh tahunan lebih yang keluar dari bank itu.

"Bapak udah selesai?" tanya Fani dengan wajah lugu nya.

Dengan perasaan senang Pak Sastro jongkok menghadap putrinya. Tak lupa dengan senyum merekahnya.

"Udah" jawabnya.

"Huamm" nguap Fani merasa ngantuk. Gimana enggak? Bocah umur lima tahun nunggu bapak nya diluar bank, dingin lagi. Mana udah nyampe pukul sembilan malem.

"Fani ngantuk kan? Tadi sih bapak suruh pulang nggak mau" omel Sastro pada anaknya.

"Fani kan pengen nungguin bapak selesai kerja, bapak pasti capek kalo habis kerja. Sampai rumah nanti Fani pijit mau?" ucap Fani begitu polos nan lugunya.

Sastro tersenyum bahagia serta terharu. Mendengar jawaban dari putrinya tersebut.

Detik berikutnya Sastro menggendong Fani untuk mengajaknya pulang. Tapi Fani menolak dan memberontak.

"Bapak! Turunin Fani, bapak kan capek entar kalo gendong Fani tambah capek. Mending Fani jalan aja" berontak Fani.

Tanpa sepatah katapun Sastro menurunkan Fani. Memang iya juga, badannya capek semua. Kalo dipaksa gendong Fani pasti bisa peyok sampe rumah. Mana lagi jaraknya ada tiga kilometer.

Baru sampai pagar, dan Sastro ingin menutup nya. Sesosok lelaki yang memakai pakaian serba hitam, dan penutup muka berwarna hitam. Layaknya rampok atau maling.

Dengan sergap Sastro menghampiri para rampok yang akan merampok bank. Sementara Fani ditinggalkan disojng pagar begitu saja.

"Siapa disana!" pekik Sastro.

Baru saja ingin mendekat, tiba-tiba seseorang lagi menyergapnya dari belakang. Tangan yang melingkar ditelinga, sementara sang pemilik tahan berada dibelakang.

"Diem lo! Kalo masih sayang sama nyawa lo!" ancam seseorang itu.

Tanpa bersuara Sastro menuruti ap yang diperintahkan rekan rampok itu. Sementara rekan nya yang lain segera membobol bank dan masuk kedalam untuk mencuri uang yag ada di dalam.

"Woy! Siapa itu!" teriak seseorang lelaki berumur empat puluh tahunan, dan memiliki perut buncit. Serta memakai jas hitam dan celana hitam. Tak lupa dengan kemeja biru langitnya.

Nampak seorang rampok yang menyekap Sastro terkejut dan menengok kebelakang. Sementara rekan yang lain sibuk mengambil uang didalam.

Lelaki yang berumur empat puluh tahunan itu bisa disebut bos dari ayah Fani. Yaitu Sastro. Yang bernama Hamdan, biasa dipanggil dengan Pak Hamdan. Pak Hamdan terlihat seperti mengeluarkan sesuatu dai balik jasnya. Derik berikutnya terlihatlah pistol yang diarahkan kepada sang perampok. Dan yang menakutkan lagi, sang perampok yang menyekap Sastro.

"Pak, jangan ditembak pak! Masih ada rekannya didalam" larang Sastro.

Dorr!!

Suara pistol yang mengeluarkan peluru. Bukannya mendengarkan akan perintah Sastro justru Hamdan malah menembak sang perampok tanpa aba-aba. Karena peluru melesat tepat dibagian dada sang perampok alhasil sang perampok melepas sekapannya pada Sastro. Dan meninggal ditempat.

Melihat itu sontak Sastro mencoba membangunkan sag perampok. Tapi sia-sia. Perampok itu meninggal ditempat kejadian.

Hamdan yang baru menyesali perbuatannya menghampiri jasad perampok yang meninggal itu.

"Saya sudah bilang jangan lakuin pak! Kenapa bapak masih melakukan?" pekik Sastro.

Bukan nya merasa bersalah. Hamdan memberikan pistol itu secara paksa pada Sastro agar berada ditangan Sastro. Karna Sastro cukup pintar ia menolak. Tapi tenaga bos nya lebih kuat. Sehingga pistol itu dipegang oleh Sastro.

Dilain sisi rekan perampok yang meninggal tadi bukan nya membantu rekan nya dan membawa kerumah sakit. Justru mereka melarikan diri sebelum tertangkap.

"Bapak.." panggil seorang gadis cilik dengan suara isaknya.

Sontak kedua lelaki itu melihat asal suara gadis cilik tersebut.

"Fani!" ujar Sastro dan berdiri mencoba memeluk anaknya.

"Sayang, jangan takut yah" imbuh Sastro sambil memeluk putri kecilnya itu.

"Sastro ini anak kamu?" tanya Hamdan.

Sontak Fani menatap Hamdan dengan tatapan sayu. Dan menghampirinya. Sekarang Fani tepat dihadapan Hamdan.

"Bapak kenapa jahat sama bapak Fani? Kenapa bapak suruh pegang pistol yang bapak pake tadi sama bapak Fani?" teriak Fani dengan isakan tangisnya. Tak lupa pukulan berkali-kali didada, pundak, serta lengan Hamdan.

"Bapak Fani punya salah apa sama bapak! Nanti kalo bapak fani yang dikira pembunuhnya gimana?" lanjutnya lagi masih tak lepas dengan pukulannya.

Melihat amarah dari putri kecilnya. Sastro menghampiri Fani, dan mencoba menenangkan Fani.

Dengan angkuhnya Hamdan berdiri. Sementara Fani melihat sosok yang ada didepannya. Berdiri angkuh layaknya seorang raja.

"Dengar bocah kecil! Saya bos bapak kamu, dan bapak kamu hanya satpam. Jadi sudah kewajibannya menjaga bank ini. Jika ada rampok maka sepenuhnya tanggungan dia" ujar Hamdan dengan angkuhnya.

"Tapi itu namanya bapak ngefitnah bapak Fani. Itu dosa!!" pekik Fani lagi.

"Mau dosa mau engga, bukan urusan saya. Yang penting besok polisi kesini, siap-siap bapa kamu dipenjara" jawab Hamdan dan melenggang pergi begitu saja.

"Bapak jahat! Bapak iblis!!" teriak Fani tak karuan.

Sementara Sastro hanya menenangkan putri kecilnya. Ia sudah pasrah jika besok ia ditangkap polisi.

***

Asalamualaikum... ini cerita pertama ku yang sad yah. Sebelumnya kan cerita mengeja cita-cita. Kalo ini juga mengejar cita-cita tapi ini kisah nya si Fani. Bantu share, komen, vote, and tunggu gue update yah

Oke, happy reading gaess...

See you next time..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StefaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang