Delapan

453 25 2
                                    

Seperti kebanyakan orang yang berjuang untuk mendapatkan nilai yang bagus pada saat ujian di depan mata. Begitupun aku, aku akan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan kasih sayangmu🌻🍁

***
Amaliya baru selesai membersihkan rumah pada malam hari, karena Amaliya harus mengepel lantai 2 kali lipat dari sebelumnya. Tumpahan jus dan air pel tadi cukup banyak, jadinya ya Amaliya harus mengepel nya lagi.

Sekarang ini, Amaliya berada di kamarnya, setelah memasak makan malam tadi, Amaliya ingin ke kamar saja. Badannya perlu untuk diistirahatkan sejenak.

Ketika sedang bersantai-santai di kasurnya, sekelebat bayangan perlakuan demi perlakuan mamanya kembali memenuhi isi pikirannya dan itu membuat Amaliya merasakan sakit di hatinya.

Selama 19 tahun ini apa yang bisa Amaliya lakukan selain menangis dan diam? Toh, kalaupun Amaliya melawan itu pun kesannya tidak akan sopan, walaupun perlakuan Bella seperti itu padanya, Bella tetap mamanya, mama yang melahirkan Amaliya ke dunia.

Setetes demi setetes kristal bening mulai mengalir apik di kedua pipi Amaliya, inilah kelemahan yang tidak bisa Amaliya hindari, yaitu menangis. Kadang Amaliya merasa kesal sendiri dibuatnya, kelemahannya itu adalah menangis, Amaliya sangat gampang sekali untuk menangis.

Amaliya mulai menghapus jejak air matanya dan kakinya tergerak untuk menuju ke meja belajar dimana ada salah satu figura foto Amaliya yang masih kecil. Amaliya mulai mengamati foto itu, di foto itu dirinya masih tersenyum manis, disitu dirinya masih begitu polos belum merasakan yang namanya perlakuan perlakuan yang tak mengenakkan hati.

Amaliya sudah 19 tahun, pasti Amaliya akan bertanya tanya tentang siapa papa kandungnya, dan benar saja, Amaliya pasti akan bertanya tanya tentang fakta satu itu. Kalau pun kehadirannya tidak diinginkan semua pihak manapun, apakah papanya tidak menginginkan kehadirannya? Pikiran pikiran aneh satu persatu mulai memenuhi isi pikiran Amaliya, namun dengan gerakan cepat Amaliya segera menepis pikiran-pikiran aneh itu.

Daripada pusing sendiri, Amaliya memutuskan untuk tidur guna mengistirahatkan tubuhnya sejenak, melupakan sementara masalah-masalah yang datang silih berganti menghampirinya.

***
Pagi ini, Amaliya terlihat lebih fresh dari sebelumnya, terbukti dari wajahnya yang terlihat lebih cerah dan segar, dan tak lupa lengkungan manis yang terpancar dari wajah cantiknya.

Sekarang, Amaliya sedang ada di ruang makan bersama dengan Bella, mamanya.

"Ma, bolehkah aku bertanya?" tanya Amaliya hati hati. Sementara respon Bella hanya menaikkan satu alisnya pertanda 'apa'. Amaliya yang paham akan isyarat itu pun segera membuka suaranya kembali,

"Papa kemana ya ma? Selama ini Amaliya tak pernah melihatnya sekalipun," tanya Amaliya lagi.

Braakk

Suara meja yang digebrak dengan keras pun terdengar di seluruh penjuru rumah minimalis yang dihuni ibu dan anak ini. Ya, Bella menggebrak meja makan dengan keras setelah mendengar penuturan putri-nya. PutriBahkan Bella sudi menyebutnya putri.

My Destiny [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang