4. Dancing in the Air

6.6K 493 65
                                    

Biasanya saat akhir pekan, Lily akan membangunkannya pukul sembilan pagi. Oleh karenanya, biasanya Athanasia bermalas-malaan saat hari minggu, tidak seperti biasanya yang akan bangun pukul tujuh pagi.

Beberapa saat lalu Athanasia izin pada Claude untuk kembali ke kamarnya karena dia ingin bermalas-malasan. Claude awalnya menolak, karena Athanasia bisa bermalas-malasan di ruangannya, jadi mengapa harus susah payah ke kamar Athanasia. Namun karena putrinya merengak dan mengatakan tidak enak pada Claude yang pasti akan sibuk kerja di pagi hari, Claude mengizinkan Athanasia untuk kembali ke kamarnya.

Saat ini pukul lima pagi, Athanasia berjalan santai di sepanjang jalan menuju Istana Emerald. Irisnya menatap jalanan yang masih diterangi oleh cahaya lampu, matahari belum sepenuhnya muncul kepermukaan. Dilihatnya para pekerja sudah siap untuk membersihkan istana, beberapa diantaranya menyirami taman bunga miliknya.

Dibibirnya terus melengkung senyuman, ia jarang sekali jalan pagi-pagi buta seperti ini. Terakhir kali saat Claude kehilangan ingatannya, ia berjalan tanpa tujuan mengitari beberapa perumahan penduduk di Obelia dan asrama sekolah Arlanta. Dulu, saat dia masih di Korea, tentu jalan di pagi buta seperti ini sudah menjadi rutinitasnya, mengingat dia harus bekerja dari pagi hingga petang.

Sesekali ia merapatkan lengannya, memeluk kimono tidur yang terlapisi jaket hangat milik Claude ketika udara dingin menerpanya. Sebenarnya dia bisa menggunakan sihir penghangat tubuh seperti yang dilakukan Lucas saat ia bermain dengan Blackie. Namun karena udara pagi menyehatkan tubuh, Athanasia memilih untuk menikmatinya. Lagipula siang nanti udara akan berubah menjadi panas, mengingat sekarang adalah musim panas.

Ketika ia memasuki Istana Emerald, matanya melihat Lily yang kini hendak menuju ke dapur. Dilengannya terdapat nampan berisi bahan makanan yang ia dapat dari orang yang bertugas membeli bahan makanan di luar istana.

"Lily!" panggilnya.

Lilian yang berjalan membelakangi Athanasia menolehkan kepalanya, "Princess?"

Atahansia berlari kecil mendekati Lilian. "Siang ini aku mau makan puding coklat," ucapnya.

Lilian menganggukan kepalanya seraya tersenyum, "Tentu, nanti aku dan Seth akan membuatkan puding untuk princess. Oh ya, princess sudah kembali dari Istana Garnett? Pagi sekali."

"Iya, aku izin kembali lebih pagi pada papa. Aku ingin bermalas-malasan hari ini." ucapnya. "Jadi jangan bangunkan aku sampai aku bangun sendiri ya Lily."

"Tentu," Lilian tersenyum,

"Dah Lily..."

"Selamat tidur lagi princess..." Lilian terkekeh. sedangkan Athanasia kembali berjalan santai menuju kamarnya.

Athanasia membuka pintu kamar perlahan, lalu memasuki ruangannya dengan santai. Rasa-rasanya ia ingin segera melompat ke atas kasur yang empuk. Namun sebelum ia merealisasikan keinginannya, ia melihat seseorang berbaring di tempat tidur miliknya.

Athanasia mendekatkan dirinya pada Lucas, menatap wajah cantik itu lalu tersenyum. Surai hitam Lucas yang lembut menyebar di atas bantal yang biasanya ia kenakan. beberapa helai rambutnya menutupi wajah Lucas. Jubah sebagai identitas seorang penyihir bewarna hitam dengan ornamen putih di ujungnya tersampir di kursi di depan meja rias miliknya. sedangkan selimut tergulung di ujung kakinya.

"Bagaimana bisa selimut sampai tergulung di bawah kakimu?" Athanasia bergumam pelan, tidak ingin membangunkan Lucas.

Dengan perlahan, ia berjalan ke samping Lucas, membenahi selimut yang tergulung di bawah kaki Lucas. Setelah selesai, ia melihat wajah tidur Lucas. Pandangannya jatuh pada titik hitam di bawah mata Lucas sebelah kiri.

You Are Mine! From Head To Toe (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang