1.4

9K 1.8K 287
                                    

"oke, sekarang kalian kerjakan halaman 33. kerjakan berkelompok ya, teman kelompok kalian adalah teman sebangku kalian."

gue menghembuskan napas pasrah pas denger perintah dari guru barusan.

dari sekian banyak anak, kenapa kelompoknya harus sama temen sebangku coba?

gue sama sissy sekarang bener-bener gak pernah ngobrol lagi, walaupun masih duduk sebangku tapi yaudah kita ngurus urusan masing-masing.

mungkin bisa dibilang... kita musuhan?

apa lagi semenjak kejadian tempo lalu, gue kecewa banget sama segala ucapan yang dia keluarin dari mulutnya itu.

sebegitu entengnya dia bilang kalo  gak tahan mau nyium jeno?

penjelasan dari jeno waktu itu juga masih jadi tanda tanya buat gue. jeno gak sempet jelasin karena mark udah keburu narik tangan gue buat pergi.

tapi gue rasa, gue emang belum siap buat dengerin semuanya.

sissy udah mulai menyiapkan peralatan tulisnya, gue melirik sedikit lalu bergerak ngambil buku didalam tas.

brak.

gue melempar buku gue hingga menimbulkan suara nyaring. jujur, gak sengaja, tangan gue automatic. mungkin gak sudi juga buat ngerjain.

gue bisa denger sissy berdecih lalu terkekeh. kita noleh berbarengan dan menatap satu sama lain.

sissy natap gue remeh sedangkan gue natap dia datar.

"kenapa? masih marah lo sama gue?" tanyanya.

"kayaknya cuma orang gak ada otak yang nanya kayak gitu disaat dia punya salah." jawab gue.

tatapan sissy ke gue berubah jadi tatapan tajam, natap gue gak suka dan sedikit menggertakan giginya.

"heh,"

gue mengangkat satu alis sebagai sahutan.

"gue kasih tau ya ke lo, setiap orang berhak ngerebut posisi yang dia punya dan gue lagi ngerebut posisi itu."

kening gue mengernyit, mencoba mencerna kata-kata yang sissy ucapin.

posisi? harus direbut?

"ly..." tangan sissy terulur membelai rambut gue. "seharusnya lo tau posisi lo dimana..." ucapnya setengah berbisik.

gue menyingkirkan tangan dia dari rambut gue. "gue gak ngerti maksud lo apa." sinis gue.

sissy tersenyum singkat, "nanti juga lo bakal tau. sabar ya?" dia pun bangkit lalu berjalan keluar kelas.

ninggalin gue dengan segala pertanyaan yang menumpuk didalam otak.

ini sebenernya ada apaan sih?!














•••














"lily?"

gue noleh dan mendapati mark beserta kawanannya berjalan ke arah gue.

"kok lo sendirian disini? gak pulang?"

"emang sekarang udah jam berapa?" gue bertanya balik.

mark melirik jam tangannya. "udah jam lima, gue kaget ternyata lo yang duduk di pos satpam daritadi."

gue cuma senyun kikuk. "jeno... mana?" pertanyaan gue bikin mark sedikit nengok ke belakang. "udah balik duluan," jawabnya.

gue cuma beroh-ria sambil ngangguk ngangguk.

"gue anter pulang yuk ly? udah sore banget ini, gak dicariin nyokap?"

"boleh deh, sekalian ada yang mau gue tanyain."

satu alis mark terangkat, setelah itu dia cuma ngangguk dan langsung pamit sama kawanannya.

gue sama mark pun jalan beriringan keluar gerbang buat ngambil motor mark yang terpakir ditongkrongan belakang sekolah.

"apa yang mau lo tanyain?"

"tadi sissy ngomong sama gue..." gue menggantung kalimat dan buat mark natap gue seksama. "....dia omongin tentang ngerebut posisi. gue gak ngerti sama sekali."

mark mengalihkan pandangannya ke arah lain saat gue natap mata dia.

"gue...juga gak ngerti kok, ly."


















•••

kalo sampe jam 6 sore, chap ini nembus 100 vote, aku bakal double up (ง ͡° ̮ ͡°)ว

Bad Liar ✓Where stories live. Discover now