Disappointed

876 75 0
                                    

*****
Ting!

Kau dimana?

Perpustakaan. Wae?


Aku merindukanmu. Bisa bertemu?

Maaf, ada beberapa tugas yang harus aku selesaikan.


Tak bisakah sebentar saja?

Maafkan aku. Tugasku harus segera dikumpulkan.


Baiklah. Aku mengerti.


Egoislah.


Apa maksudmu?

Egoislah. Paksa aku!


Tapi kau ada tugas. Dan aku mengerti itu. Karena terkadang aku juga demikian.

Baiklah.


Yuna-ya! Aku berubah pikiran. Temui aku sekarang! Aku memaksamu!

Yuna-ya! Datanglah ke ruang latihan! Aku membutuhkan dirimu!

Yuna-ya? Apa aku terlambat?

Baiklah. Aku mengerti. Maafkan aku jika mengganggu waktumu.

END




Epilog
*****

Ceklek!

"Hah. Apa kau menunggu lama?" Tanya Yuju sembari mengatur nafasnya. Beberapa bulir keringat bahkan menempel di dahi mulusnya, membuat poni ratanya terlihat sedikit lepek.

"Yuna-ya?! Kau datang?" Jungkook membuka mulutnya terkejut, pasalnya beberapa menit yang lalu sang gadis tidak membalas pesannya. Dan tiba-tiba saat ini gadis itu bahkan sudah berdiri di depan matanya.

"Hmm. Berikan aku minum!" Jawab Yuju seadanya kemudian meraih botol air mineral diatas meja dan segera menandaskan isinya.

"Apa kau berlari kesini?" Tanya Jungkook sembari menarik tangan Yuju, menempatkan sang gadis agar duduk dihadapannya.

Satu tangan Jungkook memegang erat tangan sang gadis, sementara tangan lainnya bergerak merapikan poni Yuju yang sedikit lepek sebelum berkata, "Yuna-ya, kau bau keringat."

"Ya!! Lepaskan aku!" Pekik Yuju sedikit tersinggung dengan perkataan Jungkook.

"Hehe. Kau tetap cantik kok meskipun berkeringat." Kata Jungkook menampilkan senyuman lebarnya.

"Lepaskan! Lepaskan aku! Aku akan pergi sekarang!" Yuju mendengus kesal, lalu berusaha melepaskan cekalan tangan Jungkook karena Jungkook terus mengatai dirinya berkeringat.

Yang benar saja! Memangnya Yuju berkeringat karena ulah siapa? Yuju berusaha datang secepat mungkin untuk menemui Jungkook, jadi dia berlari tadi. Dan tentu saja dirinya berakhir dengan berkeringat sekarang. Tapi ayolah. Keringatnya tidak sebanyak itu. Dan Yuju tidak bau kok. Huh!

"Hehe maaf. Aku hanya bercanda. Kau tetap yang paling cantik untukku Yuna-ya." Kata Jungkook sembari merapikan rambut Yuju yang sedikit berantakan.

"Tentu." Balas Yuju.

Detik selanjutnya keduanya terdiam. Dan hanya saling menatap satu sama lain sebelum Yuju menggenggam erat tangan Jungkook yang sebelumnya merapikan rambutnya.

"Jeon Jungkook. Semangatlah! Aku yakin tahun depan pasti berhasil. Kalian sudah sangat bekerja keras dan aku yakin kerja kerasmu, kerja keras kalian pasti akan terbayar." Kata Yuju menatap mata Jungkook lekat. Tak lupa sang gadis juga menampilkan senyum manisnya.

'Choi Yuna. Bagaimana kau bisa tahu apa yang mengganggu pikiranku?' Batin Jungkook balas menatap sendu ke arah Yuju.

"Aku tahu. Aku hanya takut telah mengecewakan mereka." Mata Jungkook mulai memanas sekarang.

Dadanya terasa sedikit sesak karena tidak berhasil memenuhi ekspetasi semua orang. Dia merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri dan takut jika mengecewakan banyak orang.

"Tak apa. Aku akan selalu ada untukmu. Ah, kami akan selalu ada untukmu, untuk kalian semua." Kata Yuju lagi menenangkan. Senyum manis masih setia Yuju berikan untuk Jungkook.

Mendengar kata penyemangat dari Yuju dan melihat senyum manisnya membuat rasa sesak Jungkook perlahan menghilang.

Jungkook kemudian balas tersenyum ke Yuju sebelum memberikan sang gadis pelukan. "Hn. Terima kasih armyku.

"Saranghae~" Lanjutnya berbisik pelan di telinga Yuju.
.
.
.

MIRACLE IN SPRINGWhere stories live. Discover now