4.AKU BUKAN PEMBUNUH

82 30 11
                                    

Next yah guyssss
Jangan lupa vote,komen & share manteman💖
_____________________________

"Semua orang bilang umur ditangan Tuhan,tapi terkadang ada saja yang di salah kan atas kematian seseorang"

***
(Caramel POV)

Sepulang dari makam mama,aku dan kakek Rendra langsung kerumah. Kakek mengantarku sampai rumah katanya sekalian ketemu orang rumah.

Rasanya aku belum percaya dengan cerita kakek, sesakit itu ternyata kehilangan orang yang seharusnya masih bersama ku dan semua itu ulahku sendiri.

Seandainya saat itu aku diberi kesempatan berbicara kepada malaikat, aku akan meminta biar aku saja yang mati, jangan mamaku, karena itu adalah salahku, apalagi melihat nasib Ku selama ini, rasanya lebih enak mati saja.

Ohh sekarang aku paham, kenapa aku bernasib buruk selama aku hidup, iyah karena aku telah membunuh ibuku.

"Hey jangan melamun ayo masuk" kakek membuyarkan lamunanku
"Eh iya kek,ayo"

Baru masuk beberapa langkah, mama Ryana datang bersama Melaty

"Kamu udah pulang sayang?, eh ada papa juga? Tumben kesini pa ada apa? Mama tiriku memulai drama.

Ya begitu lah mereka, didepan kakek mereka terlihat sangat baik padaku, bahkan mereka mengancamku untuk tidak memberitahu kepada kakek,padahal mah sudah kuberitahu Sejak lama, hanya kakek diam tidak mau ikut campur, itu semua rencanaku, biar saja mereka berdrama , itung-itung latihan akting, siapa tau keterima jadi artist dadakan yah walaupun jadi tokoh figuran yang muncul cuma beberapa kali, bagaimana tidak akting nya nanggung sih kata bagusnya " jelek" ups aku baru saja mengatai keluarga Ku sendiri,bodoh.

"Iya tadi saya Dan Caramel baru Dari makam Clara" jawab kakek

"Hmm jadi anak ini sudah tau?" Tiba-tiba papa datang dari kamarnya.

"Bagus kalau begitu, aku tidak perlu capek menjelaskan kembali" ucapnya lagi

"Reano, papa mau bicara sama kamu, hanya berdua"

"Baik pa,ayo papa duduk dulu, kalian bertiga ke belakang persiapkan makanan untuk makan malam bersama kakek" titah papaku

Hmm yang benar saja,bukan bertiga pa,tapi hanya aku, papa jangan pura2 lupa deh, mereka kan tidak boleh capek, ucap Ku dalam hati

Akhirnya aku pergi kedapur diikuti mama dan Melaty, jangan harap mereka akan membantuku, mereka hanya akan memerintah ini itu padahal sama sekali tidak mengerti apa yang kukerjakan.

Lebih tepatnya mereka hanya menyusahakan, makan cepat kerja gabisa. Hmm udahlah biar kan mereka berkembang.

Setelah selesai memasak aku menyiapkan makan malam di meja, kemudian aku memanggil Papa dan kakekku untuk makan bersama.

Ketika akan sampai di ruang tamu, aku mendengar pembicaraan mereka

"Papa tidak usah membela anak itu, dia adalah pembunuh, kalau bukan karna dia , isteriku masih hidup" ucap Reano dengan Nada marah.

"Jaga ucapanmu Reano, ini murni kecelakaan, kamu tidak bisa menyalahkan Caramel , lagipula waktu itu dia masih kecil, belum tau apa-apa" kakek membela caramel.

"Terserah papa aku tidak peduli, yang harus papa tau aku tidak akan pernah menganggap dia anakku, dia itu pembunuh, dia telah membunuh wanita yang paling aku cintai"

About MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang