2O

664 84 12
                                    

malam ini, seongmin terlihat lebih rapi dari hari biasanya. dengan balutan jas dan juga rambut yang tidak acak acakan seperti biasanya membuat tingkat ketampanan seongmin meningkat berkali kali lipat.

sebenarnya seongmin tidak suka gaya rambut ini, tapi apa boleh buat jika ibunya yang meminta.

setiap seongmin memiliki niat untuk membantah, dirinya kembali teringat dengan mimpi anehnya itu. mimpi dimana seongmin memiliki ibu yang protektif, ah membayangkannya saja membuat seongmin langsung mengelengkan kepalanya.

berkat mimpi itu juga, seongmin jadi menyadari banyak hal. seakan memang mimpi itu adalah pesan dari tuhan agar seongmin tidak nakal lagi.

seongmin jadi jarang membantah atau melawan orang tua, dirinya juga telah berhenti mengejek temannya di sekolah dan juga seongmin bersyukur atas apa yang ia miliki sekarang.






















saat ini seongmin sedang duduk di ruang tamu, dirinya penasaran dengan gadis yang kelak akan menjadi pasangan hidupnya itu.

tiba tiba ibu seongmin berkata bahwa mereka akan segera tiba, astaga seongmin jadi semakin gugup.







namun jantung seongmin semakin berdetak kencang, bahkan seluruh tubuhnya membeku.








































yang benar saja, jadi gadis dalam mimpi itu adalah jodohnya?


tidak, seongmin yakin ini pasti dunia mimpi.

















"seongmin...beri salam." ibu seongmin menepuk pundak seongmin.

ah ternyata ini dunia nyata, seongmin masih tidak percaya.

"malam om, tante." seongmin segera membungkukkan badannya pada kedua orang tua gadis di dalam mimpinya itu.

"hai seongmin." sapa gadis itu tersenyum.

"h-hai." balas seongmin kaku, dirinya masih tidak yakin apa gadis di depannya ini nyata atau tidak.


























setelah acara makan malam selesai, kedua pihak keluarga memaksa agar yang dijodohkan untuk melakukan pendekatan terlebih dahulu malam ini.

"gue ga nyangka aja lo itu ternyata jodoh gue." seongmin memulai pembicaraan.

"ga nyangka gimana?"

"lupain aja, boleh lo ulang nama lo ga?"

"lo pelupa banget sih? padahal gue selalu ingat nama lo." seru gadis itu kesal.

"nama gue jang wonyoung. di inget ya seongmin pelupa." sambung wonyoung.

"oke, wonyoung wonyoung wonyoung." ucap seongmin sembari memukul kepalanya pelan.

"oh ya, emang lo setuju sama perjodohan ini?"

"ya setuju dong, kenapa engga?"

"alasannya?" tanya seongmin penasaran.

"ya karena lo ganteng..." senyum seongmin melebar.

"eh! jangan kepedean, gue orangnya emang jujur, jadi gue harap lo juga gitu, daripada kita saling bohong. satu lagi, gue setuju karena mau kabulin permintaan mama papa." jelas wonyoung dengan wajah yang sedang menahan malu.

"gue emang ganteng kok, tapi nih ya. boleh nanya ga?"

"boleh dong. apasih yang engga." goda wonyoung.

"gue mencium bau bau bucin."

"idih! kaya lo engga aja nanti." wonyoung memutar bola matanya.

"sebenarnya, gue awalnya kira lo itu hantu."

"hah?!" teriak wonyoung, lalu dengan segera seongmin menutup mulut wonyoung rapat rapat.

"santai, lo dengar dulu. tapi reaksi lo ga usah berlebihan gitu." wonyoung hanya menganggukkan kepalanya.

"terserah lo mau bilang gue gila atau apa, tapi yang jelas ini beneran terjadi dan bukan karangan gue. jadi beberapa hari yang lalu gue mimpi, dan disana ada lo. terus besoknya di kehidupan nyata gue ketemu lo di sekolah dan lo tau nama gue. gimana ga aneh coba? jadi gue kira lo hantu waktu itu." jelas seongmin yang ai akhiri dengan cengiran.

"jadi, kesan pertama buat gue itu hantu? jahat banget." wonyoung menampilkan wajah sedihnya.

"eh engga. tapi lo coba jelasin dulu, ngapain coba waku itu lo senyum senyum ga jelas di depan kelas gue?"

"jadi masa gue harus masang muka ngeselin gitu pas ketemu lo?!" seru wonyoung.

"pertanyaan kedua, kok lo bisa tau nama gue?"

"karena perjodohan ini, mama suruh gue pindah ke sekolah lo. terus mama kasih gue liat foto lo, tapi mama ga mau kasih tau nama lo. jadi gue inisiatif cari tau sendiri, gue nanya ke murid yang ada di kelas gue."

seongmin hanya menganggukkan kepalanya pertanda dirinya telah mengerti, "ketiga, kena-"

"gue kapan nanya coba?" sela wonyoung.

"terakhir ini kok, daripada kesan lo tetap hantu?" seru seongmin.

wonyoung mengangguk dengan wajah datarnya.

"kok lo ngilang sih...pas satu hari sesudah lo sebut nama gue?" tanya seongmin serius.

"kalau itu, mama papa ada urusan bisnis untuk beberapa hari, jadi gue ikut mereka dan ga datang sekolah." jawab wonyoung yang membuat mulut seongmin sedikit terbuka.

"pantesan, gue kira lo hantu, muncul pas mau aja."

"uda ih, serem tau lo sebut itu terus." keluh wonyoung.

"kan ada gue." ucap seongmin yang otomatis membuat wonyoung memegang tengkuknya.

"jadi... gue uda manusia bagi lo kan?"

"iya dong, tapi gue mau mastiin dulu."

seongmin mencubit pipi wonyoung, seketika wonyoung meringis, "akh, sakit tau!"

"tapi ya, kok bisa sih lo ada di mimpi gue? ya kali kebetulan." ucap seongmin.

"eh?! berarti menurut lo kita emang di takdirin...jodoh gitu?" tanya wonyoung tersenyum tipis.

FREEDOM ft. SEONGMIN
end













any question? mana tau ada yang ga di mengerti.
makasih banget buat yang uda mau baca work ini. buat yang vote + comment ilysm<3 this work is nothing without you^^

freedom | seongmin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang