11

2.6K 370 24
                                    

Tubuh semampai nya berdiri mematung, membiarkan semilir angin menyentuh wajah cantiknya dengan lembut dan memainkan rambut panjangnya. Sedangkan mata tajam itu menatap sebuah batu nisan didepannya, batu nisan orang yang selama ini ia cari-cari.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya dengan suara yang sangat tenang, membuat pria berjas hitam dibelakangnya meliriknya sekilas dan kembali menatap nisan didepannya.

"Beliau meninggal akibat kebakaran"

"Kebakaran?"
Jemari lentik itu menggenggam erat tangkai bunga matahari ditanganya, bunga yang selalu mengingatkan dirinya pada sosok didepannya.

"Benar, 12 tahun lalu kebakaran hebat menimpa rumah beliau hingga menewaskannya beserta suaminya-"

Ucapan pria itu terhenti ketika mendengar tawa kecil Jessica yang terdengar penuh dengan sarkasme.

"Si brengsek itu benar-benar melakukannya" lirih Jessica dan mencengkeram erat batang bunga ditanganya.

Wanita cantik itu berlutut, sama sekali tak memperdulikan lutut putihnya yang kotor terkena tanah ataupun gaun indahnya yang juga ikut ternodai tanah.

Manik tajam itu melembut menatap nisan didepannya, tersenyum kecil dan mengelus halus ukiran nama disana. Tanpa disadarinya setetes air mata jatuh dengan bebas melewati wajah cantiknya.

Disana. Sesosok sahabat, adik juga keluarga satu-satunya yang ia miliki terbaring dibawah gundukan tanah yang dingin. Sementara ia disini hanya mampu menangis dalam diam dengan hati yang terluka.

Dia, Sooyoung. Sama seperti dirinya, mereka tak memiliki marga karena memang mereka tak memiliki keluarga. Ya, Jessica memang bukan terlahir dari keluarga harmonis apalagi kaya, dia hanya seorang anak yang dibuang dan tinggal di panti asuhan.

Wanita cantik itu bahkan tidak tahu siapa keluarganya dan dia sama sekali tidak perduli dengan mereka ataupun alasan mereka membuangnya. Namun kenyataannya, dia hanya mencoba berusaha keras untuk tidak peduli.

Jessica tumbuh menjadi gadis yang dingin dan pendiam, tak ada mendekatinya ataupun berteman dengan dirinya, bahkan tak ada yang berani berbicara padanya karena menurut mereka Jessica sangat menakutkan. Tanpa ada yang tahu, sebenarnya gadis kecil itu sedang berusaha keras menutupi lukanya.

Sampai datanglah Sooyoung, si gadis kecil dengan kepribadian cerah yang selalu mengekorinya kemana-mana hingga ia jengah. Walau ia bentak dan teriaki untuk berhenti hingga gadis kecil itu menangis, namun keesokan harinya Sooyoung tetap mengikutinya, melangkah disampingnya dengan senyum cerah.

Tak tahan, Jessica kembali membentaknya dan bertanya mengapa Sooyoung selalu mengikutinya kemanapun dan jawaban-

"Karena jika aku bersamamu, anak-anak nakal itu tidak berani mengganggu ku"

Jessica terdiam untuk beberapa saat dan tertawa kencang mendengar alasan lugu Sooyoung, bahkan gadis dingin itu memegangi perutnya yang terasa sakit dan menyeka air mata disudut matanya lalu kembali tertawa keras melihat wajah polos Sooyoung yang menatapnya bingung. Karena memang tak ada yang lucu dari ucapan Sooyoung.

"Baiklah. Kalau begitu kau harus selalu di sisiku dan tidak boleh meninggalkanku!"

"Siap!"

-Dan gadis cantik itu kembali tertawa dan itu merupakan tawa pertama dalam hidupnya. Sejak saat itu mereka sama sekali tak terpisahkan, dimana ada Jessica disana pasti ada Sooyoung dan begitupun sebaliknya.

Hingga pria gila itu datang menghancurkan hidup kecilnya, Jung Yunho, si sulung Jung yang begitu terobsesi padanya dan tak segan melakukan hal nekat demi memilikinya.

RamalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang