Four

4 0 0
                                    

Gadis yang sama duduk dikursi taman,bersama seorang pria disampingnya.Keduanya saling diam,tak ada pembicaraan.Masing masing dari mereka sibuk dengan pikiranya.

Keheningan melanda mereka,namun tak lama.Karna jengah tak ada yang bicara,pria itu menghela nafas.

"Kalo gak ada yang mau lo omongin,gue pergi" pria itu hendak beranjak namun tertahan saat tangan gadis tadi menahanya.Ia kembali duduk.

"Lo kenal rafael cristofer, kan?" tanya gadis itu tanpa menatap pria disampingnya.Tangan yang dipakai mencekal pria itu sudah terlepas.

Seketika raut muka pria itu berubah dingin.
"Gue tau apa yang mau lo omongin" pria itu beranjak,baru dua langkah pria itu berbalik menatap datar gadis cantik yang masih duduk terpaku dikursi.

"Mending lo cari bukti sebelum nuduh gak jelas.Tapi.." pria itu memberikan jeda.

"Sebanyak apapun bukti yang lo kasih,gue gak akan percaya." lalu kemudian ia pergi tanpa menoleh lagi kebelakang.

Gadis itu terdiam dengan sejuta pikiran dibenaknya.Jujur ia lelah,sangat lelah tuk meyakinkan pria yang pernah menjadi prioritasnya.Ia menatap punggung tegap pria tadi dengan sendu.
"Susah ya bikin kamu percaya lagi sama aku,sya"







"Shhh bang aduhh sakit,ouchh.."

"Ini gue udah pelan pelan le,tahan ya"

"Aww sakitt,arghh ouchh.."

"Sabar,bentar lagi nih.Aww jangan nyakar dong"

"Mamihhh sakitt,ashhh"

"Aw aw jan nyakar bego.."

"Shh perih bang,auwww"

Brak!

Raja menutup kotak p3k dengan keras,setelahnya pria itu meringis dibagian bahu akibat cakaran kuku tajam alea.Sedangkan gadis itu nampak ngos ngosan dengan lelehan air mata.

"Liat kulit mulus gue nih lo cakar jadi kagak mulus lagi kan!!" raja mendaratkan diri disofa,masih sambil meringis.

"Lo juga ngapain ngedesah kek gitu,untung gue tebal iman" ujarnya lagi.

Alea mendengus.
"Lea bukan ngedesah bang,itu tuh jeritan kesakitan alea.Abangnya aja yang berpikiran kotor."

Raja berdehem singkat sudah tak bisa lagi melawan alea yang selalu benar dikeadaan apapun.Pria itu berbaring,menyalakan tv menonton animasi faforitnya,upin & ipin.

"Le lo kan pinter,gue mau nanya tapi jawab yang bener ya"

Alea mengangguk.

"Menurut lo upin ipin itu kelas berapa?"

Alea diam,berpikir keras untuk jawaban pertanyaan konyol raja.
"TK lah bang."

"Tapi kok upin ipin pas tk udah belajar ekosistem,planet planet.Perasaan pas gue tk,gue belum tuh diajarin kek begituan"

Alea membenarkan ucapan raja.Ia juga kadang merasa bingung dengan serial animasi upin ipin. Mereka nampak sangat pintar diumur yang masih belia.

"Mungkin dimalaysia cara belajarnya gitu,bisa aja kan." raja mengangguk.

"Oh iya trus kenapa rambut si upin bisa kek angka 9?"

"Mungkin upin pake pomed,itu loh gel yang buat rambut."

"Trus kenapa baju mereka itu itu aja,kak ros juga kapan nikahnya?"

Alea menghela nafas.Meladeni raja yang konyol memang takan ada habisnya.
"Udah ah bang,hal kayak gitu jangan dipertanyakan.Pusing alea jawabnya"

"Bener juga lo!" raja terkekeh.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan fokus alea dan raja,keduanya saling melirik.

Alea menggerakan kepalanya kearah pintu,seolah mengisyaratkan raja untuk membukanya.Raja yang peka pun menurut,pria itu beranjak membuka pintu.

"ALEA SAYANG,BUNDA COME HOMEEE!!!"

Alea menutup telinga nya. Ia berbalik mendapati sang bunda dan ayah didepan pintu sedang berbincang dengan raja.Beberapa menit,mereka menghampiri alea diruang tamu.Ayah alea nampak lesu berbeda dengan sang bunda yang nampak cerita dengan senyum merekah dibibir.

Alea tidak memperhatikan gerak gerik kedua orangtuanya,ia lebih fokus pada koper berwarna biru tua yang ditarik bunda.
"Bunda itu apa?"

Mona,bunda alea mendengus melihat tingkah laku putrinya.Seharusnya gadis itu menanyakan kabarnya dulu sebelum ke oleh oleh.

"Kamu gak kangen bunda,hm?" mona duduk disofa samping alea.Wanita itu mengelus surai hitam alea penuh kasih sayang.

"Enggak,orang baru dua hari bunda pergi.Oh iya,bunda sama ayah kenapa udah pulang?bukanya kalian dijepang bakal dua minggu"

"Bunda sama ayah udah kangen sama kamu sayang,lagian dijepang banyak yang bohay bohay,bunda gak mau ayah kamu kegoda jadi bunda seret pulang deh" mona melirik suaminya sebentar lalu teesenyum lebar.Alea hanya mengangguk,menaklumi sikap bundanya yang sangat menjaga ayahnya.

Sedangkan ayahnya,bersandar lesu disofa.Mukanya ditekuk malas melihat tingkah istrinya.

Lama terdiam,mona hendak meraih kopernya sebelum ia dikejutkan dengan kaki putrinya yang diperban.Mona menatap alea,yang ditatap malah menaikan sebelah alisnya.

"OMAYGAT ALEA SAYANG,KAMU KENAWHY?!!Itu kaki kamu kenapa diperban,kamu jatoh?"

Alea tersentak dengan jeritan sang bunda begitupun dengan kedua pria disofa seberang.Tak dapat dipungkiri jika teriakan mona sangat cetar membahana.

"iini kaki lea cuman kegores bun,gak papa kok udah diobatin juga sama bang raja." alea tertawa garing.Ia merapalkan doa dalam hati semoga ibunya percaya.

Mona menatap alea serius.
"Lea,kamu harus kerumah sakit sekarang.Meskipun kaki kamu cuman kegores tapi itu bisa infeksi karna virus lalu virus itu masuk kedalam tubuh kamu abis itu kamu sakit,kejang kejang dan bunda gak mau hal itu terjadi.Ayo kita ke hospital!"

Ini yang alea hindari.Ibunya terlalu over protektif padanya,padahal itu cuman luka gores.Lagipula dirumah sakitpun ia akan diobati sama seperti yang raja lakukan.Ibunya terlalu berlebihan.

"Bunda alea gak papa kok,beneran bun."

Mona menatap curiga.
"Bener ya gak papa.Nanti kalo kamu ngerasain sesuatu bilang ya sama bunda,nanti kita ke hospital"alea mengangguk pasrah.

***





A+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang