4. PENGAKUAN DOSA

19.2K 2.4K 257
                                    

Hari ini, aku pergi menemui Kakek, aku ingin menceritakan sesuatu padanya, sesuatu yang tentu saja tidak akan disukai Ayahku. Ya, aku akan memceritakan dia, Bara William.

Aku bertemu kembali dengannya dengan keadaan yang berbeda, posisinya sekarang bukan sebagai temanku, tapi sebagai musuh dari sekolah dan keluargaku.

Aku berharap, Kakek akan mendengar isi hatiku, mempercayai ucapanku, memahami apa yang hatiku pinta. Tapi saat itu, Kak Bianca datang, menghancurkanku seperti gunung api yang meledak.

"Bianca..." panggil Kakek, suara itu... membuatku terperanjat.

Yang membuatku tak menyangka, Kakek saat itu sadarkan diri, matanya terbuka, matanya tertuju pada kami. Ayah juga memergoki kami. Namun rasanya aku tidak peduli, suasana hatiku sedang kacau saat itu, aku memutuskan untuk pergi sembari mengeluarkan kata-kata kasar pada Ayahku.

Kata-kata yang sudah lama terbendung dalam hati. Mengenai Ayahku yang tiba-tiba berubah, mengenai Ayahku yang memberi jarak di antara kami. Mengenai Ayahku yang selalu menyembunyikan rasa sakitnya dariku.

Kenapa dia begitu egois? Dia memintaku untuk menceritakan segalanya, tapi dia juga yang menyembunyikan segalanya dariku. Bukankah itu tidak adil?

Dan yang lebih membuatku sakit bahwa kenyataan kembali tak berpihak padaku, saat mengetahui kalau Ayahku menjauhiku hanya karena dia merasa bersalah, merasa karena dirinya lah aku terluka seperti ini.

Darah? Ya, saat aku melihatnya, trauma dalam diriku kembali muncul. Darah segar orang lain yang terlihat olehku, membuatku merasa takut, membuatku kembali merasakan sesak dan nyeri dalam dada.

Darah... membuatku tak bisa berkutik, seluruh energi dalam tubuhku hilang dan tak berfungsi, trauma itu mengikatku, memberikan rasa takut yang mencekam seolah aku akan kehilangan orang tersebut.

Ya, ini terjadi dulu sekali saat Om Gavin memukul Ayahku. Mereka berdua terluka, tidak hanya Ayahku. Mereka berdua terus saling menyerang walaupun tahu kalau tubuhnya tidak bisa menopang lagi.

Tapi satu hal yang harus kamu pahami.

BUKANKAH HAL ITU TERJADI KARENA AKU TERLALU MENYAYANGI AYAHKU?

Lalu... jangan menjauhiku, Papa. Bagaimanapun keadaannya aku sangat merindukanmu. Aku sangat menyesal sudah berkata kasar padamu. Aku... terlalu egois untuk mengakui kalau kata-kataku teramat kejam padamu.

Dan seperti malam ini, aku berada di rumah Crystal, sahabatku. Aku tak mampu menatapnya, aku terlalu lemah. Jadi lebih baik aku pergi ke rumah sahabatku. Teriakan, celotehan dan perlakuannya, selalu membuatku nyaman dan terhibur.

Terima kasih, Crystal.

Setelah melewati perbincangan yang menyenangkan. Saat ini, di bawah sinar rembulan aku tengah menulis sebuah pengakuan dosa untuk Bara, kalau aku adalah anak dari Alister Reygan, musuh dari Ayahnya, Gavin William.

Aku membuat pengakuan tersebut beserta bukti foto kami saat belia, semoga dia dapat memahami, kalau aku benar-benar takut, kalau aku benar-benar tidak bermaksud membohonginya, aku hanya—tidak ingin kehilangannya.

Setidaknya, jika aku berpura-pura menjadi Anastasia, dia akan terus berada di sampingku, walau untuk sesaat—aku ingin merasakannya, sebentar, sampai aku merasa baik-baik saja untuk kau tinggalkan.

Aku tidak tahu akan seperti apa reaksinya, kecewa? Senang? Atau menjauhiku? Yang pasti, aku memang terlalu jahat karena sudah membohongimu.

Bara, aku harap kamu tetap menjadi Bara William yang aku kenal setelah mengetahui siapa aku sebenarnya.

Ya, ini lah aku. Alistasia Reygan. Bukan Anastasia Mysha seperti yang kamu ketahui. Ini lah aku, teman kecilmu yang selalu menangis dan merobek hasil karyanya, ini lah aku yang selalu kamu temani saat dia sedih di halaman belakang, ini lah aku... orang yang selalu mengabaikanmu tanpa mau mendengarkan ceritamu.

Sepertinya... aku memang sudah mencintaimu sejak kecil, dan aku baru menyadari betapa berharganya dirimu bagiku. Apa perasaanku ini hanya sebuah kesalahan?

Tuhan, kalau aku boleh egois, jangan buat aku dan dia seperti lautan di Teluk Alaska, aku mohon.








—Alistasia Reygan



Btw next chapter itu spoiler, buat kalian yang gamau spoiler, jangan baca dulu Alistasia's Diary🙏🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALISTASIA'S DIARY [FROM TELUK ALASKA 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang