Sequel 'Imagination' //JaeRic//

487 49 0
                                    

NI SEQUEL. OE BIKIN CERITA INI AMPE NELANTARIN WOOSAN TAU GAK KLEAN??!!

KURANG JAHAT APA GW AMA PENUMPANG WOOSAN?! :")

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Youngjae-ah, gurumu sudah datang. Kemari dan berikan salam"

Eomma berada di depan pintu masuk sekarang. Ia memang memanggil guru privat untukku belajar. Mengejar pelajaran yang tertinggal semenjak tumor otak mulai ganas menghimpuni sebagian kecil dari otakku.

"Sebentar Eomma, Eric datang! "

Aku dengan susah payah menggerakkan kursi rodaku dengan tangan. Ini sulit untuk bergerak. Aku belum terbiasa dengan alat bantu ini.

FlashBack.

"nyonya Son, akibat operasi pengangkatan tumor. Dan karena letak tumor tersebut memang sangat tidak aman bagi nyawa Tuan Eric. Kami bersyukur operasi ini sukses besar. Namun hampir mustahil jika tidak mempunyai dampak nyonya.. "

Dokter tersebut menjelaskan kepada ibuku. Ia sedari tadi memegang erat tanganku yang mendingin akibat panik.

"Apa itu untuk selamanya?"

Eomma bertanya menahan tangisnya aku tahu itu.

"Sel tuan Eric memang sedikit terganggu. Namun jika dilakukan perawatan yang sesuai di tambah rehabilitasi yang rutin. Tuan Eric mempunyai kemungkinan besar dapat berjalan kembali"

Aku yang sedari awal meremas telapak tangan Eomma mulai mengendurkanya.

Pertama kali aku mencoba berjalan setelh operasi adalah saat saat yang paling membuatku kaget seumur hidupku.

Bagaimana tidak?, aku benar benar tidak bisa merasakan keberadaan kaki-ku. Rasanya benar benar seperti hilang.

..........
Aku bergetar dan terjatuh saat itu.

Dan tentu saja Eomma dengan sigap membantuku kembali ke atas ranjang rumah sakit dan memanggil dokter lewat tombol darurat di belakang ranjangku.

Keringat dingin membasahi leher dan dahiku. Rasanya ujung kaki dan tanganku kedinginan, namun punggungku terasa panas

Dokter datang bersama 2 orang suster. Mereka mulai sibuk dengan alat ini itu. Salah seorang suster menyuntikkan sesuatu cairan ke selang infusku.

Tak berapa lama rasa nyaman menyelimuti kesadaranku. Aku mulai tenang.

Saking tenang sampai aku tak bisa mengingat apapun walau mataku terbuka lebar dengan sangat jelas.

'Eric'

'Siapa!!?

Jangan pergi'

........
"Eric, ayo ikut Eomma ke ruangan doktermu"

"Eomma, aku tak bisa menggerakkan kaki-ku"

Eomma tersenyum dia menarik sebuah kursi dengan roda besar di sampingnya.

Ia menepuk tempat di tengah seakan menyuruhku untuk duduk disana.

Aku mencoba menggerakkan tubuhku. Namun dengan tangan. 'jadi ini rasanya menjadi orang cacat?'

Lalu sampailah kami di ruangan dokter dan percakapan tadi berlangsung.

Setelah itu Eomma memintaku untuk rawat jalan. Semua peralatan yg mungkin akan aku butuhkan sudah tersedia di rumah.

Rehabilitasi juga sudah mulai di jadwalkan. Namun mungkin akan berlangsung dari 1 bulan kedepan,entahlah.

SunricМесто, где живут истории. Откройте их для себя