Bab 2 Bagian 3: Apel dan Marshmallow

42 1 1
                                    

Belakangan, suara tangisan anak terdengar di hutan yang berada di sisi luar kota Lyell.

Mau tak diacuhkan sekalipun, teriakkan mereka tidak ada hentinya. Tetapi, kalau ada yang masuk ke hutan untuk mencari anak itu, tidak akan ketemu, dia.

"Tangisannya jauh dari sini, jadi tidak masalah. Tapi menyeramkan... itu laporan yang kuterima."

Penjelasannya berhenti di situ, si Armado yang berperan sebagai pemimpin dari Divisi Ke-5 Garda Bersayap menghembuskan tatapannya pada orang-orang yang tengah berkumpul di ruangan. "Bagaimana?"

"Hmm..." pikir perempuan berambut hijau terang, Tiat. "Menurut kalian?" tanya dia.

Pannibal mengangguk, rambut panjangnya yang berwarna ungu mengipas. "Berdasarkan penjelasannya, kemungkinan besar memang iya."

"Kita harus segera mencarinya," timbal Lakhesh, tampak kekhawatiran di wajahnya. "Tak apa kalau enggak ada siapa-siapa, tapi kalau ternyata ada, aku ingin bertemu."

"Ya!" Collon melompat kegirangan, tangannya diangkat tinggi-tinggi. "Ini bakal jadi Misi Penangkapan Besar!"

"...Tunggu dulu." Berdiri tak jauh dari keempat perempuan itu, Feodor mengangkat tangan dengan canggung. "Aku merasa ada yang kurang. Apa kalian berempat mengerti penjelasan tadi yang tidak aku mengerti?"

Tiat menghela nafas, wajahnya tampak jengkel. Ia sudah mengira reaksi ini; dari awal, ia sudah yakin tidak akan dilayani baik-baik olehnya. Di sisi lain, keluar tawa keras dari Collon, dan Pannibal juga terkikih sambil menepuk punggungnya dengan ceria.

"Oh, hampir lupa!"

"Maaf, aku merasa kamu sudah seperti keluarga."

Perlakuan dari mereka berdua sudah ia perkirakan sebelumnya. Lakhesh juga meminta maaf, dia tampak merasa bersalah saat mencoba menjelaskan. "Um, anu, jadi... di hutan, bisa jadi ada seseorang yang satu ras dengan kami."

Ini juga sudah ia perkirakan – atau mungkin, yang ia harapkan. Dari keempat gadis yang ada di sini, Lakhesh adalah yang paling memiliki pengertian. Dia membersihkan kekacauan yang dibuat oleh ketiga lainnya, dan Feodor menganggap dia sebagai komunikator dari grup itu.

Sekarang, perihal masalah ini... "Ras yang sama?"

"Y-Ya, Leprechaun."

Ia berpikir sebentar. "Maaf, aku rasa aku tidak mengerti. Apa maksudmu?"

"Sepertinya adik kami telah lahir, jadi kami ingin menemui mereka secepat mungkin." Penjelasan itu membuat Feodor makin terheran.

...Ya. Aku sama sekali tidak mengerti.

"Oke, oke... jadi seperti itu, ya?" Si pemilik ruangan ini, si ketua Divisi Ke-5 yang dari tadi terdiam, menganggukkan kepalanya yang terlindungi tempurung. "Biasanya, ada seorang penyihir yang ahli dalam hal ini akan tiba-tiba datang, tiba-tiba menginvestigasi, dan tiba-tiba menangkap targetnya. Tapi kali ini, semuanya terserah kalian."

Tatapannya menuju pada mereka berempat, yang serentak mengangguk bersama.

"Ya, sepertinya kau berempat saja cukup." Si Perwira Tinggi menganggukkan kepala lagi. "Oke, Perwira Pertama Jessman, saya serahkan tanggung jawab untuk mengawasi ini padamu. Jika ada Leprechaun baru yang ditemukan, harap langsung diamankan dan dibawa kembali."

Oke, jadi begini akhirnya.

Feodor mungkin tidak mengerti apa yang harus dilakukan, tapi ia masih menjadi supervisor dari keempat anak-anak ini. Jika ada tugas yang mesti mereka lakukan, maka akan diserahkan dalam bentuk perintah oleh Feodor.

Shuumatsu Nani Shitemasuka? Mou Ichido Dake, Aemasuka? Volume 2|IndonesiaWhere stories live. Discover now