|8| Sarada and Rain

1.7K 117 7
                                    

Kring

Bel pulang sekolah berbunyi, tanda bahwa kami sudah boleh pulang.

Aku tidak pulang, melainkan ikut kursus setelah pulang sekolah.

Menelusuri jalan kenangan, dimana saat aku dan Boruto berjalan bersama menuju tempat kursus.

Ya, aku mengikuti kursus yang sama denganya. Itu semua karena kami berjanji, akan tetap selalu bersama bagaimana pun keadaanya.

Nyatanya? Tidak sama sekali!
Kami berpisah, dan ini semua terjadi karena kesalah pahaman.

"Saraa! Pelan pelan dong jalan nya"

Ah iya, tiba tiba saja kalimat itu teringat jelas di kepalaku. Otakku memutar kembali kejadian itu.

"Iihhh kamu basah kuyup gitu. Lucu banget hahaha"

Waktu itu kami sedang bermain hujan setelah pulang kursus. Senang rasanya jika mengulang adegan itu lagi.

Memang, tingkat haluku yang terlalu tinggi. Terlalu percaya diri.

"Tuh kan udah dibilangin! Pelan pelan jalanya! Dasar kepala batu!!"

"Yaudah, aku minta maaf. Sekarang, kamu tolongin aku berdiri ya? Kaki aku sakit"

Percayalah, kalimatku hanya untuk mendapatkan perhatian lebih darinya.

"No no no! Gak mau! Kamu beratt bangett"

"Jahat banget sih!? Bisa gak seharii aja kamu nyenengin aku. Perhatian sama aku?"

Aku marah. Tapi, itu hanyalah akting semata. Tetap saja Boruto menganggap bahwa aku serius. Jika aku jadi teman laki lakinya, akan aku pukul dia sampai langit ke-tujuh.

"Gomen gomen, ayo kita berteduh dulu. Aku yakin kau pasti kedinginan kan?"

"Hm kau benar juga"

Kami berteduh di halte. Aku kedinginan, tubuhku gemetar.

Mungkin karena kepekaan nya, Boruto melepaskan jaketnya dan memberikanya padaku.

"Pakai jaketnya, nanti kamu sakit lho"

"Engga, masih kurang hangat"

Kalian pasti tau maksudku? Aku ingin dipeluk. Pelukan yang erat dan hangat. Hanya Boruto lah yang mampu melakukanya.

"Elusin rambut akuu"

"Kok kamu manja sih? Tiba tiba jadi begini. Kesambet apa kamu? Biasanya kan kamu marah marah terus sama aku"

"Yaudah kalo gamau, aku pulang sendiri aja!!"

"Huft, iya iya baiklah"

Sifatku yang manja ternyata dapat meluluhkan hati seorang pemuda berandalan juga. Walaupun dia bodoh, setidaknya dia peka.

Jarang jarang ada yang seperti itu. Daripada sama yang Cerdas tapi gak peka? Sad juga. //lah kok nyambung ke situ:)

***

"Sara! Sarada! Uchiha Sarada!"

Eh?

"H-Ha'i Sensei, ada apa?"

Hancur sudah lamunanku. Semua pandangan tertuju padaku sekarang.

"Apa kau tidak bisa fokus? Kita ini sedang belajar! Perhatikan kedepan dan berhenti memainkan pensilmu!"

"Ah, gomen Sensei"

Huft, aku bernafas lega. Untung saja tidak dipanggil untuk mengisi jawaban di depan.

Sejujurnya, belakangan ini aku memang sering tidak fokus.

Memikirkan kenangan yang dulu. Seperti, membuka kembali kenangan yang lalu.

Seharusnya, membuka lembaran baru, bukan lembaran lalu.

10 menit kemudian, kelas kursus selesai. Langit mendung, seperti ingin menangis.

"Yah hujan" Gumamku

Tepat aku sampai di halte bus, langit pun menangis.

Rintikan rintikan nya sangat merdu. Aroma air hujan, suasana dinginya, membuatku nyaman.

Aku terkekeh pelan, "Ya mungkin aku harus menerobos hujan lagi"

Satu...
Dua...
Tiga!

Aku berlari kecil menuju sebuah Danau yang tak jauh dari halte.

Merasakan rintikan yang mengenai wajahku membuatku...Nyaman.

"Pelan pelan jalanya"

Su-suara itu...

"Tuh kan udah dibilangin! Pelan pelan jalanya! Dasar kepala batu!!"

I-itu kan..

-Tbc-

-

Yo, kembali lagi dengan Khalisha si author gaje. Jangan lupa Vommentnya kakak>_<

Sengaja di gantungin, sisanya buat besok biar panjang Chap nya:D

Makasiih yang udah mampir dan baca!! Alur udah 80% jadi. Dan semoga aja bisa up seminggu 4 kali.

Tolong di koreksi bila ada Typo ya, Arigatoo^^

[✔] Struggle | BoruSaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang