chapter 18

889 134 7
                                    

san wooyoung author

wooyoung menghentak-hentakkan kakinya gelisah. keringat dingin mengucur di dahinya. detak jantungnya berkejaran dengan irama ketukan jarinya pada mejanya. keberadaan bu kihyun yang sedang mengajar di depan kelas seakan samar di matanya. ia berkali-kali melirik ke sampingnya, tempat san berdiri.

ya, san hanya berdiri di sisi wooyoung namun sukses membuat pikiran wooyoung tidak keruan.

wooyoung sekali lagi melirik san, kali ini sedikit lebih lama. ia memperhatikan lamat-lamat wajah rupawan hantu itu dari samping. surai merahnya. hidung mancungnya. garis rahangnya yang begitu tegas. semuanya terlihat sempurna di mata wooyoung. sinar matahari yang menembus jendela menyiram seluruh tubuh hantu itu, membuatnya seakan bercahaya di tatapan wooyoung.

 sinar matahari yang menembus jendela menyiram seluruh tubuh hantu itu, membuatnya seakan bercahaya di tatapan wooyoung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

seakan sadar sedang diperhatikan, san menoleh, mempertemukan tatapannya dengan milik wooyoung. wooyoung sedikit tersentak. pikirannya memerintahkannya untuk segera menghindari situasi canggung ini, namun tubuhnya menolak untuk mengalihkan kedua bola matanya. keduanya kemudian menautkan pandangan, terlarut di dalamnya. tanpa disadari, tangan wooyoung tergerak meremas dadanya, hendak merasakan debaran yang ia alami saat ini.

demi melihatnya, san mengalihkan tatapannya seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "ehem, w-wooyoung, kamu tidak memperhatikan gurumu itu?"

wooyoung terlonjak mendengar perkataan san. ia buru-buru menoleh kembali ke depan."a-aku mencoba untuk memperhatikannya, san."

kebisuan menyeruak di antara keduanya. wooyoung menelan ludahnya, tidak tahan berada di situasi canggung ini lebih lama lagi.

"bu! saya izin ke toilet," ucap wooyoung dengan suara lantang, membuat san terkaget. wooyoung segera beranjak dari tempat duduknya setelah mendengar persetujuan gurunya itu, meninggalkan san yang termangu heran di tempatnya.

***

san wooyoung

wooyoung membasuh wajahnya lalu menatap dalam ke cermin di hadapannya. ia lalu menampar pelan pipinya.

wooyoung, kendalikan dirimu.

ia lalu menghembuskan napasnya kasar, kesal dengan perilaku dirinya sendiri. ia sama sekali tidak ingin membuat salah paham dengan san lagi.

namun, keinginannya itu tidak terwujud.

***

san wooyoung

san memajukan bibirnya, berpikir.

apakah aku terlalu memaksakan diri?

napas kasar terhembus dari mulutnya. ia takut wooyoung merasa tidak nyaman dengan keberadaannya di ruang kelasnya itu. ia takut langkah yang ia ambil ini terburu-buru.

promise | sanwooWhere stories live. Discover now