01 Tokoh dalam cerita

230 11 1
                                    

"Maaf ya Mas, aku gak bisa nungguin kamu lagi." Fatih mencoba untuk menegarkan hatinya. Ada banyak hal di dunia ini yang memang tak bisa kita raih. Bahkan tentang asmara sekalipun. Benar orang bilang , umur pacaran bahkan tak bisa menjamin akan berakhir dipelaminan.

"Mas tahu kan, aku cuma hidup dengan Ibu dan Dika. Kami sudah tak mempunyai figur ayah lagi. Jadi ketika Mas Guntur datang menawarkan pernikahan, aku memilih beliau." Risa mencoba menabahkan hatinya, sulit untuk berdiri di posisi ini. Dia hanya anak pertama dari dua bersaudara, ayahnya meninggal saat ia masih kecil. Ibu yang berjuang untuk membesarkan mereka. Jadi anggap saja ini baktinya sebagai anak. Memilih untul melabuhkan hatinya pada pria lain (pilihan sang ibu).

Fatih tersenyum getir. Sebenarnya hal ini sudah ia prediksi jauh hari. Ketika Ibu Risa mendatanginya. Menanyakan keseriusan Fatih pada Risa. Apa daya, Fatih anak lelaki pertama yang mengemban beban berat. Ayah, Ibu dan kedua adiknya menumpukan diri pada Fatih.

"Maaf Mas belum bisa memberikan yang terbaik untuk kamu. Semoga kamu bahagia ya Ris. Doa mas selalu menyertaimu," Fatih berusaha tersenyum. Lalu Risa mengangguk. Bendungan air matanya hampir runtuh, lebih baik ia bangkit dan pulang.

Cinta memang tak layak untuk kami yang masih berjuangan dalam himpitan ekonomi. Batin Risa bagai teriris.

***


"Hai guys, nih aku lagi cobain Dalgona Coffee dari Dapoer Mami, manisnya pas dan nggak enek. Untuk kantong mahasiswa kita ini tuh tergolong mureh cyin. Cuslah diborong yes!"

Klik. Monic selesai merekam kegiatannya meminum Dalgona coffee dari salah satu klientnya. Mahasiswa smester enam jurusan akuntansi itu nampak puas dengan kerja sampingan yang ia geluti. Wajah jelita dengan kantong tebal membuat Monic menjadi salah satu selebgram hits di kota kelahirannya.

Beberapa kali ia kerap menjadi finalis ajang putra putri daerah, membuat namanya makin melambung dengan bayaran cukup mahal.

"Mon, tugas udah selese, belom? Kalo udah buruan email ke Pak Danar. Ntar dapat D nilai kamu," Intan kembali mengingatkan gadis berambut sebahu di sampingnya.

"Udah aku kirim kok tadi, Tan. Emmm, besok jadi ikut acara car free day sekalian pembagian sarapan gratis ke panti Jompo?" Monic memusatkan perhatiannya pada Intan. Gadis berdarah melayu itu mengangguk dan masih fokus pada notebook di depannya.

"Jadi, udah koordinasi dengan pengurus panti. Sama katanya ada komunitas motor yang mau join,"

Monic mengangguk, dia senang dengan kegiatan bakti sosial. Menurutnya membantu orang-orang yang tidak mampu adalah salah satu kewajibam manusia. Anggap saja kita adalah tangan-tangan Tuhan.

Kerap mendampingi neneknya dalam acara bakti sosial dulu, membuat Monic mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi. Tak jarang kadang sebagian penghasilan dari hasil endorse dan bayaran menjadi MC ia sumbangkan di beberapa panti asuhan atau jompo.

Besok ia hanya akan menjadi MC dan membantu panitia untuk membagikan sarapan, selepas itu Monic langsung ke sanggar tari milik tantenya. Mengasah kemampuannya untuk tari daerah. Salah satu sifat Monic adalah tidak pernah puas. Ia akan selalu mengasah semua kemampuan yang dimilikinya.

***

Alhamdulillah kelar part 1. Lumayan berat juga untuk bisa menulis lagi.
Semoga apa yang aku tulis bisa diambil baiknya.
Btw, ini bisa dibilang kisah yang betulan ada. Aku menggabungkan dua karakter yang ada disekitar aku.
Selebgram anak dari pejabat daerah
Dan
Seorang budak corporate yang bukan PNS.
Hayoloh... udh dapat menebak gimna?
Iya kadang cinta emang semenyakitkan itu 😂

Terima kasih.
Salam WFH
15 april 2020

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Realita CintaWhere stories live. Discover now