⸝⸝ OO9

1.4K 171 9
                                    

﹫wendblows

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

﹫wendblows

Jeno memberhentikan mobilnya tepat di depan gedung apartment yang sangat sepi saat ini karena Jam yang terbilang sudah cukup larut. tak lama setelah itu Jeno mengalihkan pandangan ke gue yang kebetulan banget gue juga lagi memfokuskan penglihatan ke arah Jeno. Sudut bibir gue tertarik untuk memperlihatkan senyuman saat mata kita saling menatap.

"Kalau udah ke apart kabarin," Jeno bersuara sembari mengambil barang - barang belanjaan gue yang terletak di belakang, gak banyak cuma dua paper bag doang.

Gue menganggukan kepala kemudian keluar dari mobil Jeno, "Jen, gue takut Jaemin udah di apart duluan," ungkap kekhawatiran gue yang sedari tadi terus berputar dipikiran. Di dalam mobil sana, Jeno hanya memberi tatapan kosong tak menjawab apapun, terdiam.

"ya udah deh, sana pulang! Jangan keluyuran lagi," ucap gue kikuk demi terhindar dari suasana tak nyaman barusan.

"kalau ada apa - apa hubungin gue ya," balas Jeno selang beberapa menit. Lagi, gue hanya menganggukan kepala kemudian memberikan lambaian tangan ke arah Jeno sambil berjalan ke dalam gedung Apart, membiarkan mobil Jeno berlalu.

Dalam hati gue terus berucap, Semoga saat ini Apart masih kosong, tidak ada Jaemin disana.

Namun, semakin dekat dengan Apart milik gue dan Jaemin, semakin besar rasa takut yang di rasakan, bukan karena makhluk halus ataupun suasana sepi malam ini melainkan karena pikiran gue yang terus terusan bergelut memikirkan keberadaan Jaemin sekarang, bayangkan saja kalau dia sudah tiba lebih dulu, apa yang harus gue jawab nantinya.

Jari - jari gue menekan tombol Password dengan pelan begitu pintu terbuka, sudah tamatlah riwayat gue Jelas terlihat keadaan Apart yang cukup rapi tidak seperti  saat gue tinggalkan tadi, lampu menyala, suara televisi, dan bahkan Sepatu Jaemin sudah jelas tertata rapi di rak.

bodoh, gue memukul pelan kepala sendiri merutuki semua kesalahan yang dilakukan.

Perlahan gue berjalan menuju kamar, suara langkah kaki gue usahakan tidak terdengar atau berbuat gaduh, sejauh ini gue belum lihat Jaemin dimana pun, ruang tengah dan dapur.

"Darimana ?"

tidak perlu di tebak, suara pria di belakang gue sudahlah jelas suara suami gue sendiri, Jaemin. Dengan sigap, gue berbalik arah, mata gue melotot kaget. Harap - harap cemas, tidak mendapati raut wajah marah Jaemin, ya walaupun dia tidak pernah Marah ke gue selama ini.

"Siapa? Aku ?" Tanya gue balik tidak berani melihat ke arah Jaemin.

"Bukan," Jawabnya dengan nada datar.

"terus s - siapa ???" dasar aku, bodoh.

"Jeno," ujarnya membuat kepala gue mendongak, menatap matanya yang memberikan pandangan kesal.

ignorance ft. lee jenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang