7

352 45 15
                                    

Baru membuka matanya, Jinyoung langsung tersenyum saat melihat pemandangan yang indah di depannya, Jisoo yang sedang memainkan wajahnya. Jisoo ikut tersenyum saat menyadari kekasihnya sudah bangun dan langsung mengecup bibir Jinyoung dengan singkat, mencoba untuk memancing Jinyoung.

"Selamat pagi..."ucapnya dengan suara orang khas baru bangun tidur. Dia mengubah posisinya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang dan mengucek matanya "Apa yang akan kita lakukan hari ini..?"tanyanya pada Jisoo yang masih tiduran.

Jisoo berdehem, mencoba untuk memikirkan rencana mereka hari ini. Mereka sudah sepakat untuk menghabiskan waktu seharian ini, berdua.
"Aku mau....." Jisoo sengaja menggantungkan kalimatnya membuat Jinyoung tersenyum.

"Mau apa..?"

Gadis itu mengendikkan bahunya "Apa saja. Yang penting bisa bersama mu."

Jinyoung tersenyum mendengarnya dan beralih mencubit pipinya "..kau yakin?"

Jisoo mengangguk meyakinkannya "Asalkan kau tidak pergi dengan tiba-tiba seperti kemarin.."

Jinyoung jadi merasa bersalah jika mengingat kejadian minggu lalu. Dia pergi meninggalkan Jisoo sendirian di apartemen, tanpa memberinya alasan yang jelas.

"Mianhae.."ujarnya memainkan ujung rambut Jisoo "Aku tidak bermaksud untuk meninggalkan mu seperti itu minggu lalu..."

Jisoo dengan cepat menempelkan jari telunjuknya di bibir Jinyoung, seakan menyuruhnya untuk diam dan tidak melanjutkan kalimatnya "Jangan dibahas lagi. Kau semakin membuat ku mengingatnya jika kau kembali mengungkitnya."

Jinyoung tersenyum dan mengangguk pelan "...mm...baiklah tuan putri."

Jisoo terkekeh saat mendengar Jinyoung memanggilnya dengan sebutan tuan putri "Sudah lama kau tidak memanggil ku tuan putri."

Jinyoung masih memainkan rambut panjang Jisoo dengan melilitkannya di jari telunjuknya "..mm.. kau juga sudah jarang memanggil ku sayang.."

Dahi Jisoo bertautan "Benarkah?"tanyanya yang dibalas dengan anggukkan dari Jinyoung
"Seingat ku... aku sering menyebutnya.."gumamnya pelan.

Jinyoung tersenyum dan terus mengecup wajah Jisoo yang masih polos, belum mengunakan makeup sama sekali, membuat si pemilik dahi mendongak untuk melihatnya. Kecupan terakhir mendarat di bibir mungil berbentuk hati yang menjadi ciri khas Jisoo.

Jisoo tersenyum setelah menerima kecupan manis itu. Dia mengusap bibir Jinyoung yang baru saja mendarat di bibirnya "Ku harap...bibir ini hanya untuk ku.."gumamnya pelan.
Jisoo berharap, bibir manis itu hanya untuknya. Semua kecupan, ciuman, kata-kata manis yang keluar dari bibir itu hanya untuknya. Hanya dia yang boleh mendapatkan semuanya. Memang terdengar egois, tapi itu memang keinginannya.

Jinyoung tersenyum saat mendengarnya. Dia menangkap tangan Jisoo yang mengusap pipinya dan beralih mencium punggung tangannya "..mm..."

"Jinyoung-ie..."

"mm...?"

Jisoo menatap langit-langit ruangan dengan bibirnya yang masih melengkung "Menurut mu....apakah kita bisa berakhir seperti sepasang burung merpati?"

Jinyoung tersenyum dan mengelus pipi Jisoo dengan lembut "Tentu saja...."jawabnya dengan ragu.

Jisoo beralih mendongak untuk menatap mata Jinyoung "Jinyoung-ie...."

"....mm..?"

"Hanya sekedar peringatan..."ujarnya yang sengaja menggantungkan kalimatnya membuat dahi Jinyoung mengerut.

"Apa...?"

Jisoo kembali tersenyum sebelum melanjutkan "Aku tidak suka berbagi."

Dor

RegretWhere stories live. Discover now