15. Kisah Kita Dulu

4K 755 50
                                    

Penggalan kisah ini terjadi sekitar 10 tahun yang lalu dimana anak Adam dan Hawa ini bertemu untuk pertama kalinya dalam sebuah kesempatan yang orang tak bayangkan untuk jatuh cinta.

Si pria adalah seorang pengusaha sukses, kaya raya, muda, tampan dan populer, sementara si wanita hanyalah gadis biasa namun memiliki ambisi yang kuat, cerdas dan sedikit keras kepala, cantik sih tapi ia cukup cuek dengan penampilannya.

Sore itu di hadapan para media dan jurnalis, Jaehyun duduk dengan mempesona dibalut jas Armani dan sepatu Saint Laurent. Senyuman manis menghiasi wajah pria yang baru saja merilis mega proyek hunian kota baru, bukan Meikarta, melainkan Neo City dan akan disingkat sebagai N City.

"Jadi, itu adalah alasan saya mengembangkan daerah Jakarta Utara ini." ucap Jaehyun mengakhiri penjelasannya dengan sebuah senyuman, membuat flash kamera segera bermunculan untuk mengabadikan momen indah itu.

"Bagaimana dengan nasib masyarakat yang anda usir?"

Huh?

Jaehyun menoleh kaget saat mendengar seorang wanita bertanya dengan nada serius, ia bertemu tatap dengan sang penanya yang memandangnya balik tanpa rasa takut. Dibalut seragam dongker dan tali kartu keanggotaan, rambut wanita itu di kuncir kuda asal, wajah dengan make up tipis namun memancarkan pesona cantiknya, siapa wanita itu?

"Mereka mengatakan bahwa anda menggusur mereka lebih awal dari yang anda janjikan. Anda tidak memberi kesempatan untuk mereka berpisah dengan lingkungan yang mereka tempati selama bertahun-tahun." lanjut wanita itu.

Jaehyun berdecih pelan, namun sebuah senyuman menghiasi wajahnya, "Dan siapakah namamu, nona?" tanya Jaehyun dengan nada remeh, menahan rasa emosi karena pertanyaan menyindir dari wanita cantik itu.

"Rose Park, jurnalis." jawab wanita itu yang ternyata bernama Rose.

Jaehyun berdiri dari tempat dimana ia duduk dan lalu berjalan mendekat menuju Rose yang berdiri dengan ekspresi serius. Jaehyun berhenti tepat di hadapan Rose membuat beberapa kamera segera memotret mereka berdua, "Kau sangat berani nona." Bisik Jaehyun pelan, nyaris tidak menggerakkan bibirnya sembari menatap pada kedua mata Rose yang menatap dirinya balik.

Sejenak pandangan Jaehyun jatuh pada bibir wanita itu sebelum akhirnya ia kembali menatap mata Rose, "Masyarakat yang kau khawatirkan itu, aman dan nyaman saat ini. Tak usah kau khawatirkan." Imbuh Jaehyun sebelum akhirnya pria itu tersenyum dan berjalan keluar begitu saja dari ruangan itu.

Ia meninggalkan Rose yang berbalik menatap kepergian Jaehyun dengan raut yang datar sebelum akhirnya ia turut pergi karena ia tak ingin menjadi bahan gosip publik karena tindakan yang baru saja Jaehyun lakukan sekalipun Jaehyun hanya berbicara padanya.

Dasar penjual sensasi.

*****

Kali kedua mereka bertemu adalah dalam sebuah acara penghargaan.

Malam itu Rose hadir bukanlah sebagai seorang jurnalis, melainkan seorang penulis buku yang karyanya kebetulan baru saja tersemat gelar Best seller. Kala itu, mereka tanpa sengaja duduk dalam satu meja bundar yang sama, bersama dengan seorang vlogger terkenal bernama Juki dan seorang PNS cantik yang viral karena kegiatan amal bagi desa yang ia tempati bernama Airin.

Disaat acara berlangsung, Jaehyun dan Rose tidak berbicara satu sama lain. Namun wanita itu tersadar untuk beberapa kali pandangan pria itu sempat terjatuh pada dirinya, mencuri pandangan dengan berlagak berdeham, merapikan rambut, merenggangkan leher.

Rose tidak sepolos yang teman-temannya kira, wanita itu paham jika sang pengusaha muda ini tertarik dengan dirinya. Tapi Rose tetaplah Rose, ia tetap bertingkah cuek bahkan saat Jaehyun menghampiri dirinya ketika acara penghargaan tersebut selesai.

"Apa kau menginap di hotel ini juga?" tanya Jaehyun disaat mereka usai bersalaman dengan salah satu orang penting dalam acara itu.

