22. Buih Menyelimuti Mejaku | Bungaku hidup

82 2 0
                                    

Aku tidak ingin mengkritik masa kenapa memberiku waktu yang sempit.
Aku tidak ingin menyalahkan Tuhan bagaimana memberiku badai takdir.

Keputusasaan layaknya prasmanan tersedia didepan mata menunggu untuk dilahap
Tertata rapi dari kerinduan sampai penderitaan.

Ketiadaanmu tidak bisa dipungkiri lagi
Harapan yang dulu membasahi butir-butir pikiran.
Kini sudah kering keronta akibat lidah sering memainkan peran kedustaan.

Sudahlah! Kunci mulut busukmu!
Cukup goreng telur setengah matang itu jadi telur dadar pendamping mie instan
Ambil sendok, garpu dan piring!

Hei! Laki-laki jangan berdiam diri di pojokan!
Kata-kata itu berharap,
kau meminangnya hingga puncak keabadian.

***
Bungakuhidup

Titik TerendahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang