Chapter 5

591 74 2
                                    

Terima kasih kepada para pembaca yang masih menunggu saya untuk kembali merangkai kisah pada buku ini. Saya persembahkan karya saya yang saya tulis ini. Memang masih banyak kekurangan pada tulisan ini, saya juga akan terus belajar menyempurnakan cara menulis saya agar kedepannya lebih baik lagi. Namun saya amat sangat bersyukur bila tulisan saya ini dapat menghibur pembaca sekalian.

Terima kasih juga atas dukungan, doa, dan motivasi dari para pembaca sekalian. Saya tanpa kalian tidak akan seperti sekarang.
Sekali lagi saya katakan terima kasih banyak untuk kalian semua.

Selamat membaca ^ ^

Denting alat makan yang berbenturan dengan piring mengisi keheningan ruang makan itu. Tak ada satupun ingin yang membuka pembicaraan, Mitsuki merasakan ada hal yang tidak beres dengan Riku dan pemuda yang baru datang itu. Ia berfikir seperti ada sesuatu diantara Riku dan pemuda itu, mungkin ia dapat menanyakan nanti kepada riku pikirnya. Mitsuki sedikit tersetak karena pundaknya yang ditepuk pelan oleh Iori.

"Kakak, Apa yang sedang kamu pikirkan? " tanyanya dengan raut khawatir.
"Ah... Bukan apa-apa kok. Tenang saja, Iori"
Iori masih menatap wajah kakaknya, yakin bila tidak ada yang disembunyikan ia kembali fokus menuju menu makanan yang ada dipiringnya.
Riku memakan makanan yang ada dipiringnya dengan perasaan tak menentu, sesekali ia menatap pemuda yang ada dihadapannya. Masakan yang terlihat lezat terasa hambar dilidahnya.

Sougo menatap khawatir Riku, ia menegur lembut Riku yang terlihat tidak menikmati makan malamnya. Riku hanya tersenyum kecil menanggapi kekhawatiran Sougo.
"Baik. Sebelum kita mengakhiri acara makan malam ini, ada sesuatu yang akan saya sampaikan." kata Banri memecah keheningan diruangan itu. Segera seluruh pemuda yang ada diruangan itu menghentikan aktifitasnya dan serius menyimak apa yang disampaikan oleh Banri.

Banri bertopang dagu dengan kedua tangannya, matanya menatap seluruh orang yang berada di ruangan itu.
"Saya akan mempersilahkan kedua pemuda yang baru muncul diantara formasi kalian untuk mengenalkan dirinya masing-masing, Riku dan Tenn silahkan kalian berdiri dan mengenalkan diri kalian"
Tenn bangkit dari duduknya begitu juga dengan Riku. Tenn memberi isyarat mata kepada Riku untuk memperkenalkan dirinya dahulu namun Riku  tidak merespom isyarat itu. Ia terdiam dengan tatapan kosong dan raut wajah tanpa ekspresi.

"Riku.... Riku! Hei ada apa? "
Yang dipanggil sedikit tersentak dan menoleh kepada asal suara yang memanggilnya.
"Ada apa? Apakah kamu tak enak badan?" tanya Sougo dengan raut khawatir.
"Ah.. Tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa kok! Tenang saja" kata Riku dengan senyum dipaksakan.

"Wah...sepertinya Riku sudah perkenalan dengan yang lain. Baiklah kalau begitu kamu bisa duduk kembali. Tenn silahkan perkenalkan dirimu" Kata Banri. Riku menuruti kata Banri lalu duduk ditempatnya kembali. Pemuda yang dipanggil Tenn berdehem singkat, lalu senyuman kecil terbit diwajahnya.
"Perkenalkan nama saya Kujou Tenn, senang berkenalan dengan kalian semua" katanya lalu membungkukkan badannya.

"Nah... Jadi karena kalian sudah tahu kedua pemuda yang baru datang ini, maka saya akan mengumumkan bahwa Riku adalah 'Suara gerbang utama' sedangkan Tenn seperti yang kalian tahu ia akan menjadi 'Penjaga gerbang' . Dengan ini saya akan menutup acara makan malam kali ini. Silahkan kalian beristirahat dan selamat malam" Kata Banri sambil teesenyum menutup acara makan malam saat itu.

Tenn bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun, Riku pun segera mengikutinya tanpa berkata apapun juga.
"Ada apa dengan mereka berdua? " tanya Nagi.
"Entahlah aku juga tidak tahu" balas Yamato sambil mengangkat kedua bahunya.
Yang lainnya juga terheran-heran dengan dua orang yang meninggalkan ruangan itu tanpa kata.

"Permisi tolong tunggu sebentar! " kata Riku sambil berusaha menyusul Tenn, ia mempercepat langkahnya agar bisa menyusul.
"Tunggu! " katanya berusaha menghentikan langkah Tenn. Tenn seperti tidak mendengarkan kata-kata Riku dan terus melangkahkan kakinya tanpa berhenti.

"Kak Tenn!! "
Tenn akhirnya menghentikan langkah kakinya setelah mendengar satu kalimat yang diteriakkan Riku.
"Hah... Hah... Akhirnya kakak berhenti juga... " ujar Riku sambil mengatur nafasnya. Riku berhenti tepat dibelakang Tenn yang memungunginya.
"Kak Tenn bagaimana kabarmu? Sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kak Tenn aku sangat-"
"Hentikan"

Riku terdiam mendengar nada bicara Tenn yang begitu tajam dan dingin, ia menatap punggung kakaknya. Tenn membalikkan badannya lalu menatap dingin dirinya.
"Hentikan panggilan menggelikan itu"
Riku melebarkan matanya, saat ia ingin mengatakan sesuatu Tenn memotongnya terlebih dahulu.
"Ingatlah ini Tuan Riku aku bukan kakakmu lagi. Jangan sekali-kali kau memanggilku dengan cara seperti itu.
Camkan itu! "

Tenn segera berbalik dan berjalan cepat meninggalkan Riku yang memantung di lorong. Mata Riku terus menatap punggung  Tenn yang menjauh, kedua kaki yang menopang berat tubuhnya bergetar dan tak lama ia ambruk dan terduduk di lantai lorong yang dingin. Tatapan matanya kembali kosong.

Kak Tenn... Kembali meninggalkanku... Seperti dulu... Mengapa?

Setetes kristal bening turun tanpa aba-aba dari salah satu manik matanya. Isak tangis pelan akhirnya keluar dari mulutnya. Kesedihan memenuhi lerung hatinya. Pikirannya memaksa untuk menghentikan isak tangisnya tetapi bulir air mata itu tetap keluar dari kedua bola matanya.

Malam itu... Di tengah lorong yang sunyi... Kedua hati tengah menjerit.
Meratap kepada takdir yang mempermainkan mereka.

TBC

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Mr. AFFECTiON Where stories live. Discover now