Way

3.1K 390 27
                                    

Kushina menginjakan kakinya di tanah Jepang, sudah bertahun-tahun sejak terakhir kali ia kemari. Ia dengar kedua anaknya sedang ada di Jepang, jadi ia pikir ini adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan masalah keluarganya yang berlarut-larut, terlebih untuk memohon maaf pada putra sulungnya itu.

Setiap malam, ia dihantui rasa bersalah atas kejadian bertahun-tahun lalu. Banyak waktu yang telah ia habiskan untuk berpikir, terutama setelah Naruto datang kerumah enam tahun yang lalu, mengatakan bahwa Menma telah membunuh istrinya.

Ia menyadari bahwa putra sulungnya itu telah banyak menderita karena perlakuanya malam itu. Ia juga turut andil menanamkan dendam dihati Menma pada Naruto karena mengatakan Naruto-lah yang membunuh ayah mereka.

'Ibu minta maaf'

Jika ia harus menghabiskan sisa hidupnya untuk mengemis maaf pada putra sulungnya itu, ia akan lakukan.

Flash Back

Naruto berlari menembus hujan ke kediaman besar keluarganya. Semalam ia mendapatkan kabar bahwa ayahnya tewas dalam kecelakaan peswat dengan tujuan Jepang. Ia sangat shock dan langsung memesan tiket untuk kembali ke Kaukasia.

Ia benar-benar tidak tahu kalau ayahnya akan ke Jepang, terakhir mereka berkomunikasi empat hari lalu dan tidak membicarakan soal itu sama sekali.

Ia melangkah masuk kerumah yang sudah disambangi beberapa pelayat. Orang-orang berpakaian hitam itu menatap kearahnya dengan pandangan sulit diartikan. Dibagian tengah rumah ada foto ayahnya dengan beberapa karangan bunga dan lilin-lilin kecil. Jasadnya mungkin sudah hancur dan tidak akan ditemukan lagi.

"A-ayah?" Naruto melangkah mendekat dan jatuh bersimpuh di depan foto ayahnya. Ia menangis disana, dengan semua mata tertuju padanya.

Hingga tarikan kuat dibahunya benar-benar mengejutkan dirinya.

BUGH

"Dasar pembawa sial." Menma memukul wajah kakanya dengan begitu keras hingga Naruto tersungkur dilantai.

Naruto yang sedang kalut hanya bisa terdiam diatas lantai tanpa mengatakan apapun. Ia tidak mengerti kenapa semua orang disini menatapnya dengan tatapan menghakimi.

"Kau telah membunuh ayah." Maki Menma didepan semua pelayat yang adalah keluarga dan kerabatnya.

Ia bangkit berdiri dengan tubuh gemetar "dimana ibu?"

Menma hanya diam, ia menatap benci kearah kakanya itu. Meski ia membenci ayah, ia tidak pernah menginginkan ayahnya mati dengan cara mengenaskan seperti ini dan itu semua karena kakaknya, orang yang paling ia benci dikeluarga ini.

Naruto mengusap air matanya kasar dengan lengan baju, lalu dengan langkah gontai ia naik ke lantai dua, ia meraskaan tatapan tajam semua orang yang seolah menusuk punggungnya.

BRUK

Menma menarik lengan Naruto dan menendang tulang keringnya kuat-kuat.

"Biarkan aku menemui ibu." Naruto mendorong tubuh Menma dan menapaki tangga itu, kini dengan langkah tertatih.

Naruto mengetuk pintu besar kamar orangtuanya. Tak ada jawaban, jadi ia masuk kedalam dan mendapati ibunya berbaring diatas ranjang memunggungi pintu.

"Ibu.." ujar Naruto lirih.

Kushina memejamkan matanya seraya menumpahkan air mata. Ia masih tidak percaya bahwa Minato telah tiada, meski perbincangan terakhir mereka adalah perdebatan soal anak. Minato tetaplah suaminya, ia sangat mencintai suaminya itu.

HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang