f o u r t y o n e

1.1K 62 6
                                    

Vote....

Author POV

Terlihat Dave sedang mengetuk pintu kamar tamu yang ditempati Keysha. Saat ini jam telah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Tapi gadis itu belum keluar dari kamarnya.

"Key, gue masuk ya," ucap Dave. Karena tak ada jawaban, Dave memutuskan untuk langsung masuk ke kamar Keysha.

Dave hanya tersenyum kecil saat melihat tubuh Keysha yang masih terbungkus selimut sebatas leher. Tanpa berlama-lama ia berjalan ke arah ranjang.

"Key, bangun." Tangannua sibuk mengguncang tubuh Keysha dengan pelan.

"Key, udah jam enam," ucap Dave. Tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut Keysha yang berada di wajah.

Ekspresi laki-laki itu berubah saat merasakan suhu panas pada dahi Keysha. Karena penasaran ia melakukannya lagi, memegang dahi Keysha.

"Panas," gumam Dave.

Dave segera keluar dari kamar tamu. Kakinya melangkah menuju dapur, di mana sang mama berada. Dengan kepanikan Dave menghampiri sang mama.

"Ma, Keysha demam," ucap Dave. Seketika Tante Dyra menghentikan aktivitasnya.

"Demam?" ulang Tante Dyra.

"Iya, Ma," balas Dave.

"Kamu siapin air hangat buat kompres. Mama mau nyelesain ini dulu," ucap Tante Dyra. Dengan cekatan Tante Dyra mematikan kompor lalu mengangkat tempe dari penggorengan.

Kemudian ia melepaskan apron yang dikenakan. Tak lupa ia mencuci tangannya.

"Kamu bawa ke kamar Keysha dulu. Mama mau bangunin papa sekalian ambil termometer," ucap Tante Dyra. Dave hanya mengangguk patuh.

Dave berjalan menuju kamar tamu sembari membawa baskom berisi air hangat. Dengan langkah pelan ia masuk ke dalam kamar Keysha.

"Key, bangun," ucap Dave.

"Keysha, bangun." Kini Dave menepuk pipi Keysha pelan.

"Key." Dave tersenyum kecil saat Keysha mulai menggeliat dalam tidurnya. Tak lama kemudian mata Keysha mengerjap lalu terbuka sempurnya.

Binar mata Keysha hilang, digantikan dengan tatapan sayu. Melihat mata Keysha yang seperti itu membuat Dave iba. Gadis yang belum genap delapan belas tahun sudah mengalami berbagai peristiwa kehilangan dalam hidupnya.

"Lo nggak usah sekolah dulu ya, Key," ucap Dave seraya mengelus kepala Keysha.

Keysha hanya mengangguk patuh. Ia begitu lemas. Tubuhnya terasa menggigil, padahal keringat mengucur deras di tubuhnya.

"Keysha, kamu beneran demam?" tanya Tante Dyra. Lagi-lagi Keysha hanya mengangguk.

"Dave, kamu keluar dulu. Mama mau gantiin Keysha baju," ucap Dave. Tanpa membantah ucapan sang mama Dave memilih beranjak dari kamar tamu.

"Kamu pakai ini ya," ucap Tante Dyra sembari menyodorkan termometer kepada Keysha. Dengan perlahan Keysha memasukkan termometer ke dalam mulutnya.

Keysha hanya pasrah ketika Tante Dyra melepas pakaian yang melekat di tubuhnya. Ia memilih memejamkan mata agar rasa malunya tidak begitu kentara.

Tante Dyra juga mengompres di bagian ketiak, bawah lutut dan juga pangkal pahanya. Keysha sudah tak heran dengan yang dilakukan Tante Dyra. Karena mengompres dibagian tersebut lebih efektif daripada mengompres di dahi.

Keysha merasakan tubuhnya lebih nyaman saat pakaiannya telah berganti. Dalam hati ia memuji Tante Dyra yang sangat telaten merawatnya. Tak peduli walau Keysha hanyalah orang asing yang menumpang di rumahnya.

"Kamu panas tinggi, Key. Kamu istirahat dulu, ya. Tante mau nelpon dokter dulu," ucap Tante Dyra sambil menyeka keringat yang mengucur dari dahi Keysha.

"Iya, Tan," balas Keysha lirih.

"Tante tinggal dulu, ya," ucap Tante Dyra. Keysha hanya mengangguk untuk kesekian kalinya.

Setelah Tante Dyra keluar dari kamarnya, Keysha mulai memejamkan matanya. Berharap ketika ia bangun tubuhnya akan jauh lebih baik.

"Mas, tolong telpon Kak Bastian buat dateng ke sini," ucap Tante Dyra saat ia telah sampai di ruang makan.

"Nanti aku telponin. Gimana keadaan Keysha?" ucap Om Devan.

"Panasnya tinggi, Mas. Aku suruh Keysha istirahat lagi sambil nunggu Kak Bastian datang," ucap Tante Dyra sembari menyiapkan sarapan untuk sang suami.

"Terus kalau Keysha nggak berangkat latihan ujiannya gimana?" tanya Tante Dyra.

"Udah selesai kok, Ma," balas Dave.

"Syukurlah," balas Tante Dyra.

Selannjutnya mereka sarapan dengan diselingi obrolan ringan.

*****

"Key, bangun sayang," ucap Tante Dyra. Ia mengguncang tubuh Keysha dengan pelan.

"Keysha, minum obat dulu yuk." Kali ini Tante Dyra mengusap rambut Keysha. Tak membutuhkan waktu lama, mata Keysha mulai terbuka dengan perlahan.

Tante Dyra membantu Keysha duduk dan bersandar di kepala ranjang. Selanjutnya ia menyuapi Keysha bubur buatannya.

Keysha hanya menurut saat Tante Dyra menyuapinya. Tanpa ia sadari air matanya menetes. Tiba-tiba ia ingat sang mama yang dua tahun belakangan ini tidak pernah seperhatian Tante Dyra.

"Kenapa nangis? Ada yang sakit?" tanya Tante Dyra.

"Nggak kok, Tan," balas Keysha lirih.

"Jangan nangis, di sini ada Tante yang masih peduli sama kamu," ucap Tante Dyra. Tangannya mengelus rambut Keysha sayang.

"Makasih, Tan," balas Keysha. Tante Dyra membalasnya dengan memeluk Keysha erat.

*****

Tidur Keysha terusik saat merasakan sesuatu berada di dahinya. Dengan malas ia membuka matanya, memgerjap sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.

"Dave," ucap Keysha saat penglihatannya menangkap sosok Dave.

"Gimana keadaan Lo?" tanya Dave.

"Udah mendingan kok," balas Keysha diakhiri senyum kecil. Kemudian ia duduk di ranjang dibantu oleh Dave

"Tadi mama bilang kalau Lo itu stres, jangan terlalu mikir keras, Key. Dua hari yang lalu Lo sakit dan hari ini juga. Jangan buat gue khawatir, Key," ucap Dave.

"Makasih udah khawatirin gue, Dave. Sekarang ini gue cuma punya kalian, gue sendirian, hiks," ucap Keysha. Pertahanannya runtuh, ia kembali menangis.

Dengan sigap Dave memeluknya, "Lo itu berharga bagi gue. Jangan khawatir, Lo nggak sendirian di sini. Ada gue, mama, papa yang sayang sama Lo dengan tulus." Tangannya mengelus rambut Keysha dengan sayang. Sedangkan gadis itu semakin terisak di dekapan Dave.

"Makasih, Dave. Jangan ninggalin gue. Gue sayang sama Lo," ucap Keysha.

"Gue juga sayang sama Lo pakai banget, Key," balas Dave. Ia semakin mengeratkan pelukannya. Pelukan itu sebagai isyarat jika ia benar-benar menyayangi Keysha.

Tanpa mereka sadari, Tante Dyra dan Om Devan mengintip kegiatan mereka. Wanita empat puluh tahunan itu menangis di dekapan sang suami.

_______________________________________

Author muncul lagi. Nggak kerasa ya puasanya hampir selesai. Btw kalian puasanya bolong berapa?

Purwodadi, 22 Mei 2020

KEYSHA ✔Where stories live. Discover now