Chapter-11 Kejanggalan

1K 132 20
                                    

Renjun, Jaemin, Haechan, Chenle, dan Jisung kini berada di luar ruangan, tepatnya di rumah sakit. Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruangan. Jaemin pun langsung menghampirinya."Dokter bagaimana keadaan Jeno?" tanya Jaemin.



Dokter itu membuka maskernya."Lee Jeno baik baik saja, hanya terbentur sedikit. Sekarang dia sudah sadar, kalian bisa melihatnya," jelas dokter itu.



"Terimakasih," ucap Renjun.



"Iya, permisi," balas dokter itu.



Mereka berlima masuk ke ruang perawatan. Mereka melihat Jeno masih tertidur di sana. Chenle yang melihat Jeno hanya geleng kepala."Jeno hyung. Enak ya?" ucap Chenle. Jeno membuka matanya dan melihat lima temannya sudah ada di dekatnya.



"Untung kau tidak terluka parah," ucap Haechan mengambil nafas lega.



Jaemin teringat sesuatu, ia langsung menghujani pertanyaan ke Jeno."Jeno katakan! Siapa yang kau lihat kemarin? Siapa dia?" tanya Jaemin sembari mengoyangkan tubuh Jeno.



Jeno merasa ternganggu."I..iya," ucap Jeno. Kemudian Jaemin berhenti mengoyangkan tubuh Jeno."Siapa?" tanya Haechan.



Jeno menghela nafas dan bersiap berbicara."Aku tidak ingat," jawab Jeno dengan santainya.



"Apa?" ucap Jisung dan Chenle serentak.



"K-kenapa?" tanya Jeno yang tidak mengerti pada lima temannya itu.



"Eh, Jeno ingatkan kemarin kau menyelamatkan kami, lalu kau menghajar dua orang itu dan membuka maskernya," jelas Haechan.



"Iya benar," timpal Renjun.



"Sebenarnya yang kuingat adalah terakhir kali aku menginjak kulit pisang terus terjatuh," jawab Jeno dengan sejujurnya.



"Gimana ceritanya?" tanya Jaemin.


Jeno menceritakan kejadian kemarin sore ketika ia akan pulang ke villa.



Flash Back On.



Author POV



Jeno selesai ketemuan sama cewek di sebuah tempat makan. Ketika Jeno akan pulang ke villa, Jeno berjalan pulang menuju villa sambil memegang ponsel, hal itu membuat Jeno tidak fokus dengan jalanan.



Awalnya Jeno berjalan dengan lancar, tetapi ketika ia mengetahui hari sudah semakin sore, ia mempercepat langkahnya."Aku harus cepat," ucap Jeno yang masih memegang ponsel.



Jeno melangkah terus sampai di depannya ada kulit pisang. Ia tidak sengaja menginjak itu dan terpeleset. Kepalanya pun membentur pohon, Jeno sempat tak sadarkan diri beberapa menit. Setelah itu ia terbangun, ia tidak mengenal dirinya sendiri.



"Aku siapa? Aku darimana?" ucap Jeno pada dirinya sendiri.



Kemudian Jeno mengambil ponsel yang terjatuh di dekatnya."Ponselnya siapa ini?" ucap Jeno. Setelah dihidupkan ponselnya masih baik - baik saja, saat itu juga di wallpaper depannya terlihat foto dirinya sendiri dengan seseorang yang tidak ia kenal, padahal itu foto Jeno dan Jaemin.



Jeno melanjutkan langkahnya sesekali ia menatap tajam orang - orang lewat, ia juga garuk - garuk kepala yang tidak gatal. Itu karena Jeno lagi bingung, ia benar - benar kehilangan ingatannya. Lalu Jeno bermaksud menghubungi salah satu nomor di ponselnya, dengan begitu Jeno bisa menghubungi orang dekat yang ia tidak ingat.



Jeno mengambil ponsel, lalu ia menghidupkan ponselnya. Ketika ia menggeser layar muncul masukan sandi, Jeno jadi bingung ia tidak ingat apa sandi layar ponselnya. Pada akhirnya ia tidak jadi menelpon seseorang, karena ia tidak bisa membuka ponsel.



Jeno duduk di kursi taman, kemudian ia menengadah ke langit."Aku siapa? Langit bantu aku!" ucap Jeno. Ia hanya memejamkan mata mencoba mengingat sesuatu. Seketika ia melihat samar - samar sebuah villa dan jalannya, ia ingat sedikit walaupun tidak jelas.



"Aku akan ke sana," ucap Jeno ketika mengingat itu.



Kemudian ia melangkah menuju tempat itu, tapi ketika ia sampai di villa itu ia melihat villa itu di belakangnya. Jeno bingung dimana pintu depannya? Supaya tidak menambah bingung, apalagi sudah malam, ia menaiki dinding dengan susah payah.



Kemudian ia pun sampai di belakang villa, kemudian ia mengetuk pintu malah tidak ada yang menjawab atau membukakan pintu. Tak lama kemudian Jeno memutar gagang pintu."Tidak dikunci?" ucap Jeno.



Kemudian ia membuka pintu, suasanya sepi. Lalu ia mendengar suara pertarungan, Jeno menghampiri sumber suara dan melihat kejadian penyanderaan orang yang tidak ia kenal. Ketika Jeno berhasil membuka dua masker orang itu, Jeno mengingat sesuatu dan saat itulah Jeno harus terbentur lagi.



Flash Back Off.



"Jadi begitu?" ucap Haechan yang mengetahui kebenaran Jeno.



Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban."Jadi ketika kau membuka masker itu kau tahu siapa mereka, tapi lupa karena ingatanmu telah kembali?" tanya Jaemin sambil menatap Jeno tajam.



Lagi - lagi Jeno mengangguk sebagai jawaban. Jisung menghela nafas."Makin bingung deh," ucap Jisung. Chenle ingin tertawa, tapi harus ditahan kasihan juga Jeno kalau ditertawain.



Beberapa hari kemudian...



Jeno sudah sembuh dan kembali ke villa bersama yang lain. Jaemin, Haechan, Jeno dan Chenle sedang menonton di ruang tengah, Jisung dan Renjun sedang belanja untuk membeli persiapan makan malam nanti.



Setelah satu jam mereka berdua kembali ke villa sambil membawa banyak makanan dan cemilan. Haechan awalnya ingin memakan makanan itu, tapi dilarang Jeno."Jangan! Ini buat makan nanti malam, ini kan masih siang. Tuh mending makan cemilan aja!" ucap Jeno.



Haechan mengurungkan niatnya dan mengambil cemilan."Iya iya," balas Haechan.



Kemudian mereka menonton televisi bersama. Tidak dengan Renjun, ia merasa lelah jadi ia memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Ketika Renjun sampai di kamarnya, seseorang berdiri di balik pintu. Siapa dia? Ketika Renjun membuka pintu, mulut Renjun dibekap oleh orang itu.



Renjun tidak bisa berteriak. Renjun berusaha melawan, tapi tidak bisa. Kemudian Renjun diseret paksa keluar melalui jendela. Orang itu hanya meninggalkan secarik kertas di atas meja kamarnya.



Tak lama kemudian Jisung datang ke kamar untuk membawakan minuman dan cemilan, ketika ia membuka pintu, Renjun sudah tidak ada."Renjun hyung!" panggil Jisung. Jisung tidak bisa mengendalikan emosinya. Ia melihat secarik kertas dan membacanya, seketika Jisung menaruh cemilan dan air minum itu. Lalu ia berjalan menuju ruang tengah.



Ketika ia sampai di ruang tengah, Jisung memberikan secarik kertas itu. Jisung mencoba mengendalikan emosinya."Renjun hyung diculik," ucap Jisung. Karena tidak bisa mengendalikan emosi, Jisung menunduk.



"Apa?" ucap Jaemin tidak percaya dengan itu.



Kejanggalan ini membuat Jisung seperti tersenyum samar di tengah - tengah mereka semua. Namun hal itu tidak ada yang tahu seorang pun.


~To Be Continue~



Nah gimana readers? Kejanggalan apa yang telah menimpa mereka? Siapa yang menculik Renjun kira - kira?


Semoga kalian suka sama part ini.


Sampai jumpa di part berikutnya.




IanPisces


27 April 2020


Solve Misteries || Nct Dream ✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