"Ya." Jawab Rose cuek sebelum akhirnya melenggang pergi begitu saja dari ballroom hotel yang mewah itu. Tanpa ia sangka, Jaehyun mengikuti dirinya.

"Kau tak penasaran dengan nasib masyarakat yang aku usir?" tanya Jaehyun, kedua tangan masuk ke dalam saku celananya sembari berjalan di samping wanita itu.

Hal yang Jaehyun tanyakan sontak membuat Rose menghentikan langkahnya dan menatap pria itu yang kini berbalik menatapnya dengan sebuah senyuman di wajahnya.

"Jika kau mau, datanglah ke kamarku, 2114." Imbuh Jaehyun sembari memiringkan sedikit kepalanya, suara ajakan terdengar lembut bagai mantra yang bisa saja memikat ribuan wanita di luar sana.

Rose memutarkan bola matanya malas dan akhirnya ia berucap, "Maaf tuan, namun saya berbeda dengan mainan anda. Saya serius dengan sikap saya terhadap anda."

Senang, itulah yang Jaehyun rasakan saat menerima respon panjang dari Rose. Pria itu mendekat kemudian berbisik, seperti kala acara perilisan waktu itu, "Kau kira aku bermain-main?"

Rose terdiam.

"Bagaimana jika aku ingin serius dengan kau?" imbuh Jaehyun.

Keduanya beradu tatap dalam waktu yang cukup lama, tidak ada yang ingin kalah dari ego masing-masing, dua orang angkuh saling berhadapan dalam situasi aneh ini. Rose menjadi pihak pertama yang memecah keningan antara mereka berdua setelah pertanyaan aneh Jaehyun.

"Dasar pria gila." desis Rose sebelum wanita itu meninggalkan Jaehyun yang tersenyum dengan lebar dan tanpa pria itu tahu bahwa sebuah senyuman kecil kini merekah di bibir Rose yang sedang berjalan menjauh itu.

*****

Masa lalu, sedih sekali untuk dikenang.

Rose baru saja menidurkan Ilo dan juga Nino. Ia kini menatap lampu minyak di kamarnya dengan anak-anak dengan pandangan lelah. Rose rindu Jakarta dan segala gemerlapnya, namun ia sangat bahagia disini, hidupnya memang terbatas tapi sebanding dengan kebahagiaan yang ia peroleh, terlebih nilainya tak terbatas.

Perngakuan Jennie bahwa ia melihat seorang pria dengan bros keemasan tersemat di dadanya semakin meyakinkan Rose bahwa kiamatnya untuknya sudah dekat. Jika Jaehyun sungguh menemukan Rose dan mengajaknya pulang, apa yang harus Rose lakukan?

Kenangan betapa uniknya pertemuan pertama mereka sempat membuat Rose merasa pilu mengingat bagaimana mereka memandang satu sama lain dengan perasaan yang berbeda dengan saat ini. Rose memang membenci Jaehyun, namun ia juga rindu dengan sikap manis sang suami yang pria itu tunjukkan di awal hubungan mereka.

Rose memekik kaget saat ia melihat alat tes di tangannya, mulutnya terbuka lebar dan kakinya langsung merasa lemas seketika.

Rose positif hamil.

Tindakan bodoh mereka mengantarkan mereka pada gerbang cobaan pertama. Bagaimana reksi Jaehyun saat tahu Rose hamil anak mereka disaat mereka berdua pun belum menikah???

"Jika begitu menikah denganku." Ucap Jaehyun disaat Rose memberi tahu pria itu.

"Jaehyun, tak mungkin. Aku hanya seorang penulis biasa sementara kamu adalah­..."

"...manusia biasa, sama sepertimu sayang." sela Jaehyun sembari menangkup wajah Rose dengan lembut sebelum membubuhkan sebuah kecupan di bibir wanita itu.

"Sedari awal melihatmu, beberapa bulan lalu, aku sudah ingin menikahi dirimu." ungkap Jaehyun dan Rose merasa bahwa ini semua hanya mimpi. Ia menatap Jaehyun yang menariknya untuk duduk mendekat di atas ranjang, "Terlebih dengan hadirnya malaikat kecil di dalam rahimmu, kurasa Tuhan menggariskan takdir kita untuk bertemu satu sama lain, Rose."

"Jaehyun, tapi..."

"...menikah denganku, Rose."

Huh? Apa Rose tidak salah dengar?

"Menikah denganku, aku sangat mencintaimu."

Dan itulah awal dari kisah kelam Rose beberapa tahun kemudian.




*****

Chapter flashback untuk kamu yang ingin sedikit rasa manis cerita ini.

Spicypastaaa🍝

SORE ✔Where stories live. Discover now