12. Motif Draco Malfoy dan Latihan Quiditch

4.3K 648 103
                                    

Setelah pertemuan pertama ketika Draco memberikan surat dari ibunya mengenai Lana kepada Hermione, ini adalah kali ketiga mereka bertemu di tepi danau.

Polanya hampir sama. Hermione duduk membaca menggunakan kursi hasil transfigurasinya, lalu beberapa saat kemudian Draco datang dan mereka mulai mengobrol panjang lebar.

Ini juga adalah pertemuan pertama mereka setelah masalah dengan Lana kemarin. Jujur, Hermione gugup bertemu dengan Draco lagi, ia takut Draco akan menggunakan adegan menangis dan curhatnya itu sebagai senjatanya untuk mengejek.

Hermione tak habis pikir juga. Kenapa ia bisa seterbuka itu ya pada Draco? Jelas-jelas mereka adalah musuh bebuyutan selama bertahun-tahun, walaupun akhirnya memutuskan untuk 'civil' kepada satu sama lain karena harus mengajar bersama.

Hermione masih belum yakin untuk menggunakan kata teman atas interaksinya dengan Draco. Ayolah mereka bisa bicara tanpa saling mengejek saja baru beberapa minggu terakhir. Terlalu terburu-buru untuk menjadi teman. Tapi Hermione punya firasat jika mereka stabil seperti ini, bisa mengobrol tanpa mengejek bahkan sesekali bercanda, tak akan mustahil rasanya untuk mereka berteman suatu saat nanti.

Dan itu dibuktikan dengan reaksi Draco saat bertemu Hermione lagi. Sedikit pun Draco tidak ada mengungkit soal orang tua Hermione ataupun mengejek Hermione mengenai adegan menangisnya. Seakan-akan Draco tahu Hermione belum nyaman untuk berbicara mengenai orang tuanya dan kejadian di ruang kelas ramuan kemarin terjadi karena Lana sudah memancingnya.

Alih-alih mengorek soal orang tua Hermione, Draco justru menceritakan apa yang ia lakukan pada Lana.

"...aku menceritakan semua yang Lana katakan padamu kepada kepala sekolah dan ekspresinya tetap datar, sama sekali tidak menunjukkan jejak menyesal," kata Draco wajahnya menunjukkan kalau ia kesal pada Lana.

"Ya tapi kita tetap tidak bisa menghakimi Lana, Malfoy. Seperti yang kau bilang, itu adalah kebenaran yang ia tahu. Menurutnya ia justru melakukan hal yang tepat dengan memperlakukanku seperti itu," Hermione mengingatkan.

Draco melihat lurus ke dalam mata Hermione dan menemukan kalau ucapan gadis itu tulus dari hatinya.
Hermione benar-benar tulus ingin membantu Lana, orang yang jelas-jelas menghinanya dan menggunakan pengorbanan menyakitkannya untuk kedua orang tuanya menjadi bahan lelucon.

Merasa gugup ditatap seintens itu, Hermione pun berdeham pelan. Draco akhirnya tersadar ia sudah menatap Hermione lebih lama dari yang seharusnya.

"Ehm err...omong-omong soal Lana, orang tuaku masih berlibur di Venesia sehingga ibuku tak ada waktu untuk mencari tahu soal Lana," kata Draco dengan cepat mencari topik lain.

"Ohh ya, aku sudah lupa soal ibumu."

"Hmm. Sebenarnya aku sudah bilang untuk mendahulukan masalah Lana ini terlebih dahulu, tapi mereka sudah merencanakan liburan ini dari lama. Well, mereka sudah merencanakan liburan selama setahun penuh sebenarnya. Efek menjadi bagian dari inner circle membuat orang tuaku banyak kehilangan teman dan kolega bisnis. Bukan hanya dari pihak orde tapi juga dari kalangan darah murni yang tidak ikut campur dalam perang kemarin. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk berlibur saja tahun ini. Tapi aku sudah pastikan agar mereka pulang setelah dari Venesia untuk mencari tahu soal Lana, baru mereka bisa melanjutkan liburan mereka."

Hermione terdiam sebentar setelah mendengar penjelasan Draco. Sedikit terkejut kala menyadari Draco baru saja menceritakan sesuatu yang berkaitan dengan kesulitan keluarganya padanya. Bukan ciri seorang Malfoy untuk mengakui kelemahan mereka.

Hermione juga jadi tahu kalau ternyata keluarga pelahap maut seperti Malfoy tidak hanya kesusahan untuk kembali berbaur dengan komunitas sihir pada umumnya, tapi juga dengan keluarga penyihir berdarah murni yang tidak mau ikut campur pada perang kemarin.

POTION [DRAMIONE]Where stories live. Discover now