4

1.4K 146 18
                                    

Dia menjadi gugup, bukan karena terlalu bersemangat tapi karena sedikit perasaan takut tidak disukai. Bagaimanapun Seulgi tidak pernah bekerja di balik meja dengan tumpukkan dokumen dan secara tiba-tiba dia menjadi asisten Jimin. Pria itu adalah seorang manager yang baru dipindahkan ke Kantor cabang, dia akan segera memegang beberapa kendali.

Jangan terlalu fokus pada apa yang mereka kerjakan, tapi lihatlah bagaimana para pegawai wanita itu mengagumi sosok suaminya. Seulgi menggeser posisi berdiri ketika dia diperkenalkan secara resmi.

It's not good!

Rasanya pandangan semua orang menatap ke arah Seulgi. Tak terhitung berapa banyak pertanyaan yang ada di kepala para pegawai untuk dirinya karena menjadi asisten Jimin secara tiba-tiba.

..

"Putri Direktur utama dari kantor pusat menikah dengan seorang manager? Apa ini yang orang sebut pernikahan politik?"

Dia bersembunyi di balik toilet menunggu percakapan itu menghilang. Tidak pernah terpikir oleh Seulgi seseorang akan bicara seperti ini tentang dirinya, selama ini dia hanya melihat para pelayan keluarga mereka yang menyapa dengan sangat baik tidak peduli apa yang tuan putri lakukan.

"Seulgi, mari coba keluar dan lihat reaksi mereka."

Dia mencoba meyakinkan diri.

Pintu terbuka dan keberadaan Seulgi mengejutkan dua wanita yang beberapa saat lalu membicarakan dirinya. Keduanya terlihat segera menunduk dan memberi jalan agar Seulgi bisa menggunakan cermin di toilet. Sayangnya Seulgi tidak membutuhkan itu, dia memilih meninggalkan tempat kotor itu segera. Jantungnya berpacu setelah setiap langkah yang dia buat, sebagai pegawai baru dengan status yang mengejutkan, Seulgi merasa tidak nyaman. Akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan kondisi baru.

..

"Seulgi? Ada apa?" Jimin bertanya karena melihat istrinya memasuki ruangan begitu saja seperti akan menabrak apapun.

"Owh!"

Ia bahkan terlonjak kaget akibat sapaan Jimin barusan. Tanpa sadar Seulgi telah tiba di ruang kerja Jimin. Ia menggeleng tapi pucat di wajah membuat Jimin berjalan mendekat.

"Kau baik-baik saja? Katakan apa yang terjadi?"

"O-owh i-itu..." bahkan membuat Seulgi semakin gugup.

"Ya?" Pria ini dengan sangat sabar menanti kalimat sempurna dari bibir istrinya. Dia telah berusaha sebaik mungkin untuk menghilangkan kecemasan Seulgi.

"A-aku baik-baik saja, hanya sedikit terkejut."

Alis Jimin bertautan mendengar perkataan Seulgi. Menarik istrinya dalam sebuah pelukan yang menenangkan. Bukan pernyataan ini yang Jimin inginkan, dia ingin sebuah penjelasan masuk akal atas apa yang menimpa Seulgi selama beberapa menit sejak perkenalkan itu. Dia memang meninggalkan Seulgi karena wanita itu berkata ingin ke toilet.

"Katakan sesuatu?" Semakin lama, Jimin menuntut jawaban dari Seulgi.

Beberapa detik Seulgi terdiam memikirkan jawaban yang tepat.

Contemporary || seulmin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang