beating heart 💗

3K 376 73
                                    

Sesuai dengan kelompok yang di bentuk oleh pd-nim, Hyewon masuk ke kelompok perlengkapan yang artinya dia harus membawa/mengangkut barang-barang keperluan semua anak gadis ke taman belakang rumah yang nantinya akan didirikan tenda di sana.

Dan dengan kurang ajarnya, Lia dan Heejin menyuruhnya untuk mengangkut guling bantal dan beberapa boneka dari semua kamar para gadis sementara mereka berdua hanya membawa benda yang ringan saja seperti gelas, piring, dan peralatan makan yang lain dari dapur dan meja makan. Ga adil emang!

Sambil tetap berjibaku dengan barang bawaannya, Hyewon terus menggerutu.

"Buset, harusnya bawa satu-satu aja tadi! Jadi susah jalan kan?!" ucap Hyewon yang membawa dua buah bantal dan satu guling dalam satu rengkuhannya.

Kemudian ia melihat Hyunjin dan Renjun yang sedang menuruni anak tangga sambil membawa bantal dan selimut sama seperti dirinya.

"Hwang! Renjun!" panggil Hyewon.

Kedua orang itu pun menoleh kearah Hyewon.

"Oi mbak.. Apaan?" tanya Hyunjin seraya menghentikan langkahnya.

"Kalau minta bantuan, maaf mbak.. Lo bisa liat sendiri kan kalau kita juga lagi riweuh ini!" lanjut Renjun yang membuat Hyewon seketika mengurungkan niatnya kembali. Karena tadinya ia memang ingin meminta bantuan mereka berdua.

Si Renjun tau aja kalau gue mau minta tolong! Tuh anak bisa baca pikiran orang kali ya?😐 -Hyewon

"O-oh, gak kok. Gue cuman mau bilang SEMANGAT!" Hyewon akhirnya berdusta, tapi dalam hati dia mengumpati Renjun. Belum juga bilang udah di tolak duluan ᕙ(⇀‸↼‶)ᕗ

Hyunjin menganggukan kepalanya, "Oh, iya... lo juga semangat ya mbak!"

"Ya udah, kita duluan. Berat nih!"

Renjun pun melanjutkan langkahnya. Di ekori oleh Hyunjin dari belakang. Bener-bener tidack peka emang si Renjun 😌 , teriak Hyewon dalam hati

Akhirnya mau tidak mau, dia mengangkat bantal guling itu sendirian. Dia janji, selanjutnya dia bakal membawa bantal itu satu persatu, tidak apa jika dia harus bolak-balik lebih sering. Karena sekarang sudah tanggung, jadi lanjutkanlah!

Tapi nahasnya —karena ia tidak bisa melihat secara langsung pijakan di depannya akibat terhalang oleh bantal guling yang ia bawa— akhirnya kaki dia tersangkut kaki meja yang di lewatinya. Alhasil dia terjatuh dan membuat semua bantal dan guling yang ia bawa terlempar ke lantai.

BRUK

"AWH-!"

Hyewon terhuyung dan menyebabkan lutut serta sikunya terpentuk lantai karena menjadi tumpuan badannya. Di tambah, kelingking kakinya yang terasa ngilu karena bertabrakan dengan kaki meja kayu mahoni yang sangat kuat.

Hyewon merasakan 'jedud-jedud' di kelinking kakinya.

Ya ampun sial banget gue hari ini ¯(°_o)/¯ -Hyewon

Tapi baru saja Hyewon akan berusaha bangkit, tiba-tiba seseorang datang dan membantunya berdiri dengan memegangi kedua lengan bagian atasnya.

Hyewon terkesiap sesaat karena seseorang itu adalah Lino. Pemuda itu tidak mengatakan apa-apa selain membantunya sampi dia berdiri tegap.

"Kenapa maksain bawa barang banyak gini sih, Hyewon?" setelah Hyewon berdiri, cowok tampan itu kemudian kembali berjongkok, memeriksa keadaan kaki Hyewon karena ia tau dan melihat sendiri apa yang menyebabkan gadis itu terjatuh. "Kelingking lo berdarah."

Hyewon yang sejak tadi terpaku —karena merasakan sakit di kelingking kakinya sekaligus terkejut karena tiba-tiba Lino datang— akhirnya tersadar.

¹⁰⁰ ᵈᵃʸˢ ʷⁱᵗʰ ʰᵒᵐᵉᵐᵃᵗᵉ ; Comeback Home ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora