The Wound

1.1K 138 22
                                    

Lagi demen yang pelakor-pelakoran, ya? Oke.

Oh ya sambil baca sambil dengerin soundtrack drama ya biar ngena wkwk

Hujat aku di kolom komentar abis itu!









Duduk di salah satu meja kafe, dua gadis terlihat sibuk dengan minuman dan kudapan masing-masing. Mereka Bae Irene dan Kim Jennie, dua darah cantik yang tadinya hanya iseng untuk pergi ke kafeㅡsekedar main dan mengobrol biasa.

"Apa Taeyong akan baik-baik saja jika kekasihnya ini justru lebih memilih untuk menghabiskan malam minggunya bersama denganku?" Gadis Bae buka suara.

Suara kekehan Jennie menyusul kemudian. "Minggu kemarin dia mengacuhkanku karena game jadi, kurasa malam ini semuanya akan menjadi impas!"

"Hhh kau ini." Irene tak meneruskan kalimatnya kala sepasang netra beningnya menangkap adegan yang mampu membuatnya merasa muak. Disudut kafe ini rupanya sepasang kekasih itu tengah memadu kasih.

Lihat saja apa yang akan dilakukan oleh Irene, nanti!

Bola mata Jennie bergulir dari ponsel kearah Irene yang masih memfokuskan pandangan kearah belakangnya. Detik selanjutnya, Jennie memutuskan untuk turut melihat apa yang membuat Irene sampai terdiam seperti itu.

"Membuat muak saja!" gumam gadis Bae yang kembali menyedot minuman dinginnya.

Sekarang Jennie mengetahui sesuatu.

"Wajahnya yang berlagak polos itu benar-benar membuatku benci!"

Jennie mendesah pelan. "Apa kita pindah saja? Ayo!" Gadis itu bangkit lantas menarik pelan lengan Irene. Berusaha meminimalisir rasa sakit hati temannya itu.

"Hmm."

Pintu kaca itu terdorong pelan sebagai tanda hengkangnya mereka dari kafe itu.

🍋🍋🍋

Dua manik cantik itu terus menatap pada figur pemuda tinggi dengan wajah yang nyaris sempurna itu. Dari balkon lantai dua laboratorium kampus, lebih tepatnya. Irene sudah menghabiskan waktunya sekitar setengah jam untuk memperhatikan yang tengah terduduk seorang diri dibawah sana.

Gadis yang kelihatannya hanya diam saja itu benar-benar tidak terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu yang besar. Irene dengan kediamannya, pun isi kepala yang dipenuhi dengan rencana.

"Oh Sehun... Mari kita lihat sejauh apa aku bisa menggunakanmu untuk menyakitinya!"

Karena terus memperhatikan, tak ayal pemuda bernama lengkap Oh Sehunㅡyang kini sedang duduk memainkan ponselnya didepan kelasㅡmenolehkan kepalanya keatas. Tepat dimana gadis Bae itu berada.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

𝙇𝙚𝙢𝙤𝙣 𝙏𝙚𝙖Where stories live. Discover now