💕CINTA CINCIN PUTIH💕

6K 468 30
                                    

CINTA CINCIN PUTIH

Happy reading

💕💕

Kupeluk kakiku erat, kutenggelamkan wajahku di atas kedua lututku.
Air mata tidak berhenti jatuh dari pelupuk mataku.

Aku tahu ini salah!
Aku tahu ini sebuah dosa!
Aku tahu, tapi aku tidak bisa menghindarinya.
Sangat sulit bagiku, untuk lepas dari jerat cinta. Cinta yang tidak seharusnya ada.

Dia milik orang lain.
Dia suami bagi istrinya!
Dia ayah bagi anaknya.
Lalu aku!?
Siapa aku!?
Aku hanya gadis yang terperangkap dalam cinta tanpa asa.

Tuhan.
Jiwa ragaku milik MU
Rasa hatiku berasal dari MU.
Tolong hapuskan rasa cinta ini dari hatiku.

Aku ingin tangis ini berakhir.
Aku ingin kepedihan ini cukup sampai di sini.
Aku ingin ....
Tapi semua hanya sebatas keinginan, pada kenyataannya, air mataku terus mengalir, karena cinta ini begitu besar untuknya.

Samar kudengar suara Caca Handika mengalunkan lagu Cincin putih dari rumah terangga. Membuat air mataku semakin deras mengalir.

Itu lagu favorit kami berdua.


--

Kuhapus air mataku.
Kubulatkan tekadku.
Kalau malam ini adalah malam terakhir bagi aku, dan dia.

Kami bertemu di tempat biasa kami bertemu.
Sebuah tempat di bawah pohon akasia yang tumbuh di tepi jalan kecil. Di bawahnya ada kursi beton yang biasa kami duduki.

Meski tempat ini di tepi jalan yang menjadi tempat lalu lalang banyak orang. Tapi penerangan yang temaram, membuat wajah kami tidak mudah dikenali orang yang lalu lalang di jalan.

Kami tidak berani mengambil resiko bertemu di tempat yang terang, karena dia, suami wanita lain!

"Kita harus berpisah," ujarku langsung pada inti pembicaraan.
Dia menolehkan kepalanya ke arahku.
"Berpisah?"
"Apa yang kita lakukan ini tidak benar Bang."
"Setelah hampir 2 tahun kita menjalani ini, kenapa kamu baru mengatakan ini tidak benar?"
"Hubungan ini tidak punya masa depan, untuk apa diteruskan!"
"Aku sudah bilang, aku akan menceraikan istriku, kamu tahukan jika pernikahan kami sebuah keterpaksaan, aku tidak mencintainya Na!"

"Mungkin aku sanggup merebut Abang dari sisi istri Abang, tapi aku merasa tidak sanggup memisahkan seorang anak dari Ayahnya Bang, aku tidak sanggup!"

"Aku mencintaimu Na, aku sangat mencintaimu!"
"Jika Abang mencintaiku, sudah sejak dulu Abang melepaskan istri Abang, dan memilih aku, tapi cinta Abang hanya semu, bukan sebuah kenyataan bagiku, keputusanku sudah bulat Bang, kita berpisah di sini, aku mohon maaf atas semua kesalahanku pada Abang."

Bang Yan berlutut di hadapanku. Digenggamnya erat kedua tanganku. Dikecupnya jari jemariku, air matanya membasahi jemariku.
"Tolong jangan tinggalkan aku Na, aku mencintaimu, sangat mencintaimu."
"Aku juga sangat mencintaimu Bang, tapi cinta kita tidak akan membuat kita bisa saling memiliki, Abang suami orang ... hiks ... hikss .... "

"Aku akan menceraikannya besok Na, aku berjanji padamu."
"Tidak Bang! Aku yang akan pergi dari kehidupan Abang!" Kurenggutkan jemariku.
Aku tegak berdiri di hadapannya.

Kesalahan ini harus segera di akhiri. Cinta 'cincin putih' ini harus segera berakhir. Biarlah kutoreh luka di dalam hatiku sendiri, dari pada hidup dalam kegelisahan terus menerus.

"Na, aku mohon jangan tinggalkan aku Na, aku sangat mencintaimu."
"Lupakan cinta diantara kita Bang, anggap aku tidak pernah hadir dalam kehidupan Abang!" Aku beranjak meninggalkannya.
"Na ... bagaimana aku bisa melupakanmu, aku tidak akan bisa melupakanmu Na."
"Abang pasti bisa, dan akupun juga pasti bisa. Selamat tinggal Bang, pesanku, jangan lagi bagi cinta Abang, berikan cinta Abang hanya untuk anak istri Abang, jangan mengulangi kesalahan yang sama Bang, assalamuallaikum."

Kunyalakan motorku, lalu pergi dengan sejuta luka merejam perasaanku.
Hatiku sakit! Sangat sakit, tapi ini lebih baik, dari pada harus direjam rasa gelisah yang seakan tanpa akhir.

Suara benturan keras dibelakangku membuat aku menghentikan motorku.
Orang-orang berlarian ke arah yang berlawanan dengan tujuanku. Aku tidak bisa menghalau rasa penasaranku. Aku memarkir motorku di tepi jalan. Dan berlari ke arah kerumunan orang-orang.

Kusibak kerumunan itu, mataku mengabur oleh air mata. Tubuhku luruh berlutut di atas aspal jalanan. Kuraih kepala Bang Yan yang terkulai di atas aspal.
"Aku mencintaimu Na, maafkan salahku, sampaikan juga maafku pada anak, istriku, dan  keluargaku, juga pada teman-teman kita. Biar kubawa mati rasa cintaku padamu Na .... " suara Bang Yan terbata, tapi aku mampu mendengarnya. Samar kudengar Bang Yan, mengucapkan dua kalimah Syahadat. Lalu kurasakan napasnya menghilang, ada sebentuk senyuman terukir di bibirnya. Aku menjerit sekerasnya, sampai semua terasa begitu gelap bagiku.

--

Ami istri Bang Yan mendekatiku. Jujur aku harus mengumpulkan semua keberanian yang aku punya untuk bisa berada di sini. Di pemakaman Bang Yan.

"Dia hanya mencintaimu Na, dia pria yang sangat baik. Dia rela menikahiku untuk menutupi aibku karena hamil di luar nikah dengan saudara sepupunya yang lari dari tanggung jawab. Selama kami menikah, dia tidak pernah menyentuhku Na, dia hanya mencintai Opik putraku, itu yang membuatnya berat untuk menceraikan aku." Ami memelukku erat.

Aku tidak tahu harus berkata apa, air mataku tidak juga mau berhenti mengalir.
Andai Bang Yan mau berterus terang semuanya padaku, mungkin semua ini tidak akan terjadi.

ku tatap pusara Bang Yan, aku berlutut di dekat nisannya.
"Aku mencintaimu Bang, sangat mencintaimu. Tapi cinta Allah lebih besar kepadamu. Aku ikhlas Bang, aku ikhlas melepasmu."

Kepalaku menunduk dalam, seuntai doa aku panjatkan, agar Bang Yan mendapat ketenangan di alam sana, aamiin.

***💕TAMMAT💕***

Kumpulan CerpenWhere stories live. Discover now