Who Are You?

127 21 38
                                    

"Lihat sekarang! Kan aku sudah bilang jangan mendekati dia! Kenapa kamu keras kepala sekali sih?!"

Sedari tadi Sejin hanya diam mendengarkan omelan Jungkook. Entah kalimat itu berapa kali terulang. Dia berbicara seperti kaset rusak, yang dibicarakannya hanya 'jauhi dan jangan dekati' seniornya itu.

"Sudahlah Kook!" Jimin menengahi.

"Jimin!" Jimin langsung menatap Sejin, "Apa?"

"Dia sudah diobatikan?" Tanya Sejin.

"Hey! Kau dengar aku ngomong tidak sih dari tadi?!" Jungkook menatapnya dengan cemberut.

Sejin memijat pangkal hidungnya, "Aku muak dengar suaramu Jung!"

"Lihat saja! Akan aku beri pelajaran ke Taehyung itu!" Jungkook benar-benar marah.

"Sudahlah Jung! Aku tidak apa!" sengit Sejin.

Jungkook menghela nafasnya, "Kau selalu saja bilang seperti itu! Muka lebam seperti itu kau bilang tidak apa, tangan kaki luka kau bilang tidak apa. Jangan menyimpan kesakitan itu sendiri Sejin,"

Dia mengomel lagi. Dia seperti ibu-ibu saja.

"Nanti Kang Taehyun itu akan aku beri pelajaran juga! Dasar lelaki brengsek! Mahasiswa baru saja dia seperti itu, apalagi nanti jadi senior! Aku tidak bisa membayangkannya," Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Iya Jung! Hajar saja dia!" Sejin menatap Jungkook semangat.

"Kau juga salah Sejin! Siapa suruh ikut campur urusan mereka! Lihat! Kau jadi ikut getahnya kan? Menjauhlah dari dia Se!"

Kalimat itu kembali terulang.

"Hey Kook sudah! Dia kan cuma membantu," Jimin membela. Sejin mengangguk membenarkan.

Disaat seperti ini Jimin memang sangat berguna.

"Membantu apanya?! Lihat dia luka-luka dan Taehyung? Dia bahkan terlihat tidak terbantu tadi."

"Ya setidaknya aku berusaha!" Sejin menatap Jungkook sengit.

"Kalian ini kenapa sih? Kau keluar saja Kook, biar Sejin bersama ku," Jungkook beralih menatap Jimin. "Jadi kau mengusirku hyeong?!"

"Astaga! Sensitif sekali diri mu Kook seperti perempuan datang tamu saja!" Jimin mengusap wajahnya. "Tenangkan dirimu Kook, dia kesakitan ini. Jangan mengomeli dia terus."

Jungkook menatap Sejin, "Maaf, aku hanya khawatir."

Jungkook menunduk. Matanya sedikit berair, "Aku tidak bisa melihat dirimu terluka seperti tadi."

Lihat, Sejin jadi tidak tega. Sejin menangkup pipi dan mengangkat kepalanya. Kini, mata mereka bertemu.

Terimakasih! Aku tidak apa, jangan khawatir."

"Wah tumben sekali kau seperti itu Sejin," Jimin merusak suasana.

Sejin melepaskan tangannya dari pipi Jungkook. "Apa sih?!" Sejin memukul Jimin.

"Kau tidak bisa untuk membuat aku senang sebentar hyeong?!" Jungkook menatapnya dengan marah.

"Ah tadi itu kau hanya berpura-pura saja ternyata!" Sejin melipat tangannya di depan dada.

"Apa? Tidak! Aku tidak berpura-pura. Aku sungguh khawatir tadi!"

"Kau hanya mencari kesempatan Jungkook ah!"

"Seperti itu dong! Aku suka melihat kalian berantem!" Jimin tertawa.

Mereka berdua hanya menatap Jimin dengan tatapan kesal.

HURT | KTH |Where stories live. Discover now