tridek du

780 139 8
                                    

"Lo pernah koma?"

Sicheng diem bentar sebelum ngangguk.

"Tapi kata Mama, Hara nggak tau."

"Kenapa gue bisa nggak tau? Mama gue tau? Kak Taeyong?"

"Mama Hara tau, Kak Taeyong nggak."

Eh hebat loh Sicheng, bisa ngapalin siapa yang tau siapa yang nggak.

Bentar! Jangan OOT!

"Kok gue bisa nggak tau?"

"Hara lagi pergi study out."

Oh pas itu. Kelas 8. Gue sama Sicheng juga belum deket-deket banget.

Tapi pertanyaan terpenting itu, kenapa Sicheng bisa koma?

"Coba cerita dari awal. Kenapa lo bisa koma? Gue gak tau apa-apa!"

"Jangan teriak-teriak, Hara."

Gue diem. Oh iya, lupa.

"Oke, coba cerita. Yang detail, ya."

Sicheng ngehela napas. "Lupa."

Tahan, sabar.

"Pokoknya Sicheng lagi di sekolah, sama kakak kelas dipanggil ...."

"Terus?"

"Nggak inget."

Gue ngehela napas. Itu beneran cuma inget gitu doang?!

"Sicheng ...."

"Hara ...."

"Terus kenapa lo nangis?"

Kan aneh gitu. Iya, dia dulu koma. Terus pas ditanya Mama Teil, ngapain nangis?

Sicheng mewek lagi.

Salah nanya gue:')

"Sicheng hampir meninggal ..., udah mau dilepas alatnya .... Untung Baba dateng ...."

Gue diem.

"Sicheng takut nggak bisa ketemu mereka lagi. Sicheng takut nggak bisa sekolah lagi. Sicheng masih mau tau banyak hal lagi. Sicheng belum siap ketemu Tuhan ...."

Terus, Sicheng nangis lagi.

Gue diem, nggak tau mau reaksi gimana.

Anak macam Sicheng ini—gue gak tau lagi.

Gue nggak nyangka pemikiran dia sejauh itu. Ya, anak polos ini ternyata takut kematian.




































-Sickcheng-






































:(


160520

Sickcheng ; dong sicheng ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora